ᴛʀʏ ᴀɢᴀɪɴ

7.3K 1.1K 52
                                    

Udah 7 bulan sejak Mark dan Misa menikah, tapi si manis belum juga di beri kepercayaan untuk memiliki buah hati. Misa masih selalu berusaha dan berdoa agar ia dan Mark cepat memiliki keturunan.

"Ayah pulang!" Pintu rumah terbuka dan nampilin Mark yang lagi ngelonggarin dasi yang melingkar di lehernya itu.

Misa yang tadi sibuk masak di dapur langsung menghentikan aktifitasnya dan berlari menuju pintu depan, menyambut kepulangan suaminya

"Selamat datang, ayah!" Misa bantuin Mark buka dasinya dan ngelepasin jas lelaki itu. Sebuah kecupan mendarat di bibir Misa, "aku kangen." Kalimat lain yang keluar dari bibir suaminya setelah ia datang tadi.

Misa bersemu, "aku juga kangen. Oh iya, besok kamu sibuk sayang?" Misa jalan ke ruang cuci baju dan naruh jas sama dasinya Mark disana. Emang kebiasaan Misa sih ini buat nyuci barang-barang Mark setelah di pakai sekali olehnya.

"Besok ya, besok kan libur." Mark ngikutin Misa ke ruang cuci, dia peluk tubuh istrinya dari belakang, mengecupi leher jenjang gadisnya.

"Maksudku, ada tugas kantor atau engga. ."

"Emang kenapa?" Mark balikin tubuhnya Misa, dia masukin Misa kedalam pelukannya, Misa menerima pelukan itu dan memilih memeluk tubuh lelaki itu balik, "mamahmu tadi nelpon aku, katanya kangen. Aku maunya besok kita ke sana, gimana?"

Mark ngangguk tanpa berpikir lama, ya kalo mamanya kangen kan dia harus datengin. Lagian tugasnya juga udah selesai.

Misa senyum, dia lepasin pelukan itu terus megang pipi suaminya, "mau mandi atau makan dulu, hm?"

"Kalo mandi aku mau sama kamu. ."

"Masakanku belum siap, kamu mandi dulu aja deh." Misa baru aja mau dorong Mark biar lelaki itu masuk ke dalam kamar, tapi ditahan balik oleh lelaki itu.

"Makan dulu, aku mau mandi bareng kamu."

Misa senyum, akhirnya dia cuma ngangguk tanpa nolak permintaan suaminya itu.




🌻🌻🌻




"Mamah!" Orang pertama yang nyambut Misa dan Mark di rumah itu adalah mamanya Mark. Beliau tampak tersenyum dan membawa Misa masuk kedalam pelukannya.

"Mamah kangen lho."

Misa senyum, dia suka sekali sama kedua mertuanya. Mereka sangat baik dan begitu pengertian dengan keadaan Mark dan Misa.

"Misa juga kagen mamah!" Mark senyum lihat tingkahnya Misa, Misa benar-benar seperti anak kecil, dia suka itu.

"Mah, ayo masuk." Ajak Mark, Misa sama mamanya Mark ngangguk, keduanya berjalan lebih depan ninggalin Mark di belakang yang ngga bisa nahan senyum lebarnya.

Keluarganya pun sangat menyukai istrinya bukan?

"Udah lama kamu ngga main kesini." Mamanya Mark ngasi Misa kue buat dia makan. Misa nerima kue itu terus dia makanin, "waktu ulang tahun Misa kan Misa kesini mah."

"Tapi kan itu 7 bulan yang lalu sayang. Oh iya, waktu itu ulang tahun kamu kan. Mark ngasi kado apa?" Pertanyaan Mamanya Mark bikin Misa tersedak. Oke, hadiahnya tidak perlu diberitahu kan?

"Hmm, ada mah hehe." Misa udah merona banget, dia pikir tidak seharusnya dia jujur tentang 'hadiah' yang Mark berikan padanya.

"Ah, kami makan malam bersama." Lanjut Misa. Dia liatin Mark yang daritadi ngga bisa nahan ketawanya. Ayolah, kenapa si manis sangat malu untuk mengungkapkannya?

"begitu?" Mamanya Mark masang muka nyelidik, Misa langsung ngalihin perhatian Mamanya Mark dengan bilang kue buatan mamanya sangat enak.

Pada akhirnya Misa melanjutkan acara makan kuenya yang tadi tertunda karena pertanyaan tiba-tiba dari sang mertua.

"Pah, sini anaknya dateng." Papanya Mark yang baru aja keluar dari kamarnya senyum. Dia deketin anak sama menantunya itu terus dia peluk, "gimana? Kesini ngga mau bawa berita bahagia? Udah 8 bulan nikah lho."

Misa sama Mark saling pandang, kedua pipi mereka reflek bersemu. Pertanyaan orang tua mereka pasti tidak jauh dari kata kata isi atau tidak.

"Belum pah, hehe."

"Kamu sih kebanyakan kerja Mark, sekali sekali libur berdua sama istrimu siapa tau cepet isi."

'Kebanyakan kerja apa orang setiap dua hari sekali gitu.' Batin Misa tapi dia masih coba senyum di depan mertuanya.

"Bentar," Papanya Mark ngerogoh saku bajunya, dan ngeluarin dua tiket pesawat, "papa sama mama mau kalian bulan madu."

"Hah?"

"Iya bulan madu, perusahaan biar papa yang mimpin beberapa hari. Ngga masalah." Papanya Mark senyum. Terus ngasihin tiket pesawat itu ke anak bungsunya.

Mark liatin tiket itu, Maldives?

Mark liatin Misa, yang di liat ngeliat balik, "kamu keberatan sayang?"

Misa menggeleng pelan, "ngga Mark."

Mark ngangguk, terus dia masukin tiket pesawat itu ke dalam saku bajunya, "yaudah, Mark sama Misa mau kok yah."

Kedua orang tua di hadapan Misa sama Mark tampak bahagia, tidak sabar mendengar berita bahagia dari bibir putra dan menantunya itu.

"Cepet isi ya."

Aku cuma mau kasi tau kalo isi book ini itu tentang keboocinannya markli, tolong maafin kalo adegan romantisnya bertebaran huhu, nanti aku jahat lagi kok 👉👈

Paper Plane [✔]Where stories live. Discover now