9. Another Deep Talk

526 74 34
                                    

Pohon natal ukuran sedang disudut ruang masih terhias indah. Beberapa pernak pernik telah terlepas dari asalnya namun tak merusak kemeriahan bling-bling yang lain.

Beberapa bungkus permen dan coklat serta kulit ubi bakar masih tertumpuk pada satu sisi meja. Sepertinya semalam memang ada perayaan. Jeanne memang tak ikut dalam acara perayaan natal tetangganya semalam. Ia hanya tak ingin mengganggu acara keluarga kecil ini.

Jea berhenti mengedarkan pandangannya saat seorang menabrak betisnya.

"Kak dah tang?"
(Kak udah datang)

"Hi baby kenapa kamu sendiri? Ini masih pagi."

"Dad acih bobo. Kak le tuyun cendili." Jelas batita yang masih belajar berbicara itu. Jea sangat gemas melihatnya, rasanya ia ingin menggigit pipi mochi anak yang sedang mengucek mata didepanya itu.
(Dad masih tidur. Kak le turun sendiri.)

"Kak le mau minum?" Tanya Jea pada Lele yang masih asik dengan lamunannya. Jea membawa Chenle dalam gendongannya saat kembali dari sofa untuk meletakkan jaketnya.

"Uyu." Jawab Chenle dengan memajukan mulut kecilnya. Tuhan, Jea tidak tahan akan kegemasan ini.

"Iya kak Jea bikin uyu dulu."

Jea sudah terlihat sangat mahir. Ya walau itu hanya membuat sebotol susu.

Jea memberikan dot berukuran besar yang penuh susu itu pada Chenle yang sedari tadi menunggunya dengam duduk di atas pantry. Jea terus memperhatikan bayi besar itu meminum susunya. Takut ia terlalu terburu hingga tersedak.

"Kak Jea." Itu Jaemin yang datang dari arah kamarnya dengan mengucek mata. Memang kalau sudah sedarah kebiasaan pun bisa sama. Lucu.

"Eh kak Na sudah bangun."

"Iya kak mau beres-beres rumah, berantakan banget soalnya."

Jaemin baru saja sampai di sebelah Jea untuk mengambil minum saat ia harus lari karena mendengar suara tangisan baby Ji. Jaemin keluar dari kamar daddynya dan menimang pelan adik kecilnya. Membawanya kearah pantry.

"Sini biar sama kakak." Ucap Jea yang menyambut bayi lucu pada gendongan Jaemin.

"Sama kak Jea dulu ya, kak Na buatin susu buat dek Ji." Jea berbicara pada Chenle yang sedari tadi duduk dipentry didepan Jea sambil meminum susunya.

"Dek Ji."

"Iya dek Ji." Jawab Jea pelan pada Chenle yang memperhatikan adik kecilnya itu.

Dipagi yang masih damai dan sunyi ini mereka berempat masih berkutat dipantry. Walau hanya saling menimang adik-adik kecil itu.

Na tak hentinya bercanda dengan Chenle yang sesekali tertawa riang. Anak kecil memang sulit dipahami namun mereka sangat menggemaskan. Kelucuannya benar benar menyembuhkan semua rasa negatif.

"Makasih ya kak Na."

"Makasih untuk apa kak?"

"Makasih untuk menjadi kakak yang baik."

"Itu sudah tanggung jawab kami kak. Kami sebagai kakak saja sangat kesulitan saat ditinggal mommy apalagi adik kecilku ini." Jaemin memang sangat ingin bermain dan melakukan aktivitas lain dengan anak seusianya diluar sana. Terkadang ia sangat iri pada teman-temannya yang masih bisa makan buatan ibu mereka. Jaemin merindukan semua tentang mommynya. Mungkin tidak ada yang tau karena Jaemin lebih suka menjadi anak dengan image kuat dan dapat melakukan segala hal. Jaemin adalah kakak.

"Kak Na."

"Iya?"

"Kak Na janji harus selalu bahagia ya."

Babies Need You | Johnny Seo Ft Nct Dream Ot7Where stories live. Discover now