ᴘᴀᴘᴇʀ ᴘʟᴀɴᴇ

8.2K 1.4K 380
                                    

"Mark ngga bisa dateng?" Misa mengerjapkan kedua matanya, ngga percaya dengan berita yang baru aja dia denger dari bibir Doyoung.

"Iya, katanya ada meeting mendadak ngga bisa ditinggal, ini bener-bener mempengaruhi saham perusahaannya Mark, Misa." Doyoung ngusap bahunya Misa yang udah lemes.

Ayolah, di hari wisudanya kekasihnya tidak datang? Mark gila. Dia akan sangat marah pada lelaki itu setelah ini, dia tidak peduli lagi.

"Udah sana duduk bareng yang lain" Doyoung nunjuk temen-temennya Misa yang udah mulai duduk di kursi masing-masing di dalam aula hotel tempat dia wisuda itu.

Misa menghela nafasnya sebelum akhirnya mengangguk, "yaudah, Misa kesana ya Mas Doy." Kakinya melangkah meninggalkan Doyoung yang cuma menghela nafasnya. Merasa kasihan karena gadis itu terlihat sangat sedih.

Setelah melewati waktu yang panjang dan entah udah berapa mahasiswa yang di sebut buat maju kedepan, sekarang giliran Misa buat maju dan nerima gelarnya.

Misa menghela nafasnya sekali lagi, dia harus tersenyum. Ini sekali seumur hidup dan dia tidak akan merusak momen ini hanya karena Mark tidak datang.

Misa naik ke atas panggung, menerima gelarnya sambil mengucap beberapa kalimat terima kasih karena telah mendidiknya selama beberapa tahun ini.

Setelah bersalaman dan berfoto bersama, Misa turun dari panggung itu. Masih dengan rasa sedih karena lelaki yang sangat ia harapkan kehadirannya itu tidak datang.

Misa akan merajuk pada Mark setelah dia pulang dari acara wisuda ini. Lihat saja. Tidak ada ciuman, tidak ada pelukan, tidak ada semuanya! Misa akan membuat Mark menyesal karena tidak datang di hari yang penting ini.

Berjam-jam berlalu dan akhirnya seluruh mahasiswa di aula hotel itu udah nerima gelarnya. Misa menghela nafasnya lagi, akhirnya acara ini akan berakhir sebentar lagi.

"Mi, anterin ke toilet" Kara goyangin badannya Misa yang duduk pas banget disampingnya. Misa noleh terus ngangguk, keduanya jalan keluar dari aula menuju toilet hotel.

Kara mencuci kedua tangannya ketika ia selesai dengan kegiatannya di dalam toilet, dia liatin sahabatnya yang dari tadi tampak sedih, "kenapa Mi?"

"Mark ngga dateng, ada meeting mendadak."

Kara ngusap bahunya Misa, "yaudahlah, dia kan kerja buat kamu juga. Jangan sedih gitu."

Misa ngangguk pelan, terus keduanya balik lagi ke aula hotel itu dan kembali duduk di bangku masing-masing.

Misa liatin ponselnya, berharap lelakinya ada menghubunginya sekedar untuk mengucapkan selamat atas kelulusannya.

Nihil.

Mark sialan.


















































Mark sialan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Paper Plane [✔]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora