02 : Aneh

697K 41K 6.2K
                                    

AUTHOR POV

LELAKI yang terkena imbasnya adalah Alfano. Dirinya diharuskan bertanggung jawab atas perbuatan buruk yang dilakukan Alex sahabatnya.

Nama panjangnya Alfano Gibadesta. Anak satu satunya dari keluarga Gibadesta. Ayahnya Devan Gibadesta adalah pemilik perusahaan ternama di indonesia. Memiliki wajah yang tampan sudah cukup membuat Fano mendapat gelar most wanted disekolahnya.

Fano adalah lelaki yang tidak banyak bicara, malas untuk berbasa basi, dan tentunya dia adalah manusia tercuek yang pernah ada. Fano adalah tipe manusia yang tidak pernah mau mencampuri urusan orang.

Mengetahui bahwa Fano menghamili seorang gadis culun yang tidak pernah dipedulikan sama sekali kehadirannya, membuat satu sekolah gempar.

Tentunya mereka tidak percaya bahwa seorang Alfano menghamili adik kelasnya sendiri.

Ia sebenarnya cukup terkejut karna gadis itu menuduhnya. Bahkan ketika jari telunjuk gadis itu mengarah padanya, Fano benar benar tak bereaksi sama sekali. Ia masih belum mengerti kenapa gadis itu menunjuknya.

Kini Fano tengah berada tepat didepan ayahnya Devan untuk mengatakan yang tidak seharusnya ia katakan. Untuk mengelak saja lelaki itu tidak bisa, bukan karna takut melainkan hati Fano melarangnya untuk bilang bahwa dia bukan orangnya.

Jika telunjuk gadis itu mengarah pada Alex, entah apa yang terjadi. Mungkin pertengkaran akan terjadi dan Alex akan mengelak seperti rencananya.

"Ayah sudah mendengarnya dari pihak guru disekolahmu," ucap Devan.

Fano hanya menampilkan wajah datarnya, menunggu kelanjutan dari ayahnya.

"Nikahkan dia. Dan kamu lanjutkan sekolahmu," ucap Devan santai.

Fano terdiam lalu kembali menatap ayahnya, "Ayah nggak marah?" Tanya Fano.

"Nasi sudah menjadi bubur. Lagi pula, berarti anak ayah tidak penyuka sesama jenis seperti kata orang," Senyum Fano mengembang saat itu juga.

"Untuk apa ayah percaya dengan omongan orang," ucap Fano menanggapi.

Devan tergelak, lalu ia mengembangkan senyumnya melihat anak satu satunya yang begitu jadi kebanggaannya.

"Sebaiknya kamu istirahat. Besok kita selesaikan semuanya, tidak perlu khawatir,"" Fano mengangguk sebagai jawaban lalu ia keluar dari dalam ruangan pribadi ayahnya.

Percayalah, Fano sudah menduga jawaban itu. Ayahnya adalah tipikal seorang bapak yang tidak akan mau memperpanjang suatu masalah.

Fano melangkahkan kakinya menuju mobil. Saat didalam mobil, ia terdiam sejenak. Tak lama ia melajukan mobilnya dan menjauh dari kantor Devan.

***

Syasya terdiam dikamarnya sembari terus menangis. Ia tidak tahu harus apa sekarang. Kepalanya pening, hatinya sakit, dan ia benci dengan semuanya.

Tiba tiba pintu terbuka lebar memperlihatkan adiknya yang terakhir yang baru berumur 6 tahun tengah menatapnya.

"Kak, Ca!" panggilnya, Syasya langsung mengusap air matanya dan tersenyum getir kearah Nina.

"Ada apa sayang?" Tanya Syasya berusaha untuk terlihat biasa saja.

"Kak caca nangis ya," ucapnya lalu memeluk tubuh syasya, disitu syasya benar benar sesak luar biasa. Sekuat tenaga ia berusaha untuk menahan air matanya agar tidak terjatuh.

Asya Story (SELESAI)Where stories live. Discover now