NOVELTY 06: Jarum Benang Kain

264 35 35
                                    

Hai! Jumpa lagi, wkwkwk. Jangan lupa vote dan komennya ya jika kalian berkenan!

ⓝⓝⓝ

Jaffar

Pada dasarnya semua manusia hidup di bawah dua kata, 'iya' atau 'tidak'

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pada dasarnya semua manusia hidup di bawah dua kata, 'iya' atau 'tidak'. Hanya sebatas kata, tapi efeknya luar biasa. Bahkan mungkin bisa berdampak sampai si manusia itu mati. Sebab ketika diberi pilihan, kita hanya disuguhkan pada dua opsi, 'iya' atau 'tidak'. Hanya itu, tidak kurang pun tidak lebih.

Yang jadi masalah. Terkadang, dua kata itu tidak berlaku. Karena gue hanya mengenal kata 'iya'. Selebihnya? Gue gak pernah benar-benar tahu apa yang bisa gue tolak dan terima selama gue hidup.

Sampai akhirnya, sampai gue bisa bangkit dan melawan kepada mereka yang semena-mena memutuskan hak gue untuk memutuskan sesuatu, hak gue untuk memilih dengan alasan pilihan mereka yang terbaik buat gue?

And that is the biggest bullshit in my whole life. I swear.

Siapa mereka sampai bisa berpikir kayak gitu? Punya kuasa apa mereka sampai bisa menentukan masa depan gue dengan gambaran mereka yang hanya mengandalkan prediksi rancu dari opini tidak bergagasan?

Sebentar, tarik napas dulu gue. Capek ngegas mulu dari kemarin.

Tapi seperti gak kehabisan ide untuk menghentikan gue meraih mimpi yang mungkin membuat gue masih semangat hidup sampai sekarang. Orang tua gue, kedua orang yang selalu gue percaya paling mengerti anaknya ternyata berubah menjadi orang yang begitu asing bagi darah dagingnya.

Sebenarnya, ada dua alasan kenapa gue bisa berubah menjadi sekeras batu untuk mendengarkan saran dari orang lain.

Pertama, karena gue merasa masak adalah belahan diri gue yang lainnya. Kayak lo ketemu sama temen lama yang merantau ke pulau seberang deh, senang 'kan? Nah, gitu juga gue saat memasak, gue merasa menemukan diri gue di setiap suhu api yang harus selalu gue perhatikan, gue merasa seperti menemukan diri gue di setiap tekanan saat ada banyak banget tamu yang datang ke dining room atau ketika anak service teriak karena complaint.

Kedua, mungkin karena dari kecil gue terbiasa hidup tanpa dukungan dari siapa pun. Gue jadi merasa sendiri, sendiri yang benar-benar sendiri. Pernah gak sih lo merasakan satu keluarga besar gak setuju sama cita-cita lo hanya karena mereka menganggap kalau cita-cita lo itu konyol dan kekanak-kanakan? Gue pernah, dan gue hidup dengan semua itu selama ini. Sampai detik ini.

Tapi, ada satu hal yang membuat gue bisa bertahan sampai detik ini.

"Semangat ya, biar jadi koki. Gue dukung lo."

Iya, gue butuhkan hanya penyemangat. Hal yang gak pernah gue dapatkan selama ini, baik dari teman apalagi orang tua. Kadang seseorang hanya butuh penyemangat, hanya butuh didengar, hanya butuh dimengerti. Karena semua itu akan membantu mereka agar tetap merasa hidup.

NOVELTYWhere stories live. Discover now