24 : sifat Fano

469K 28.1K 1.6K
                                    

FANO mengendarai motornya menuju rumah Zafran yang adalah base campnya. Dengan perasaan berkecamuk ia terus menambah kecepatan motornya. Selain mobil, Fano juga mempunyai ahli dalam mengendarai motor.

Sesampainya di sana, Fano langsung memasuki rumah Zafran yang terpantau cukup sepi. Bisa dikatakan Zafran anak dari kedua orang tua yang gila kerja. Maka dari itu di rumahnya hanya ada Zafran dan pelayan di situ.

Ketika melihat batang hidung Fano, Zafran langsung menatap antusias.

"Wideeehh! Ada angin apa yang membawa pangeran sekolah kesini?" Ledekan tersebut tak menghentikan langkah Fano. Dengan wajah datar Fano langsung duduk di sofa milik Zafran. Melihat itu, Zafran hanya menggeleng geleng.

"Ada masalah bro? Ceritalah. Nggak udah sok jaim gitu." Tambah Zafran kini mulai menatap Fano.

Sedangkan Fano malah memejamkan matanya.

"Ada Andi?" Bukannya menjawab pertanyaan Zafran, kebiasaan Fano adalah mengabaikannya. Zafran mendengus kesal.

"Iye ada, lagi boker orangnya. Dih gue nanya nggak di jawab asu." Ucap Zafran sembari berdecak. Sedangkan Fano hanya diam tidak memperpanjang.

Zafran tahu, jika Fano saat ini sedang dalam mood yang tidak baik, maka dari itu ia memilih diam dan membiarkan Fano.

"EHH ADA BANG PANO! APA KABAR BANG?" suara itu membuat Fano mau tidak mau mendengarnya. Siapa lagi kalau bukan andi.

"Nggak calling-calling dulu sih tumben." Lanjutnya lalu duduk di samping fano.

"Eh Fan, jan deket deket bege. Abis boker dia." Celetuk Zafran memberitahu, Fano dengan sebal langsung mendorong Andi membuat andi menatap Fano dramatis.

"Teganya kamu nak. Bapak tidak ajarkan kamu untuk menjadi durhaka." Ujar Andi pada Fano.

"Geli bangsat!" Pekik Zafran.

Fano hanya mendengus malas.

"Alah lu tukang pitnah! Abis boker juga gua cuci tangan kali. Nggak ada otak lu Anjing!" Ucap Andi sembari menatap Zafran sengit. Sedangkan yang di tatap sengit hanya cengengesan.

Fano yang niatnya ke rumah zafran untuk menenangkan diri, ternyata salah. Disini sama sekali tidak tenang.

"Gimana kabar alex?" Tanya Fano tiba tiba.

Zafran dan Andi yang mendengarnya cukup terkejut. Karna biasanya Fano paling tidak suka mendengar nama alex tentunya sebelum kejadian itu.

"Hm.." zafran menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Andi dengan cepat menjawab, "Sekarat kayaknya. Tuh anak mabok mulu kata Tasya."

Fano terdiam begitu pun Zafran.

"Fan." Panggil andi.

"Gue rasa udah cukup deh rasa benci lo sama Alex. Sejahat jahatnya dia, dia tetep temen kita kan?"

Fano masih terdiam.

"Dia...makin ancur Fan. Semenjak lo musuhin dia, dia juga nggak pernah main kesini. Lo tahu kenapa? Karna dia takut lo marah." Tambah Zafran mencoba menyambung ucapan Andi.

Andi mengangguk sedangkan Fano masih setia membungkam mulutnya.

"Lo nggak kasihan apa Fan?" Tanya Zafran.

"Nggak tahu." Jawab fano akhirnya.

"Gue tahu emang sulit banget pastinya maafin dia. Tapi setidaknya lo cobalah. Apalagi kan dia juga tersiksa di rumahnya Fan, bokapnya berantem mulu sama nyokapnya. Tempat larinya dia cuma ke kita. Nah, sekarang karna kita jauh sama dia, dia larinya kemana? Ke tempat setan itu." Penjelasan Zafran membuat Fano menghela nafasnya.

Asya Story (SELESAI)Where stories live. Discover now