Chap11:(◡ ω ◡)

3.7K 216 34
                                    

~~Not Me~~
Magic Shop by BTS

Rey baru saja pulang dari rumah Wulan. Ia dan sahabat-sahabatnya habis berkunjung ke rumah Wulan untuk menghibur dan belajar bersama. Suasana hati Rey sangat baik sekarang, ia sangat senang karena hari ini Wulan banyak senyum dan tertawa karena kedatangannya dan sahabat-sahabatnya. Walaupun, Wulan belum mengingat apapun, asalkan mereka masih tetap bersama itu sudah cukup bagi Rey.

Rey melangkahkan kakinya menuju kamarnya, hari ini ia agak capek karena habis bermain dan belajar di rumah Wulan.

"Dok, tolong sembuhkan keponakan saya. Dia masih muda, tapi tidak sedikitpun dia pernah diberikan kebahagiaan."

Rey menghentikan langkahnya, ia menoleh, melihat Fendy—Ayahnya dan Inah—Ibunya sedang berada di meja makan. Ayahnya menelpon dengan ekspresi wajah serius bercampur khawatir, sementara Ibunya duduk di kursi sambil menangis. Ada apa dengan mereka? Siapa yang sakit?

"Saya akan bayar berapapun, asalkan keponakan saya sembuh dan bisa ceria lagi. Tolong, lakukan yang terbaik, Dok."

Rey pun mendekat, bersembunyi di balik tembok untuk menguping. Ia penasaran, siapa yang sakit sehingga membuat Ayah dan Ibunya terlihat putus asa seperti itu.

"Iya, terimakasih, Dok."

Fendy mengusap wajahnya kasar setelah memutuskan sambungan telepon. Inah mendekati suaminya itu dan memegang lengannya, wajahnya sudah basah dan memerah karena menangis.

"Yah, bagaimana? Apa kata Dokter Melati? Keadaan Ria nggak memburuk, 'kan, Yah?"

Ria? Ternyata keponakan yang dimaksud Ayahnya tadi adalah Ria? Jadi, dia sakit? Ria sakit apa? Separah apa sakitnya sehingga Ayahnya terlihat khawatir dan Ibunya menangis?

Fendy menatap istrinya, ia hanya menggeleng sambil mengusap punggung istrinya yang menangis terisak. Fendy memeluk Inah, ia juga menitikkan air mata tanpa suara. Mendengar kabar kondisi Ria yang memburuk membuat mereka seperti disambar petir. Mereka tidak bisa menjaga Ria dengan baik, bahkan untuk mengawasinya saja mereka merasa tidak becus. Mereka merasa gagal menjalani amanah yang diberikan oleh kedua orangtua Ria.

Semua bantuan yang mereka berikan ditolak mentah-mentah Ria. Beberapa kali mereka mencoba berkunjung ke rumah Ria, namun yang mereka jumpai bukan Ria, tetapi satpam atau sahabat Ria saja. Ria selalu menolak untuk bertemu dengan mereka setelah pulang ke sini.

Rey tidak ingin lebih lama menguping, takutnya nanti dipergoki oleh kedua orangtuanya. Ia pun memutuskan untuk segera masuk ke dalam kamarnya. Di dalam kamar Rey termenung, pikirannya dipenuhi dengan nama Ria.

"Nggak, gue nggak boleh mikirin dia. Buat apa gue khawatir sama cewek jahat kayak dia."

***

3 hari berlalu, Ria dan kedua sahabatnya masih belum datang sekolah. Mereka menghilang tanpa kabar, membuat banyak orang bertanya-tanya ke mana perginya mereka. Para guru pun tidak ada yang membahas mereka bertiga, membuat banyak murid merasa kebingungan.

"Pagi anak-anak!"

"Pagi, Bu!"

"Baik anak-anak, buka buku kalian di halaman 132," titah Bu Luna, wali kelas 11B. Sekarang adalah pelajaran Bahasa Indonesia.

"Bu, Ria, Liyan, dan Zora udah 3 hari nggak masuk tanpa kabar. Kira-kira, mereka kenapa nggak masuk, Bu?" tanya Purnomo si ketua kelas.

"Iya, Bu! Kita semua penasaran kenapa mereka nggak dateng sekolah?"

"Mereka anak baru, bikin banyak kerusuhan pas baru dateng, dan sekarang nggak dateng tanpa kabar. Ini namanya nggak adil, Bu! Mereka semena-mena, tapi nggak ada yang dihukum! Atau mereka dikeluarkan dari sekolah karena ketahuan membully Zila?"

Not Me [TAMAT]Where stories live. Discover now