Chap16:<( ̄︶ ̄)>

3.4K 221 34
                                    

⚠️Only for ages 17+⚠️
Bijaklah dalam membaca!

Yang tetep ngebet pengen baca, dosa tanggung sendiri!

~~~Not Me~~~
Life Goes On by BTS

Kreet!

"Dok, Queen baik-baik aja, 'kan?" tanya Zora khawatir, walaupun ia tau kalau sebenarnya Ria tidak baik-baik saja.

"Kalian masuk dan liat sendiri, tapi hanya sebentar. Setelah itu kalian berdua datang ke ruangan saya," jawab Dokter Melati.

Mereka berdua pun buru-buru masuk. Tubuh Zora merosot, air matanya jatuh tanpa dikomando. Liyan mengepalkan tangannya dan memejamkan matanya dengan erat.

Kedua tangan dan kaki Ria diikat. Terakhir kali mereka melihat Ria diikat seperti ini adalah setahun yang lalu, di mana hari itu adalah hari Ria bunuh diri untuk ke-5 kalinya. Ria diikat seperti ini berarti besar kemungkinan saat bangun dia bisa berniat bunuh diri. Wajah Ria terlihat pucat, keningnya mengerut, dalam keadaan seperti ini Liyan dan Zora dapat melihat beban dibalik wajah itu.

"Gue nggak kuat liat Queen diiket kayak gitu," ujar Zora.

"Kita gagal jaga Queen," kata Liyan penuh penyesalan.

"Kita harus cepet-cepet pergi ke ruangan Dokter Melati. Biar nanti pas Queen sadar, kita ada di dekatnya," kata Zora seraya bangun. Mereka berdua pun buru-buru pergi menemui Dokter Melati.

Selepas mereka berdua pergi, Indro keluar dari tempat persembunyiannya. Ia memasuki ruangan Ria.

"Astaghfirullah! Ria!" Kedua mata Indro melebar, menatap terkejut Ria yang kedua tangan dan kakinya diikat.

Indro mendekat, ia menatap nanar wajah pucat Ria. "Kenapa lo bisa begini? Kenapa mereka ngiket lo kayak gini, Ri?"

Otak pintar Indro kembali mengingat perkataan Ria tadi. Apa benar hidup Ria hancur? Tapi, melihat kondisi Ria seperti ini membuat Indro yakin, bahwa yang dikatakan Ria bukanlah ocehan belaka.

Indro meraih tangan Ria, matanya tanpa sengaja melihat pergelangan tangan kiri Ria yang tak memakai jam tangan. Mata Indro kembali membulat, begitu banyak bekas sayatan lama di sana, Indro tidak bodoh untuk mengerti apa penyebab bekas sayatan itu.

Melihat semua itu, keyakinan Indro semakin kuat bahwa Ria tak bersalah. Hati Indro bergemuruh melihat kondisi Ria sekarang. Rasa bersalah menyerang hatinya.

"Maafin gue, Ri." Indro benar-benar menyesal, segala umpatan ia lampiaskan di dalam hati untuk dirinya yang bodoh. "Gue jahat sama lo. Gue udah bikin hidup lo menderita. Gue nggak pantes dapet maaf dari lo. Gue bakal lakuin apapun asalkan lo maafin gue."

Sebelum pergi, Indro sempat mencuri ciuman di kening Ria. Ia buru-buru keluar sebelum Liyan dan Zora datang.

"Suster," panggil Indro.

"Ada apa, ya?" tanya Suster yang dipanggil Indro.

"Saya boleh nanya?"

"Silahkan."

"Dokter Melati itu, Dokter di bidang apa, ya, Sus?"

"Oh, Dokter Melati adalah Psikiater sekaligus Dokter ahli bedah."

***

"Lepasin tangan gue! Sakit, Beben!"

"Jangan banyak bacot! Kita perlu bicara empat mata, Saskia."

Not Me [TAMAT]Where stories live. Discover now