5. Sebab

38 2 0
                                    

Dimas dan Delia berjalan kaki ke sebuah taman jajan tidak jauh dari perpustakaan.

Dimas melangkahkan kakinya memasuki non-smoking area. Delia mengikuti Dimas dan duduk di meja sudut ruangan.

Pelayan yang ramah mendatangi mereka, "silahkan menunya. Mau langsung pesan atau lihat-lihat dulu?"

"Saya mau cokelat panas 1 ya."

Dimas mengarahkan pandangannya pada Delia "Kamu mau apa?"

"Saya teh tawar hangat saja," ujar Delia.

"Makanannya ada yang mau dipesan?" lanjut pelayan itu.

"Nanti saja kami lihat menunya dulu," ujar Dimas cepat.

"Baik. Kalau mau pesan lagi, panggil saya lagi ya," ujar si pelayan dengan ramah.

Dimas hanya menganggukkan kepalanya lalu menatap Delia.

"Kalau weekend kamu selalu ada di perpustakaan?"

"Hanya 2 minggu sekali saja. Dan mohon maaf saya belum ingat siapa anda. Apa kita dulu berteman baik?"

Dimas memandang wanita di hadapannya dan meyakinkan dirinya bahwa tadi dia tidak salah dengar. Dimas menghembuskan nafasnya dengan keras dan berkata, "Ya kita berteman baik. Sebaiknya kamu nggak usah pakai kata saya-anda. Kita dulu teman akrab sampai panggil nama saja," ujar Dimas cepat.

"Mm, oke. Sebenarnya saya... Eh, aku tidak tahu harus mulai menjelaskan apa sama kamu..."

"Kamu bilang ada penyebab kamu melupakanku, apa itu?"

Delia menghembuskan nafasnya perlahan dan mulai menjelaskan, "Orangtuaku bilang kalau aku mengalami kecelakaan. Tapi aku tidak ingat apa yang terjadi saat itu. Juga masa saat aku kuliah. Aku hanya ingat kalau baru lulus SMA."

Delia melirik sebentar ke arah pria itu untuk melihat reaksinya. Lawan bicaranya tidak menampakkan reaksi apapun dan masih mendengarkan dengan serius...

"Terapisku bilang kalau ada hal yang menyebabkan aku tidak bisa mengingat masa kuliah. Akhirnya perlu 1 tahun lagi bagiku menyelesaikan kuliahku setelah cuti selama setahun," lanjut Delia.

Dimas mengingat detail itu, ia tahu kala itu Delia tiba-tiba mengajukan cuti kuliah. Padahal ia dan Delia sama-sama sedang dalam tahap akhir penyelesaian skripsinya. Dan sejak saat itu pula dia kehilangan kontak dengan Delia.

Melihat lawan bicaranya sedang berpikir, membuat Delia merasa tegang, ia tak tahu apakah reaksi yang akan Dimas perlihatkan.

Akhirnya Dimas berkata,
"Ya, aku dan teman-teman juga merasa itu aneh, kenapa kau malah mengajukan cuti saat menjelang sidang skripsi... Jadi bukan kamu yg mengajukan tapi orangtuamu?"

"Betul, karena saat itu aku tak sadarkan diri di rumah sakit."

"Apa orangtuamu tidak memberitahu hal lain mengenai kecelakaan itu?" tanya Dimas.

Delia segera menggelengkan kepalanya.

Minuman pesanan mereka pun datang. Delia dan Dimas juga memesan makanan pada pelayan.

"Aku merasa mereka memang belum siap untuk cerita padaku. Jadi aku akan menunggu saja."

Dimas tampak berpikir lama ketika Delia mengungkapkan pemikirannya. Peristiwa apa yang membuat Delia mengalami trauma yang membuatnya hilang ingatan?
--------------------------------------
Eng ing eng....Sampai sini dulu ya good readers...ditunggu vommentnya. :)

Did we met before?Where stories live. Discover now