2. Kenangan satu orang

63 2 0
                                    

Siap baca update-an?
---------------------------
Dimas, termenung di ruang kerjanya. Ia memikirkan pertemuannya tadi pagi dengan Delia.

Mereka pertama bertemu saat berada di kelompok ospek yang sama saat kuliah.

Awalnya ia tidak mau mengikuti ospek karena baginya itu hanya kesempatan kakak tingkat untuk mengerjai adik kelasnya. Tapi daripada menghadapi omelan kakaknya di rumah sepanjang hari, ia lebih baik pergi ke kampus.

Ospek di kampusnya berjalan mulus sampai mereka ditugaskan untuk memilih ketua kelompok. Banyak sekali orang yang menghindar untuk ditunjuk. Karena batas waktunya semakin dekat, namun kelompok mereka belum mendapat ketua atau calonnya. Dimas baru saja akan mengajukan dirinya, tapi dia keduluan oleh Delia.

"Oke, aku akan mengajukan diri jadi ketua, ada yang mau juga?" ujar Delia sambil menatap semua wajah teman sekelompoknya. Semua akhirnya setuju, termasuk Dimas.

Ia tidak pernah menduga, bahwa gadis yang pendiam itu tiba-tiba mau mengajukan diri menjadi pemimpin kelompok. Saat memimpin Delia sangat bijak dan mampu menyelesaikan tugas kelompok dari senior dengan cepat dan efisien.

Tok... tok... ada yang mengetuk pintu ruangannya.

"Pak, sudah waktunya makan siang pak. Saya keluar dulu ya." ujar Mbak Rina sekretarisnya.

"Oh, maaf. Iya silahkan istirahat Mbak Rina." Dimas tersadar dari lamunannya. Aku harus meminta nomornya dari kakakku.

Dimas: Kak, boleh tahu nomor gurunya Kresna?
Ajeng: Buat apa dek?
Dimas: Aku ada perlu.
Ajeng: Ciye... ada perlu apa dek? Wkwkwk
#Ms Delia
Tuh cepet disimpen. Bintangin kalo perlu. Wkwkwk. Makasih ya udah antar Kresna tadi. Dapet bonus juga ya dek???

Dimas sengaja tidak membalas gurauan kakaknya dan langsung menyimpan nomor Delia di hp-nya.

Dimas: Delia, ini aku Dimas. Kapan kita bisa bertemu?

Cukup lama Dimas memandangi layar hp-nya, sampai ia tiba-tiba teringat kalau ini memang belum waktunya Kresna pulang sekolah. Ia pun menyimpan hp-nya dalam saku, lalu keluar ruangan untuk makan siang.

Di waktu makan siang, hp Delia berbunyi. Chat dari paman anak didiknya masuk. Ia melihat isinya, lalu berpikir bagaimana seharusnya ia merespon. Toh, kalau mau mengelak tidak bisa, karena ia juga yang terlanjur menawarkan jawaban pada laki-laki itu. Bersamaan dengan selesainya ia makan, ia mengetikkan jawaban chat kepada Dimas.

Delia: Besok, di perpustakaan Jl. Baru jam 2 siang.

Delia menghela nafasnya perlahan, ia meneguk air dari gelas di hadapannya lalu bangkit dari duduknya untuk mencuci piring di pantry sekolah. Besok akan jadi hari yang melelahkan.

--------------------------------------

Segini dulu updatenya. Jangan lupa vomment ya good reader ;)

Dari tempat berbau hujan...
Maifreya20

Did we met before?Where stories live. Discover now