Chap29:✧◝(⁰▿⁰)◜✧

3.2K 205 12
                                    

~~Not Me~~
BOP BOP by Viviz

Ria tersenyum lebar melihat Saskia yang berlari di lapangan. Ia bersembunyi di balik tembok yang jaraknya agak jauh dari lapangan. Ini baru permulaan, Ria belum puas mengerjai Saskia. Ia pastikan cewek munafik seperti Saskia melewati harinya dengan penuh teror. Ria ingin Saskia merasakan apa yang dirasakannya. Ketakutan, waspada, dan penuh kegelisahan.

Benar, Ria lah orang yang telah meneror Saskia. Ia tidak sendiri, ada Ravi yang membantunya. Bukan Ria yang menginginkannya, tetapi cowok itu sendiri yang datang padanya dan mengatakan akan membantunya balas dendam kepada Saskia. Ravi tidak mau ada korban selanjutnya, melihat sepupunya yang pernah di-bully membuat hatinya tercubit, apalagi dirinya adalah penyebab utama sepupunya di-bully. Ia harap, dengan membantu Ria bisa membuat sepupunya senang, karena Ria adalah orang paling berjasa di hidup Rani.

"Selanjutnya, gue harus ngelakuin apa lagi?" tanya Ravi sedikit berbisik. Ia dan Ria sama-sama izin keluar kelas dengan alasan yang berada hanya untuk melihat Saskia yang dihukum.

"Lo yakin mau lanjut?" tanya balik Ria. Ia ragu, takutnya rencana yang dibuatnya malah membahayakan Ravi. "Saskia bukan cewek biasa, dia lebih beracun dari uler. Dia berbahaya."

Ravi terdiam, nampak sedang berpikir. Apa yang dikatakan Ria memang benar, ia pernah mendengar cerita keburukan Saskia dari Liyan saat mereka bertemu di latihan Karate. Ravi salah satu anggotanya, dan Liyan tau siapa Ravi, karena cowok itu menceritakan jati dirinya kepada Liyan. Tentunya, dengan mulut lemesnya Liyan menceritakan kejahatan Saskia saat mengetahui kalau Ravi adalah sepupu dari Rani. Liyan suka kalau haters musuhnya bertambah.

"Gue yakin, gue pasti bisa. Jangan raguin gue," jawab Ravi penuh keyakinan.

"Oke, gue nggak tanggung jawab kalau nanti ada masalah. Nanti gue chat lo untuk kelanjutannya," ujar Ria. Ia melangkah dan berhenti tepat di samping Ravi, tangan kirinya memegang bahu kanan Ravi. "Lo harus hati-hati."

Ria kembali melanjutkan langkahnya, sementara Ravi terpaku di tempat. Tak disangka, Ria yang terlihat dingin seperti tidak punya empati, ternyata memiliki hati lembut dan selalu mengkhawatirkan orang-orang disekitarnya.

15 menit kemudian, bel istirahat berbunyi. Hampir semua murid keluar berhamburan dari kelas menuju kantin. Ravi pergi dari tempatnya, ia harus bersiap-siap untuk melanjutkan rencana balas dendam kepada Saskia.

Sementara Ria, ia pergi menuju perpustakaan. Ia duduk sendiri, bibirnya menghela nafas berat. Mendadak, hatinya merindukan kedua sahabatnya yang biasa mengawalnya. Liyan masih main kabur-kaburan, Zora sibuk dengan pekerjaannya, dan ia hanya sendirian. Kedua sahabatnya itu tidak tau tentang rencananya yang mulai mengibarkan bendera perang kepada Saskia. Menurutnya, lebih baik mereka tidak tau, langkahnya kali ini terlalu beresiko. Ria tidak mau Liyan dan Zora terluka.

"Ekhm!"

Ria menoleh ke samping kanan saat mendengar suara dehaman itu. Tanpa tau apa penyebabnya, bibir Ria menyeringai tipis. Ia bangkit dari duduknya, kaki pendeknya melangkah menuju rak-rak buku. Saat sampai pada rak buku paling belakang, Ria menemukan seorang cewek yang berdiri sembari bersandar di dinding.

"Gue kira lo nggak tertarik sama tawaran gue," ucap Ria.

Cewek itu memutar bola matanya malas. Matanya menatap sinis Ria yang memberikannya senyuman remeh.

"Gua cuma mau bebas dan hidup tenang sama Damar. Gara-gara dia, gue sama Damar sempat break," sahut cewek itu sedikit ketus.

Ria terkekeh kecil, cinta memang bisa menyadarkan kebodohan seseorang dan membuat seseorang menjadi bodoh secara bersamaan.

Not Me [TAMAT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora