Chap37:ಠ_ಠ

4.1K 236 32
                                    

~~Not Me~~
Mirror By Viviz

Blam!

"Kenapa lo mendadak ngajak pulang deluan?" tanya Beben sembari menatap Saskia yang duduk di kursi sebelahnya.

Beben mengernyitkan keningnya. Saskia nampak gelisah, menggigit-gigit kuku panjang bersihnya dengan brutal hingga tak berbentuk.

"Lo kenapa?" tanya Beben lagi, kali ini ia nampak khawatir. Pasti ada sesuatu yang membuat Saskia kepikiran dan takut.

"Ria ... si cewek uler itu tau rahasia gue. Dia tau kalo gue yang bully Wulan, dia bisikin gue tadi. Dia buat gue tertekan, Ben!" jawab Saskia dengan emosi yang memenuhi wajahnya. Saskia menggertakkan gigi, tangannya mengepal kuat. "Gue harus secepatnya bunuh dia. Ternyata kehilangan Zora nggak buat dia jatuh."

Beben terkesiap, otaknya dengan cepat mencerna perkataan Saskia barusan.

"Lo bunuh Zora?" tanya Beben dengan tatapan tak percaya.

"Dia pantas mati! Dia udah rebut ketenaran gue, pekerjaan gue, dan perhatian Papinya Roni. Gue nggak terima, jadi gue tabrak dia sampe mati. Gue kira sekali tembak bakal dapet dua burung, ternyata Ria lebih kuat dari yang gue kira." Saskia mengakui kejahatan yang ia sembunyikan dengan lantang karena terbawa emosi.

Beberapa saat, Saskia sadar atas kebodohannya yang keceplosan. Ia sadar karena keadaan mendadak hening, Beben diam. Kejahatan besarnya itu tak seharusnya ditau Beben.

"Beben ... gue ... gu--gue bi—"

Plak!

Beben menepis tangan Saskia yang hendak menyentuhnya. Sejauh ini ia terus mengikuti kemauan Saskia karena cinta butanya. Banyak kejahatan yang ia lakukan untuk melindungi Saskia. Ia kira, membantu dan membiarkan Saskia berbuat semaunya adalah yang terbaik karena ia tau masa lalu kelam Saskia, tapi siapa sangka ternyata kali ini Saskia keterlaluan. Dia sudah melampaui batas.

"Jangan sentuh gue. Lo tau, lo udah kelewatan, Kia! Lo bunuh orang! Selama ini gue diem dan bantu lo berbuat jahat bukan berarti gue dukung lo bunuh orang juga! Segitu dendamnya lo sama Ria sampe harus bunuh Zora?! Lo nggak hanya ngehancurin Ria, tapi banyak orang! Gila lo!"

"Gue emang gila, Ben! Gue gila! Gue benci Ria! Gue benci dia!" teriak Saskia frustasi. Setelah itu, Saskia menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis.

Beben menghempaskan punggungnya, mengacak-acak rambut ikalnya dengan frustasi. Ia tidak tau harus berbuat apa sekarang.

"Lo udah sejauh ini, gue angkat tangan. Gue nggak mau ikut campur sama masalah lo yang satu ini," kata Beben sudah bulat dengan keputusannya. "Gue anter lo pulang."

Tap!

"Lo mau ninggalin gue kayak Ayah? Lo mau ninggalin gue, iya?! Nggak boleh! Lo nggak boleh ninggalin gue!" teriak Saskia dengan mata melotot tak terima.

"Kenapa nggak boleh? Lo udah berbuat sejauh ini, gue nggak sanggup bantu pembunuh."

Perkataan Beben menusuk hati Saskia. Air matanya mengalir semakin deras, tangannya meremas kuat tangan Beben yang memegang setir mobil.

"Gu--gue ... gue ha--hamil anak lo, Ben."

***

Ceklek!

Not Me [TAMAT]Where stories live. Discover now