Chap21:(。♡‿♡。)

3.6K 210 22
                                    

~~Not Me~~
Dive Into You by NCT Dream

Liyan mengontrol nafasnya yang tak beraturan. Ia baru saja selesai bertanding, lawannya cukup kuat juga, tetapi berhasil ia kalahkan.

"Kamu hebat, Liyan. Bapak sangat bangga, kamu berhasil mengharumkan nama sekolah kita," puji Pak Panji menatap Liyan dengan tatapan bangganya. Ia memberikan botol air minum dingin kepada Liyan.

"Makasih, Pak," balas Liyan sembari tersenyum malu. Jarang-jarang Liyan dipuji, ia paling suka dipuji atas keberhasilannya. Pipi Liyan sampai memerah samar karena pujian Pak Panji.

"Sekarang kamu boleh istirahat, kalau mau keluar jangan jauh-jauh. Selesai pertandingan putra, kamu harus udah ada di sini untuk ambil mendali kemenangan kamu," ujar Pak Panji.

"Siap, Pak. Saya bawa HP kok, Bapak bisa langsung telpon saya kalo pertandingannya udah selesai," kata Liyan.

Liyan pun memutuskan untuk keluar dari gedung tempatnya bertanding. Ia tak menyangka kalau acara akan sampai malam, Liyan jadi kepikiran Ria yang pergi sendirian. Liyan 100% tidak percaya kalau Ria bisa jaga diri, walaupun cewek mungil itu bisa bela diri dan bermulut boncabe. Walaupun berwajah datar bak penjahat, sebenarnya Ria itu polos, masih gampang ditipu.

"Moga-moga aja Queen nggak kenapa-napa," gumam Liyan sembari menyalakan HP-nya. Kening Liyan mengernyit heran saat melihat grup chat yang hanya berisi dirinya, Ria, dan Zora. "Queen nginep di rumah Tantenya?! Tantenya yang mana, ya? Jangan-jangan di rumahnya Rey brengsek lagi. Duhh, Queen cari penyakit aja deh, pusing gue."

"DORR!"

"HWAAA! MONYET LO!"

BUGH!

BRAKH!

"HP gue!"

Liyan mengambil HP-nya yang tergeletak tak berdaya di bawah. Layarnya pecah, gelap, tidak mau menyala. Liyan menangisi HP tercintanya yang telah berpulang.

Sementara orang yang mengagetkan Liyan tadi sedang meringis kesakitan sambil memegangi hidungnya yang sepertinya patah. Salahnya mencari gara-gara dengan Liyan, akhirnya hidung mancungnya terkena ciuman maut siku lancip Liyan.

"Huaaaaaaaa! HP gue rusak!" teriak Liyan dengan wajah sedihnya. Sedih, kesal, dan marah bercampur menjadi satu. Disela-sela kesedihannya, Liyan menoleh, menatap tajam si pelaku yang sedang meratapi hidungnya.

Liyan berdiri dan langsung menarik kerah baju si pelaku. "Banci pengkolan?! Ternyata lo yang ngagetin gue tadi! Lo sengaja, ha! Lo dendam sama gue yang udah bikin anggota banci lo babak belur!" sembur Liyan di depan wajah Cumi—pelaku rusaknya HP tercinta Liyan.

"Sialan! Tanggung jawab lo! HP gue rusak gara-gara lo! Tanggung jawab atau nggak gue perkosa lo!" lanjut Liyan membuat mata Cumi membelalak lebar. Kok rasanya kayak terbalik posisinya.

"Tch! Tuh mulut lentur banget ngomongnya! Lo kira gue cowok apaan, ha?!" kesal Cumi bercampur malu. Ia melepas cengkraman Liyan di kerah bajunya, matanya menatap jengkel Liyan yang membuatnya salah tingkah.

"Mangkanya, siapa suruh cari gara-gara sama gue! Gue nggak mau tau! HP gue harus bisa nyala!" garang Liyan dengan mata melotot. Dengan kasar ia memberikan HP-nya yang sudah retak pada Cumi.

"Dasar aneh, bucin kok sama HP. Mending bucin sama gue yang jelas-jelas hidup dan nyata," gumam Cumi membuang HP Liyan dengan kesal. Jujur, ia cemburu dengan HP tak bernyawa itu.

"HP GUE! KENAPA LO BUANG, BANCI PENGKOLAN!" jerit Liyan histeris. Liyan menghampiri HP-nya yang nyemplung di air pancuran di depan gedung. "Huaaaaaaaa! HP gue tambah rusak!"

Not Me [TAMAT]Where stories live. Discover now