sᴇǫᴜᴇʟㅡᴅᴇᴀʀ ᴅʀᴇᴀᴍ

9.6K 1.3K 821
                                    

Ini jawaban dari pertanyaan kalian, kenapa Mark dan Misa meninggal💚

Doyoung perhatiin langit-langit malam dari balkon rumahnya. Dulu Misa sering menghabiskan waktunya disini, sekarang gilirannya menghabiskan waktunya disini.

Dia tidak seharusnya begini, seharusnya dia melanjutkan hidupnya. Dia punya anak dan istri, harusnya dia bersikap lebih kuat lagi.

Tapi entah kenapa dia tidak bisa.

Misa adalah semangatnya, gadis itu adalah hidupnya. Bahkan setelah dia memiliki kehidupan lain dengan wanita lainnya, Misa akan selalu menjadi kehidupan utamanya.

Malam ini langitnya benar-benar berbintang. Tangan Doyoung ia angkat, seolah menyentuh bintang-bintang itu, "kamu disana, Misa?"

"Saya kangen." Doyoung nutup kedua matanya, air matanya kembali mengalir. Ini sudah sebulan sejak Misa pergi dan hatinya belum bisa menerima.

Ngga ada yang berani ganggu Doyoung setiap dia pergi ke balkon, semuanya tau kalau Doyoung sehancur itu. Dia bahkan sempat berhenti makan selama 2 hari dan jatuh sakit.

Doyoung duduk di kursi yang biasa Misa gunakan ketika berada di balkon rumah mereka. Lelaki itu sedikit kebingungan karena air matanya tidak bisa berhenti.

"Doy ayo, berhenti. Misa pasti bahagia disana." Doyoung mukul-mukul dadanya, disana terasa sangat sakit. Rasanya sangat sesak sampai rasanya Doyoung bisa mati.

Lelaki itu menutup matanya. Menikmati angin malam yang membelai wajah tampannya. Sekali lagi bibir itu merapalkan nama gadisnya, tidak ingin Misa terlalu jauh darinya,

"Misa. . Misa. . Misa. ." Begitu terus, sampai kesadaran lelaki itu hilang dan masuk ke alam mimpinya.

Doyoung berharap bertemu Misa di dalam mimpinya.



🌻🌻🌻



Doyoung buka kedua matanya yang terasa amat melelahkan. Tubuh tingginya mundur dengan cepat ketika sadar ternyata sejak tadi dia tertidur di depan meja kerjanya.

Doyoung menarik nafasnya, sesekali mengusap dadanya, menenangkan jantungnya yang berdetak tidak karuan sejak tadi.

"WOY DOYOUNG NGAPAIN SIH LO DARITADI GUE PANGGIL KAGA JAWAB" Ten masuk ke dalam ruangannya Doyoung sambil marah-marah.

". . ." Doyoung diam, masih bingung antara mimpi dan kenyataan sekarang.

Ten yang ngeliat reaksi Doyoung yang biasa aja langsung ninju lengennya kenceng, "lo napa sih, bengang bengong kayak orang bego."

". . ."

"WOY DOYOUNG JANGAN BENGONG AJA ANJING, KAGA JEMPUT MISA LO? UDAH JAM SEGINI." Ten masih aja ngegas gara-gara Doyoung masih bengong aja daritadi.

"Hah?"

"Apa? Jemput Misa, dia nelpon gue tadi. Katanya dia udah keluar tapi lo belum jemput dia."

"Hah?"

"Hah hah mulu lo kayak tukang keong."

"Hah?"

"Capek ngomong sama orang bego." Ten yang udah capek banget ngomong sama Doyoung akhirnya milih buat keluar dari ruangan lelaki itu.

Doyoung nyubit pipinya sendiri, "shh, aw!" tangannya ngusap pipinya yang terasa nyeri akibat cubitannya sendiri, matanya melebar,

"jadi semuanya cuma mimpi?"

Doyoung dengan cepat menyambar kunci mobilnya dan berlari keluar dari ruangannya menuju parkiran. Lelaki itu melajukan mobilnya menuju sekolah Misa, dia ingin bertemu dengan gadisnya sekarang juga.



🌻🌻🌻



Disinilah Doyoung sekarang, di parkiran sekolah si manis. Lelaki itu seperti biasa menyenderkan tubuhnya di mobilnya, menunggu Misa datang.

Misa keluar dari sekolahnya dengan pipi yang ia kembungkan, dia berjalan dengan cepat kearah Doyoung dengan tatapan kesal, "Mas!!"

Belum aja Misa lanjutin omelannya, tubuhnya udah masuk kedalam pelukan Doyoung. Air mata Doyoung lolos dari matanya, ngga nyangka kalo si manis masih sedekat ini dengannya.

Gadis itu mendorong tubuh tinggi di hadapannya, dia tatap Doyoung yang masih menangis di hadapannya. Tatapannya menggambarkan betapa khawatirnya ia sekarang. Tangannya sudah menangkup pipi lelaki itu mengusap air matanya, "Mas, Mas kenapa?"

"Misa maaf." Kalimat pertama yang keluar dari bibir lelaki itu membuat Misa semakin bingung. Apa Doyoung berbuat salah sampai harus minta maaf padanya?

"Kamu jangan ninggalin saya. ." Doyoung nunduk, kelihatan banget kalo mimpi tadi bikin dia terpukul. Itu cuma mimpi, bagaimana jika semuanya menjadi kenyataan?

Misa narik tubuhnya Doyoung, dia peluk tubuh lelaki itu, mengusap punggungnya memberikan kenyamanan, "Mas, aku ngga akan ninggalin kamu." Misa sama sekali tidak berniat bertanya kenapa lelaki itu meminta maaf dan memilih untuk menenangkannya.

Doyoung ngangguk, dia memeluk kembali tubuh si manis, menenangkan dirinya sendiri ketika tahu Misa masih bersamanya sampai sekarang.

"Ayo pulang, Mas!" Misa tampak kembali ceria setelah Doyoung memeluknya tadi, bahkan acara marah-marahnya seketika berhenti.

Doyoung ngangguk, dia buka pintu mobilnya buat gadis itu kayak biasanya. Misa senyum, terus dia masuk ke dalam mobil itu dan menunggu Doyoung masuk dari pintu sebelah.

Lelaki itu baru aja mendudukan dirinya di jok pengemudi, Doyoung liatin Misa yang juga lagi liatin dia sambil senyum, "kok nda jalan mas?"

"Gak mau pegang tangan saya?"

Senyuman di wajah Misa semakin lebar, oh tentu saja dia mau menggenggam tangan lelaki yang ia cintai.

Tangan keduanya bertaut, senyum Doyoung mengembang seketika. Setelahnya Doyoung mulai menjalankan mobilnya itu menuju rumah mereka dengan Misa yang masih liatin dia walaupun sekarang tatapannya berubah menjadi bingung,

Sejak kapan Mas Doy begitu mencintainya?

NIH GAIS YANG KALIAN TUNGGU-TUNGGU🖑😳

Paper Plane [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang