4. Memories

23.7K 2.5K 74
                                    

Setelah mendengar semua penjelasan dari Finn tadi kini Naja kembali terdiam seraya menatap jalanan, sehingga tanpa sadar Naja kembali mengingat semua memori saat bersama sahabatnya dan kekasihnya.

Dulu ia dan teman-temannya suka sekali membully anak-anak yang mengganggu mata mereka. Yah bisa terbilang Naja dan teman-temannya itu adalah anak nakal yang suka membully orang-orang miskin atau cupu.

Sama seperti Naja dan kedua sahabatnya, Eliseo dan kedua temannya juga bukanlah siswa baik, mereka juga suka membully orang-orang lemah dan miskin bahkan Eliseo dan kedua teman-temannya bisa dikatakan lebih ganas dari Naja dan kedua temannya karena Eliseo dan kedua temannya tidak akan segan untuk main fisik jika target mereka membangkang dengan perintah mereka tak peduli itu lelaki atau perempuan, sehingga tak heran walaupun baru beberapa bulan menduduki bangku SMA nama mereka sudah terkenal dengan sebutan Queen dan King Bullying.

Tidak sedikit orang-orang di sekolahnya yang membenci Naja dan teman-temannya tetapi dari itu semua yang lebih banyak mendapatkan heathers adalah Naja karena sikapnya yang bossy dan arogan menjadi sasaran empuk gibahan orang, sampai beberapa bulan kemudian hadir seorang gadis beasiswa yang menjadi murid baru disekolah mereka.

Mendengar kata beasiswa membuat Naja, Eliseo dan teman-teman mereka bersorak bahagia karena mendapatkan mainan baru tetapi siapa sangka wajah cantik dan polos gadis itu malah meruntuhkan hati seorang Eliseo, lelaki yang telah menjadi pacar dari Naja sejak kelas sembilan SMP itu malah berbalik menjadi mencintai gadis beasiswa itu bahkan mengancam siapapun yang berani mengusik miliknya.

Naja yang mendengar itu tentu saja merasa geram sehingga ia selalu menargetkan gadis beasiswa yang tak lain dan tak bukan adalah Ayara itu menjadi target utamanya dalam pembullyan dibantu oleh kedua sahabatnya. Berbeda dengan Naja yang sangat membenci Ayara, siswa-siswi yang bersekolah di SMA nya itu malah berucap syukur karena dengan kehadiran Ayara pembullyan yang sering dilakukan oleh Naja, Eliseo dan teman-temannya mulai memudar tetapi tetap saja mereka tidak berani mendekati atau menjadikan Ayara teman karena gadis itu di kelilingi oleh para antagonis yang selalu siap menargetkan mereka.

Hari demi hari berlalu hubungan Ayara dan Eliseo pun semakin dekat bahkan banyak isu yang mengabarkan keduanya tengah pacaran dan menganggap Naja adalah sosok antagonis di dalam cerita kedua orang itu karena selalu mengganggu hubungan keduanya tetapi Naja tetap diam karena menunggu Eliseo sendiri yang menghadap kepada dirinya tetapi seperti Eliseo malah menghindari Naja bahkan ketika Naja membully atau mempermalukan Ayara di hadapan semua orang, Eliseo sana sekali tidak muncul untuk menolong gadis itu.

Awalnya Naja sempat bingung kemana lelaki itu pergi padahal Naja sangat tau bahwa lelaki itu selalu hadir ke sekolah tetapi kenapa seakan-akan lelaki itu menghindari nya? Padahal Naja sangat ingin berbicara empat mata dengan lelaki itu dan membahas hubungan mereka selanjutnya, Naja ikhlas jika memang lelaki itu ingin putus darinya dan memilih jadian dengan Ayara karena jika memang Eliseo sudah tidak lagi mencintainya maka ia siap untuk berpisah daripada harus mempertahankan yang akhirnya akan menyakiti dirinya sendiri.

Tetapi apa yang Naja dapatkan? Hanya sebuah penghianatan, jujur saja Naja sangat membenci penghianatan atau perselingkuhan semacamnya dan tadi adalah pertemuan pertama Naja dengan Eliseo setelah sekian bulan lelaki itu menghilang.

Melihat bagaimana tatapan bersalah Eliseo tadi lagi dan lagi membuat Naja berpikir, apakah sepengecut itu kah Eliseo sampai-sampai untuk mengatakan kata Maaf dan putus saja tidak bisa.

"Non kita udah sampe"ucapan dari Pak Harto mampu membuat Naja kembali tertarik dari lamunannya. Naja menatap sekitarnya dan benar saja mereka sudah sampai di halaman rumah Oma dan Opa nya dan disini juga Naja dapat melihat Oma, Oma dan Om Gavin, kakak tertua dari Axell tengah berdiri di teras seakan-akan tengah menyambut kehadirannya.

Kemudian Naja langsung turun dari mobil dengan masih menggunakan seragam sekolahnya karena tadi ia tidak sempat untuk berganti baju terlebih dahulu.

"Omaaaa...."ucap Naja seraya berlari menuju Helvanda Armstrong, Ibu dari seorang Axell dan memeluknya dengan erat.

"Anak kuat" ucap Helvanda seraya menghusap rambut panjang Naja, disampingnya ada David Armstrong dan Givan Armstrong yang tengah menatap Naja dengan tatapan sayang lalu berubah menjadi tatapan tajam dan dingin kearah pak Harto.

"Telpon tuan mu itu dan beri tau bahwa aku menunggunya disini sekarang juga!" perintah Givan kepada pak Harto yang langsung di angguki oleh pak Harto.

Tadi mereka mendapatkan kabar dari pak Harto bahwa ia dan Naja tengah berada di dalam perjalanan menuju ke rumah mereka, tak lupa pak Harto juga menjelaskan alasan kedatangannya dan Naja kesana yang mampu membuat emosi mereka memuncak.

Pak Harto memang seorang supir sekaligus bodyguard yang di utus oleh David untuk menjaga cucunya itu karena ia takut cucu nya itu kenapa-kenapa. Saat pak Harto menelpon David dan yang lainnya Naja tengah larut dalam lamunannya sehingga gadis itu tidak dapat mendengar ucapan pak Harto di telpon. Sedangkan untuk Givan sendiri tadi ia tengah mampir kerumah orang tuanya itu karena ada yang harus ia bicarakan dengan David tetapi siapa sangka ia malah mendapatkan kabar tidak mengenakan seperti ini.

Dandelion Where stories live. Discover now