11 : Fano

537K 36.8K 4.2K
                                    

Fano POV

SAAT di perjalanan, aku dengan segera menelpon Asya. Namun nomornya tidak aktif.

Apakah ia sedang tidur?

Sembari terus melajukan mobilku menabrak derasnya hujan, aku menelpon ibuku untuk memastikan keadaan asya.

"Hallo ma?"

"Hallo Fan! Ya ampun, kamu di mana? Kenapa nggak pulang pulang?" semprotan dari sang ibu membuat senyumku tertarik.

"Maaf ma, ini Fano lagi perjalanan balik kok."

"Itu fan..mama juga mau ngasih tau, Syasya juga belum pulang. dia izinnya sih ke toko buku di Mall-"

"Hah? Asya sendirian ma?" Potongku, "Ah- iya. Soalnya dia maksa sayang, jadi mama izinkan. Tapi, mama sedikit khawatir karna dia belum juga mengabari keberadaannya."

Dengan segera aku menepikan mobilku ke kiri, untuk mendengar penjelasan dari ibuku.

"Ma, Asya kan lagi hamil...kenapa mama biarin dia pergi?" Mendengar pertanyaanku, Ibuku langsung gusar.

"Iya maafkan mama. Mama menyesal."

"Nggak papa, ma. Yaudah biar Fano cari Asya."

"I-iya Fan.."

"Yaudah Fano tutup telfonnya. Mama jangan khawatir ya."

Nit.

Aku langsung mematikan sambungannya dan segera menjalankan mobilku untuk memutar balik. Aku baru saja melewati pusat perbelanjaan besar tadi, pastinya Asya ke sana. Tidak mungkin ia pergi jauh.

Akhirnya aku sampai di depan Mall, aku langsung segera mencari Asya di mana pun dia berada.

Entahlah, firasatku tiba tiba menjadi tidak enak. Seperti akan ada hal buruk terjadi. Namun aku tetap positif thinking.

Setelah berlama lama aku mengitari mall, aku tidak menemukan Asya sama sekali. Sempat frustasi, sampai pada saatnya aku keluar Mall.

"Kemana lo Sya? Ini hujan." Gumamku saat aku sudah memasuki mobilku.

Aku menjalankan mobilku dan masuk pada jalanan yang sudah tidak terpakai. Entahlah,rasanya sebenarnya mustahil bisa menemukan asya di sana.

Tapi...tidak salahnya mencoba kan?

Saat menyusuri jalan, aku terdiam sejenak. Kalau Asya sudah sampai rumah, pasti ibu mengabariku.

Aku mengacak rambutku frustasi, sialan. Aku benar benar khawatir sekarang.

jalanan yang sepi membuat aku terbawa suasana sampai pada saatnya mataku menangkap seorang perempuan yang berdiri di jembatan jalan sendirian tanpa seorang teman pun.

Dia terlihat kacau, berdiri seperti akan memasrahkan dirinya pada tuhan. Dan itu...Asya.

Ya! Itu Asya-nya, aku terus memastikan bahwa aku salah liat. Nyatanya itu benar istriku.

Dia...Apakah syasya ingin bunuh diri?!

Dengan segera aku berlari keluar, menabrak derasnya hujan tidak peduli seragam sekolahku basah.

Aku terus berlari, dan aku melihat tubuhnya sudah limbung hendak menjatuhkan dirinya.

Dengan tenagaku, aku terus berlari dan saat sampai, dengan panik aku langsung menariknya.

"What the fuck are you doing?!" Pekikku dan ia menampilkan wajah terkejut karna kehadiranku.

"Fa..fano.."

Asya Story (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang