extra part

510 70 5
                                    

09.07wib





























Kayak kebanyakan ibu rumah tangga lainnya, Ranti juga sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya. Hari ini Ranti bangun kesiangan dan gak ada yang mau bangunin dia, malahan Seungwoo senyum-senyum disebelahnya sambil ngeliatin Ranti yang baru bangun tidur.

Waktu Ranti nanya Seungwoo 'ini jam berapa?' dengan santainya dijawab 'sembilan' terus senyum lebar kayak bibir joker.

Ranti langsung aja lompat dari tempat tidur dan gulung rambutnya keatas, masuk kamar mandi buat cuci muka, terus ke dapur dan kagetnya ternyata anak-anaknya udah ada di meja makan. Nungguin sarapan kayaknya.

Iya-iya tau kok seharusnya Ranti gak perlu sepanik itu karena belum ngasih anak-anaknya sarapan karena memang kan sekolahnya masih online dan Seungwoo juga kerja di rumah tapi kan kasian anak sama suaminya ini lemes kayak gak makan dari rahim. Nggak sih Seungwoo gak termasuk, seger seger aja kok mukanya tapi muka anak-anaknya yang kasian.

DUK!

"Aduuhh.." adu Ranti pas kepalanya kepentok lemari yang ada diatas kompor tempat bumbu-bumbu disimpan.

"Jangan buru-buru makanya dek, kejedot kan." Seungwoo ngelus kepala Ranti yang kayaknya agak benjol.

"Sssh.. udahlah Mas duduk aja sana temenin anak-anak."

Seungwoo pun nurut dan duduk bersama ketiga anaknya, si bungsu yang sekarang udah mulai berisik cuman ketawa aja waktu ngeliat Papanya duduk disampingnya sambil mukul meja makan. Dan Pyo Esa yang cemberut karena kelaperan.

"Ma.. Mama ma.." panggilan Jihan sebenernya didengar Ranti tapi karena Ranti repot jadi gak dijawab.

"Mama. Mama. Mama." Jihan mulai bete karena panggilannya gak dijawab-jawab Mamanya. Bibirnya mengerucut.

"Mama.. tayangku, tintaku kalo dipanggil nenok dong!" Ranti yang baru aja selesai nata makanan langsung aja naruh itu di meja makan.

"Siapa yang ngajarin adek ngomong gitu? Hm?" Tanya Ranti.

"Papa hehe.." jawab Jihan.

"Dih mana ada, bohong itu bohong." Setelah itu Seungwoo ketawa.

"Papa kalo panggil Mama tintaku, tayangku, pastti Mama lancung nenok."

"Gak diajarin tapi anaknya kebiasaan denger Mas manggil aku kayak gitu jadi ikut-ikutan kan dia."

Seungwoo cuman ketawa dan menciumi pipi gembul Jihan.

"Mama kakak laper, piring kakak mana Mah?" Adu Esa yang sedari tadi udah lemes.

"Kak Esa gak boleh gitu, ambil piringnya sendiri, Mama mau ngurusin adek." Ucap Seungwoo tiba-tiba tegas.

Seungwoo tuh kalo sama Esa emang paling sering tegas, Esa tuh kelewat manja sama Mamanya takut entar kebiasaan sampe gede dan buat Esa jadi gak mandiri.

"Tapi kakak lemes Papa."

"Yaudah gapapa, sekali ini aja Mama ambilin, besok-besok kakak harus mandiri okay?"

"Okay Mah." Esa senyum lebar merasa seneng.

"Abang Pyo juga mau Mama ambilin?"

"Iya Mama." Jawab Pyo.

ᴍᴀꜱ ꜱᴇᴜɴɢᴡᴏᴏ✓Where stories live. Discover now