8. Cerita lain malam itu

40 1 0
                                    

Setelah kecupan singkat yang mampir tiba-tiba di bibirnya Delia merasa sangat malu, sampai-sampai mengira AC mobil sudah dimatikan padahal masih menyala dengan kencang.

Ia baru sadar ada tangan Dimas di bahunya dan memutuskan untuk segera menjauh dan melepaskan tangan Dimas yang bersandar di bahunya.

"Kurasa kita belum seakrab itu... Terima kasih karena sudah mengantarku pulang..." tanpa melihat Dimas, Delia mengucapkan kalimatnya lebih kencang sekaligus mencoba menutupi bunyi detak jantungnya yang berdebar kencang, sampai ia takut suaranya akan terdengar oleh lelaki di hadapannya.

Dimas menyunggingkan senyum tipis melihat kegugupan Delia.

"Sama-sama. Aku nggak keberatan nganter kamu pulang tiap hari..."

Delia langsung refleks menatap wajah Dimas yang sedang tersenyum.

"Aku yang keberatan. Makasih..."

Delia menundukkan kepalanya sekali dan terburu-buru membuka pintu mobil.

Dimas makin merasa gemas saat mendengar jawaban Delia. Ia tersenyum sangat lebar dan menikmati pemandangan punggung mungil Delia yang memasuki lobi apartemennya.

~~~~~~~~~~~~~

Satu tangan mengenggam lengan Delia yang hendak memencet tombol lift menuju apartemennya. Delia menoleh cepat dan melihat wajah cemas di hadapannya.

"Mah, kamu kok baru sampai?" Delia tersenyum mendengar suara lembut itu sambil menggenggam balik tangan lelaki di hadapannya.

"Iya nih tadi aku makan dulu. Papa kok disini? Nunggu aku pulang?" Delia bertanya sambil memainkan jemarinya di jaket jins lelaki itu.

"Iya, aku nyusulin soalnya kepikiran. Kamu nggak demam atau semacamnya kan?" Satria menempelkan tangannya perlahan ke kening Delia untuk mengecek kalau-kalau ia sakit.

"Aku ga apa-apa kok. Papa pulang ya... Udah malem." Delia mencoba meyakinkan Satria dengan senyuman di wajahnya.

"Papa anter mamah ke atas ya, papah mau pastiin mamah baik-baik aja sampai kamar. Abis itu papah baru pulang"

Satria meyakinkan Delia dengan tegas dan Delia tidak mau menolak kekhawatiran sahabatnya itu.

Mereka pun memasuki lift yang sudah terbuka di hadapan mereka sambil tersenyum dan memandangi satu sama lain, tanpa menyadari di lobi apartemen ada seorang pria yang mengamati kejadian tadi lekat-lekat sambil mengepalkan kedua tangannya keras-keras.

Mereka pun memasuki lift yang sudah terbuka di hadapan mereka sambil tersenyum dan memandangi satu sama lain, tanpa menyadari di lobi apartemen ada seorang pria yang mengamati kejadian tadi lekat-lekat sambil mengepalkan kedua tangannya keras-keras

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dimas langsung mengerti lelaki yang bisa seenaknya menyentuh kening Delia pasti Satria. Melihat betapa akrabnya mereka menghentikan Dimas yang tadinya mau menyusul Delia. Bukan apa-apa, ia khawatir Delia tidak sadarkan diri lagi tanpa ada yang menolongnya. Jadi ia berniat mengantarkan Delia ke kamarnya lalu kembali.

Dimas berbalik dan kembali ke parkiran mobil. Pikirannya masih terpaku dengan adegan di lobi apartemen Delia jadi ia hanya menyalakan mesin mobil namun belum juga beranjak dari situ.

Saat pikirannya berkelana mempertanyakan hubungan Delia dengan Satria, Dimas tidak menyadari sedari tadi ada sosok lelaki yang memperhatikan dirinya di depan mobilnya.

Hem, a little bit short but satisfied with the result. Mohon maaf digantung lagi....
Mau bikin rusuh aja malam Minggu. Ditunggu vommentnya. 🤭 Luv you all readers!❤️

Did we met before?Where stories live. Discover now