Sunyi Terkikis, Sepi Menipis

179 38 4
                                    

Di dunia yang penuh dengan hiruk pikuk, inginku meringkuk, menepi dari berisik yang mengusik.

Tidak, suara bukanlah musuh

Hanya, bagaimana bisa dengar tanpa jeda, jika yang memapar rata-rata kontradiksi nan tak mau kalah?

Damai dan tenang katanya kerap dinanti, konflik tak berminat tuk digerubungi, tapi tak banyak yang mampu menahan sepi, meredam emosi.

Dalam sunyi, gelas tetaplah gelas tanpa bunyi sang sendok yang sibuk mengaduk air panas dan kopi.

Dalam bisik, untaian kata hanya berdesibel menukik tanpa kehadiran tingginya oktaf tak tahu tempat yang penuh pekik.

Temu kerap menjadi candu, tapi saat terlalu sering terjadi nan tanpa mengenal waktu, seringnya ada tepis-menepis, menghasilkan rasa rindu yang semakin menipis, terkikis.

Jumpa tak jarang menjadi luka, ketika tanpa alasan ada rentetan aksara terlontar secara terbuka, tanpa memandang setelahnya 'kan muncul seikat duka bersumber dari sang tersangka.

Menyendiri bukanlah tujuan, tapi entah mengapa seringnya menjadi pilihan

Di tengah bumi yang semakin tak bisa dimengerti, hasrat semakin berambisi 'tuk berlari mencari tempat sembunyi paling sepi.

Sunyi, namun bersama dengan sesama yang pahami diri bahwa, kembali, suara bukanlah musuh.

Suara bisa berlama 'tuk didengar tanpa jeda, jika yang terpapar sebagian besar tidak kontradiksi berbagai rupa.

Tenteram.

Salah satu impian kehidupan, bukan?

Panggil Aku IntroverWhere stories live. Discover now