Chapter 5 (Last Hope)

53 1 2
                                    

Satu bulan telah berlalu setelah kepergian ibu dan teman-temannya, rumah Hiru masih tampak sangat berantakan, terutama dibagian depan yang hancur karena bekas serangan dari William, disana sama sekali tidak tampak lagi adanya kehidupan, karena memang setelah selesai melakukan pemakaman terhadap ibu dan ke empat temanya, Hiru merasa sangat terpukul sekaligus merasa bersalah terhadap keluarga Audri dan Bima, meskipun keluarga mereka tidak pernah menyalahkan Hiru sedikit pun, sejak saat itu Hiru tidak pernah keluar rumah sama sekali, dia hanya berdiam diri dikamar dan seakan sudah tidak mempunyai semangat untuk hidup, kantung mata yang membesar karena saking seringnya menangis, rambut yang berantakan dan tubuh yang mulai terlihat kurus dengan wajah yang pucat, begitulah keadaanya saat ini, katena memang Hiru hanya makan jika ada keluarga dari Audri atau Bima yang berkunjung kerumahnya membawa makanan.

Setelah mengalahkan Hiru dan temanya White Order berhasil dengan mudah menguasai wilayah itu, dan saat ini sudah hampir 99% dunia sudah dikuasai oleh White Order, hanya tinggal menunggu waktu sebentar lagi sampai mereka benar-benar menguasai dunia.

Didalam ruangan yang cukup besar sekarang sudah terdapat sekitar 20 orang yang memakai topeng sedang duduk disana, termasuk jendral yang memimpin penyerangan terhadap Hiru dan temanya. mereka duduk mengelilingi sebuah meja yang jika dilihat sekali lagi, meja itu bisa menampilkan display gambar seperti pada layar monitior.

"Jadi, kapan kita akan mulai memasangkan alat itu pada penduduk disana yang wilayahnya sudah berhasil kau kuasai dari para pengganggu itu jendral Smith ?"

Sebuah pertanyaan dengan nada serius yang berasal dari pimpinan tertinggi White Order mengarah kepada seseorang yang mengenakan topeng yang tak lain adalah Smith Luderwict, jendral yang memerintahkan Vincent dan William untuk menghabisi ibu dan teman-teman Hiru.

"Dari rencana ku, aku akan mulai memasangkan alat itu sekitar dua atau tiga hari lagi"

"Rencana ?!!! apakah kita masih harus mempercayai rencana mu ?, kita sudah kehilangan limaratus pasukan elit dan dua orang special kita hanya karena rencana mu, itu harga yang sangat mahal yang harus kita bayar hanya untuk menguasai satu wilayah saja"

Suara celaan itu berasal dari orang yang duduk persis didepan jendral Smith, tapi dengan sifatnya yang tenang dan santai, jendral Smith hanya sedikit tersenyum menghadapinya.

"Kita harus memastikan bahwa pengganggu itu sudah tidak ada lagi agar semuanya bisa berjalan tanpa ada gangguan"

"Tapi kita sudah menunggu satu bulan hanya untuk memastikan pengganggu itu akan bergerak lagi atau tidak, lalu apakah kehilangan pasukan elit dan dua orang special itu belum cukup untuk memastikanya"

"Sudah cukup!, sampai kapan kalian akan terus berdebat, aku harap kau bisa mengerti jendral Araya, mengapa jendral Smith mengambil keputusan untuk mengirimkan pasukan elit dan dua orang itu kesana, apa kau tidak berfikir, jika dua orang itu saja bisa mereka kalahkan, bagaimana jadinya jika kita hanya mengirimkan pasukan biasa, kita akan mengikuti rencana jendral Smith, Persiapkan semuanya dalam waktu tiga hari, dan menurut informasi yang kudengar bahawa Hiruma Elrich yang berhasil membunuh Wiliam masih hidup, Apakah itu benar Jendral ?"

Dari arah depan suara dari pemimpin White Order yang tegas segera menghentikan perdebatan antara jendral Smith dan jendral Araya.

"Ya benar, aku sengaja membuatnya tetap hidup, karena aku yakin suatu saat kecerdasan dan kekuatanya akan bermanfaat untuk kita"

"Terserah kau saja, pertemuan hari ini kita sudahi sampai disini"

Semua jendral berdiri mengahadap pimpinan itu sambil mengepalkan tangan mereka di dada, kemudian satu persatu jendral yang ada disana menghilang dari pandangan, karena memang sebagian besar jendral yang datang pada pertemuan itu hanyalah tampilan virtual reality.

SwitchWhere stories live. Discover now