8. Deep Talk

556 73 14
                                    

Memang tidak salah untuk berbaik hati apalagi untuk si pemilik sifat perfeksionis seperti Jeanne. Kontrak kerjanya itu menjadi baby sitter tapi karena ia orang sangat perduli kerapian dan kebersihan ia pun juga membersihkan beberapa tempat yang memang sangat kumuh. Ia pikir itu membantu lepas dari kebosanan saat para bayi sedang tidur.

Seperti saat ini Johnny sedang menatap sendu punggung gadis itu yang tengah membersihkan kulkas atas dengan menaiki kursi kecil. Secarik senyum terulas tipis dengan pandang sendu netranya.

Iya, Johnny masih belum bisa kerja dikantornya sehingga ia mengerjakan beberapa tugas dirumah. Ia juga masih harus banyak beristirahat karena kondisinya yang belum baik.

Tak berselang lama Jea sudah turun dengan lap tangan yang sudah sangat kotor. Ia hanya mencuci lap itu di keran pantry. Terdengar si kecil Jisung merengek terbangun dari tidurnya saat Jea sedang memeras kain lap yang tengah ia cuci. Dengan segera ia berlari melewati Johnny yang berdiri diambang pintu dan menimang sebentar sang bayi didalam box seraya ia mengeringkan tangannya.

"Sayang sayang, cup cup, kakak Je ada disini baby Ji jangan nangis ya anak ganteng, imut, lucu, dan menawan."

Senyum itu semakin merekah dibibir Johnny melihat interaksi manis yang berada tepat dihadapannya. Yang tentu sangat ia rindukan.

Johnny kembali ke kamarnya karena ia merasa sangat pusing dan lemas. Masih dengan senyum yang terpatri di bibir full kiss-able miliknya.

"Permisi." John terbangun lagi kala mendengar ketukan di pintu kamarnya dan terdengar suara permisi.

"Iya?" Johnny begitu kaget kala melihat Jea yang berdiri dengan Jisung di gendongan serta nampan kayu kecil berisi obat dan segelas air putih.

"Ini sudah waktunya minum obat kak. Obat yang tadi dibeli belum kakak minum." Terang Jea.

"Oh, iya. Maaf jadi merepotkan."

"Tak apa, kak." Jea melanjutkan menimang Jisung disofa dekat box bayinya.

Jadi, karena posisi ruang tv itu ditengah maka beberapa kamar menghadap keruang tengah atau ruang tv. Dan ada box bayi disana serta dikamar utama atau kamar Johnny. Sedang si kecil Chenle tidur dikasur utama dengan sang Daddy.

Rumah terasa sepi. Jea yang sibuk dengan bayi dan John yang terlantar di kasurnya.

Ya, walau iya sedang sakit namun ada begitu banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan. Bahkan ia tetap harus membalas dan mengirim beberapa dokumen via email.

Matanya mulai meremang dan kepalanya terasa sedikit berdenyut saat dua sosok masuk kamarnya begitu saja.

"Hyuung!!"

Baiklah. Begini, sudahlah pusing, badan lemas, pekerjaan tak berujung, dan dikejutkan, apa yang akan kalian rasakan jika begitu?

Ya, pasrah.

Johnny tak berdaya walau hanya sekedar untuk mengumpat. Ia hanya mengelus dada saat mengetahui duo sosok itu masuk. Johnny terlihat tak heran, mungkin sudah terbiasa(?).

"Kalian pernah diajarkan sopan santun, kan? Ketuk pintu dulu sebelum masuk rumah orang wahai anak durjana." Tegur Johnny kepada kedua orang yang tengah berjalan kearahnya.

"Easy bro. Bukankah ini sudah biasa?" Jawab lelaki berlesung pada pipi. Sangat manis.

"Berhati-hatilah dengan orang tua separuh jompo ini teman." Ledek salah seorang dari dua biang onar tersebut.

"Hyung apa tidak bosan sakit terus?"

"Menurutmu?"

"Terlihat sangat mengenaskan." Jawab lelaki berwajah manis dengan pipi mochi itu.

Babies Need You | Johnny Seo Ft Nct Dream Ot7Où les histoires vivent. Découvrez maintenant