Chap31:⊙﹏⊙

3.4K 209 15
                                    

~~Not Me~~
Orange by Treasure

Warning⚠️: Ceritanya panjang!Hati-hati nanti bosen!

Dengan telaten Rey melap tangan dan wajah Wulan. Matanya menatap dalam Wulan yang terbaring lemah di atas brankar. Wajah ayu yang biasanya ceria kini pucat, tidak ada lagi senyuman manis yang ditujukan Wulan saat ia berada di dekatnya.

Wulan mendadak sakit beberapa hari yang lalu. Sebelumnya, dia mengeluh merasakan sakit di kepala dan matanya. Wulan pingsan dan langsung di bawa ke Rumah Sakit. Dokter mengatakan jika tidak ada pendonor mata secepatnya, Wulan akan buta permanen. Wulan perlu transplantasi kornea secepatnya.

Rey hancur mendengarnya. Alasan ia sering bolos sekolah adalah hanya untuk menemani Wulan. Ia berusaha keras untuk menyemangati gadisnya agar tetap kuat. Ia tau, Wulan sangat ingin melihat dunia lagi. Dia selalu terlihat ceria seolah tidak terjadi apa-apa, padahal dia selalu sedih dengan kondisinya yang sekarang.

"Kalo nggak ada pendonor mata buat kamu, aku siap buat jadi mata kamu," lirih Rey sembari tersenyum gentir. Air matanya lagi-lagi jatuh melihat Wulan, ia meremas baju di bagian dadanya, rasa sesak menyakiti hatinya.

Rey mencium lembut punggung tangan Wulan sembari menangis tanpa suara. Air matanya jatuh mengenai punggung tangan Wulan, membuat si empu terbangun. Buru-buru, Rey menghapus air matanya. Padahal Wulan tidak akan melihatnya, tetapi ia tetap melakukan itu.

"Kok bangun? Baru 10 menit yang lalu kamu tidur." Rey membantu Wulan untuk duduk.

"Kamu nangis? Tangan aku basah," kata Wulan sembari mengusap punggung tangannya yang basah.

"Nggak kok. Maaf, aku nggak sengaja numpahin air pas minum di tangan kamu," bohong Rey. Ia merapikan rambut Wulan yang agak berantakan.

Keadaan hening beberapa saat. Rey terus memperhatikan wajah pucat Wulan, sementara Wulan hanya diam dengan pandangan lurus. Bibirnya terbuka ingin mengatakan sesuatu, tetapi Wulan bingung mau mulai dari mana. Sesuatu mengganggu pikirannya, dia sangat ingin mengatakan beberapa kejadian yang baru-baru ini diingatnya.

"Kamu kenapa mangap-mangap gitu? Lapar? Atau mau ngomong sesuatu sama aku?" tanya Rey yang peka terhadap ekspresi wajah Wulan.

Jemari Wulan saling memilin, ia menundukkan sedikit kepalanya. "Ria itu siapa?"

Rey bergeming mendengar pertanyaan Wulan. Kenapa tiba-tiba gadisnya menanyakan Ria? Dari mana dia tau nama itu? Tidak pernah sedikitpun Rey menyebut nama itu di depan Wulan, ia bahkan melarang keras orang-orang terdekat Wulan untuk menyebut nama itu.

"Aku pernah denger Kak Cumi nyebut nama itu. Kalian bertengkar karena orang bernama Ria. Sebenarnya ... siapa dia?" tanya Wulan lagi.

"Dia bukan orang penting, nggak usah dipikirin," jawab Rey.

Wulan nampak tidak puas dengan jawaban Rey.

"Jangan bohong. Jujur sama aku, siapa Ria? Dari jawaban kamu tadi membuktikan kalo kamu benci sama dia. Tolong, jujur sama aku Rey," ucap Wulan dengan nada memohon.

Rey menghela nafasnya panjang. Ia paling tidak tahan dengan Wulan yang memohon seperti ini padanya. Tetapi, haruskah ia menceritakannya? Rey takut Wulan kenapa-napa kalau mendengar tentang Ria yang sebenarnya adalah penyebab kebutaan dan amnesia-nya.

Not Me [TAMAT]Where stories live. Discover now