**
Sementara itu di mansion Armstrong saat ini juga nampak memanas karena Lovinka, istri pertama dari Xander itu tengah berdebat dengan sang suami. Lovinka sudah memutuskan untuk menggugat cerai Xander setelah mendapat persetujuan dari David dan Helvanda.
Sedangkan disisi lain, Xander yang awalnya berada di kantor langsung bergegas pulang karena mendapat laporan dari anak buahnya bahwa ada surat perceraian di atas mejanya yang tertulis namanya dengan nama iastri pertamanya Lovinka.
Jujur saja, Xander masih sangat mencintai istri pertamanya itu. Namun, disisi lain ia juga mencintai istri keduanya, Juwita. Egois?, ya itulah Xander.
Xander mengharapkan keluarganya dapat menjadi keluarga kecil yang bahagia dengan kedua istri yang rukun dan harmonis, serta dua putri yang berprilaku layaknya saudara kandung, apakah sesusah itu untuk mereka memahami keinginannya. Xander sama sekali tidak mengharapkan hal ini terjadi, bahkan dalam pikirannya sama sekali tidak terlintas keinginan untuk menceraikan salah satu istrinya terutama Lovinka. Namun, jika hanya dengan adanya perceraian ini dapat membuat Istri dan anaknya itu dapat merasa bebas maka ia akan berusaha untuk ikhlas walaupun itu berat baginya.
"Apakah kamu tidak ingin memikirkannya kembali Lovinka?. Bagaimana pun Della pasti juga memerlukan sosok Ayah, dia pasti sangat tertekan dengan keputusan kau yang sangat terburu-buru ini." Ucap Xander berusaha untuk bernegosiasi dengan istri pertamanya itu sebelum semuanya benar-benar berakhir. Walaupun nampak tidak mungkin, tapi perasaan berharap Lovinka bisa berubah pikiran itu ada dalam benaknya.
"Kamu sudah berjanji bahwa kamu akan menceraikanku. Dan untuk Della kau tidak perlu khawatir karena yang paling menginginkan perceraian ini adalah dia sendiri." Ucapan dari Lovinka itu entah kenapa langsung menusuk ke ulu hatinya. Apa tadi?, Putrinya sendiri yang menginginkan perpisahan kedua orang tuanya?. Apakah setersiksa itu Putrinya melihat hubungan kedua orang tuanya sampai ia sangat mendukung dan menginginkan perpisahan ini?. Masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang berseliweran dalam benak Xander memikirkan tentang Putri pertamanya itu.
"Jadi Xander Armstrong, aku mohon talak aku sekarang juga!." Ucap Lovinka walaupun suaranya sempat memberat membayangkan bahwa pada akhirnya ikatan rumah tangganya dengan lelaki yang selama ini menjadi penyebab ia bahagia sekaligus penyebab ia mengalami luka yang dalam itu akan segera berakhir dengan sebuah kata talak.
Saat ini mansion itu cukup sepi karena anggota keluarga Armstrong tengah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, ada yang bekerja, sekolah, pergi berbelanja, dan memanja kan dirinya sendiri dengan perawatan kecantikan. Sehingga yang tersisa hanya kedua orang tersebut dan para pelayan yang juga sibuk dengan urusan mereka masing-masing atau bisa dikatakan menyibukan diri mereka masing-masing, berusaha untuk tidak mengganggu urusan sepasang suami istri yang tengah berdebat di ruang keluarga itu.
Sementara itu, tanpa sepasang suami istri yang sebentar lagi akan menjadi mantan itu terdapat seorang gadis kecil yang masih mengenakan seragam sekolahnya dengan tas punggung dibahunya yang menandakan bahwa gadis tersebut baru saja pulang dari sekolah tengah menatap dan mendengarkan perdebatan dari kedua orang yang merupahkan kedua orang tuanya itu.
Fredella, gadis itu hanya diam dengan tubuh yang disandarkannya didekat dinding sekat pembatas ruang tamu dengan ruang keluarga. Gadis itu hanya diam dengan mata yang tertutup seraya bersedekap dada.
"Lovinka, aku Xander Armstrong menalak kamu dengan talak tiga!." Dan pada akhirnya air mata itu pun jatuh diwajah Della. Jika boleh jujur, anak mana yang tidak sedih melihat kedua orang tuanya bercerai. Namun, jika hanya dengan ini ia dan Bundanya bisa bebas dari rasa sesak dan sakit yang terus menyelimuti mereka maka ia akan dengan tegas mendukung ibunya. Jika dibandingkan rasa sakit melihat Bunda nya yang terus disakiti dan diperlakukan tidak adil oleh Ayahnya maka dengan tegas ia akan menjawab rasa sakit ini belum ada apa-apanya.
Saat masih sibuk dengan pikirannya tiba-tiba saja sebelah telinganya ditutup oleh seseorang. "Jangan didengerin, lo harus percaya bahwa rasa sakit ini hanya sementara. Karna bagaimana pun lo harus memotong bagian yang busuk sebelum bagian itu menyebar kesemua dahan." Suara lembut dan merdu itu sudah sangat dikenal oleh Della karena hanya pemilik suara itu saja mengerti dirinya dan selalu menjadi penguat dirinya.
Naja, tadi gadis itu baru saja tiba di mansion keluarga Armstrong tapi aktivitasnya terhenti karena melihat keberadaan Della yang sedang menyandarkan tubuhnya di dinding dengan mata yang terpejam. Kemudian terdengar suara tegas seseorang yang mengucapkan talak sehingga membuat Naja memahami keadaan saat ini.
Mata Naja kembali menatap Della yang masih memejamkan matanya dengan air mata yang meleleh keluar dari mata yang tertutup itu. Jika boleh jujur, melihat keadaan Della saat ini membuat Naja seperti melihat dirinya sendiri beberapa tahun silam. Naja sangat paham bagaimana hancurnya perasaan Della saat ini, ingin menangis dan berteriak marah kepada takdir tapi tidak bisa berbuat apa-apa selain bisa menerima.
"Ikut gue, gue tahu tempat bagus buat nenangin diri." Ucap Naja lalu tanpa persetujuan dari Della langsung menarik tubuh gadis itu untuk keluar dari mansion dan berjalan menuju garasi yang terdapat banyak motor dan mobil.
"Nih, pegangin. Jangan sampe jatuh." Ucap Naja tiba-tiba menyerahkan seorang balita gembul yang Della perkirankan baru berusia dua tahun itu.
"Kakak ini anak siapa?" tanya Della dengan suara seraknya. Sementara Naja sudah sibuk mengeluarkan salah satu motor metik dari garasi lalu menghampiri Della dan balita tersebut.
"Gak tau, karena anaknya lucu jadi gue bawa aja." Ucap Naja dengan santai. Sedangkan Della yang saat ini sudah duduk di jok belakang motor Naja dengan balita tersebut yang ia bawa dibagian tengah langsung melotot menatap Naja dari kaca sepion motor.
"Kak, L-lo nyulik anak orang?. Tapi kak, kok gue ngerasa gak asing ya sama wajah nih anak." ucap Della dengan wajah bingungnya seraya sesekali menatap bocah yang duduk ditengah-tengah itu dengan tatapan penasaran.
Sementara itu ditempat lain terjadi kehebohan pasalnya tuan muda mereka dikabarkan diculik. "APA GEORGE DICULIK!. MAS AXELL CEPAT CARI GEO AKU TAKUT DIA KENAPA-KENAPA!" Ucap Lisa dengan panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen Fictioncover by Pinterest ** Hidup seorang Naja sama dengan makna dari bunga Dandelion yang mengartikan kehidupan yang keras, penuh perjuangan, penderita namun tetap tegar. Yah, kehidupan Naja itu keras dan penuh dengan rintangan. Orang tuanya lebih memili...