014

6.8K 611 13
                                    

Zeva melangkah menuju kampus kanya karena ia akan memberitahu kanya bahwa ia akan pergi ke negara swiss karena satu kerjaan yang mengharuskan ia berada negara tersebut.

Zeva mengedarkan pandangannya mencari dimana kelas fakultas kanya, Kanya mengambil fakultas hukum karena ia ingin mewujudkan impian kedua orangtuanya yang sudah lama meninggal.

Zeva melangkah menuju segerombolan anak laki-laki yang tengah mengobrol di pojok kelas fakultas ekonomi.

"Permisi sorry, gua mau nanya fakultas hukum dimana ya?" Tanya zeva kepada salah satu laki-laki di sana.

"Di lantai atas bagian pojok kak." Jawab laki-laki tersebut dengan menunjukkan tangga di samping lab.

"Oh yaudah, makasih!" Ucap zeva dengan berlari menuju tangga karena ia terburu-buru apalagi jadwal penerbangan pesawat nya akan terbang beberapa jam lagi.

Zeva berlari terus hingga di depan kelas fakultas hukum, ia membuka pintu tersebut dengan tergesa-gesa lalu zeva mencari sosok kanya yang ternyata sedang duduk di paling belakang.

"Kanya!!" Panggil zeva yang membuat kanya langsung mendongakkan kepalanya, ia menatap zeva dengan tatapan bertanya.

Kanya pun berjalan mendekati zeva dan zeva pun menarik tangan kanya menuju luar kelas.

"Ada apa?" Tanya zeva dengan nada malas nya.

"Gua mau pergi ke Swiss karena di sana ada masalah, kemungkinan gua balik kesini nya bulan besok atau 2 bulan lagi, jadi lo jaga kesehatan disini gua usahain bakalan cepet balik!" Ucap zeva dengan menatap wajah kanya yang terdiam.

"Lo mau balik ke Swiss? Jangan lama-lama nanti gua sendirian lagi disini." Ucap Kanya dengan wajah cemberutnya.

Zeva terkekeh geli ketika melihat wajah cemberut kanya. "Ngga bakalan lama kokk setelah masalah gua selesai, gua bakalan balik lagi."

"Jaga kesehatan ya jangan sampe lo drop, kalau lo drop gua kirim lo ke kutub utara." Lanjutnya sembari menepuk kepala kanya.

Kanya mengangguk dengan semangat, lalu zeva pun berpamitan untuk pergi dan kanya pun hanya bisa tersenyum lalu mereka berpelukan sebagai tanda perpisahan.

Kembali ke cayse.

Cayse saat ini tengah menatap wajah tampan rakha yang terlelap di samping nya, rakha memeluk pinggang ramping cayse dengan erat.

Cayse mengelus lembut surai hitam rakha sesekali ia menepuk surai itu namun tidak ada tanda-tanda rakha akan terbangun.

Ia pun melirik ke arah jam di nakas dan di sana menunjukkan pukul 15.07 sore yang artinya mereka sudah tertidur lumayan lama.

Cayse pun menepuk pipi rakha dan berbisik. "Bangun, udah sore katanya mau jalan-jalan." Bisiknya yang membuat rakha menggeliat sejenak.

"Eunghhh, sabar mau peluk dulu." Lenguhan rakha terdengar di telinga cayse, bukannya melepaskan pelukannya rakha malah semakin mengeratkan pelukan tersebut.

Cayse pun mulai geram, ia menggeplak kepala rakha yang membuat rakha secara refleks terduduk sembari memegang kepalanya yang berdengung.

Rakha menatap cayse dengan tatapan sayu. "Tega banget sihh sama tunangan." Ucapnya sembari cemberut namun cayse tidak peduli, ia melangkah pergi menuju kamar mandi meninggalkan rakha yang masih mengusap kepalanya.

Rakhayandra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang