Apakah Kamu Sedang 'Hilang Arah'?

828 125 27
                                    

Saya berasumsi, jurusan psikologi dan bimbingan konseling punya prospek bagus di masa depan.

Bukan tanpa alasan, dalam tulisan yang dimuat www.gayatempo.co, dokter spesialis jiwa memprediksi bahwa global beban depresi pada tahun 2020 ada di urutan ke dua.

Dalam jurnal dari Universitas Negeri Yogyakarta yang ditulis oleh Sugiyanto, prediksi WHO dalam dua dekade mendatang diperkirakan lebih dari 300 juta penduduk dunia menderita depresi.

Ini jelas bukan berita bagus.

Terlepas para psikolog dan konselor akan memiliki jam terbang lebih banyak nantinya, mereka tentu berharap kalau bisa, penyakit mental jangan sampai menyentuh tiap-tiap orang.

Sama halnya dengan seorang dokter yang sepi pasien, bukan berarti ia berharap akan ada banyak orang sakit agar kemudian berobat di kliniknya. Tidak. Ada hal mendasar yang sulit dijabarkan, tapi ada.

Stress atau depresi berakar dari rasa tidak percaya pada diri sendiri lalu gemar membandingkan. Itu yang akhirnya saya pahami sejak empat tahun silam, buah dari pengamatan kepada orang-orang di sekitar saya, tulisan-tulisan orang lain, dan juga pengalaman saya pribadi.

Sebenarnya saya punya pandangan berbeda terkait rasa percaya diri.

Sebagian orang berpikir, percaya diri adalah bisa menguasai pandangan siapapun agar fokus khusus ke kita.

Ini ada benarnya, tapi jika ditelisik, penjabaran yang dimaksud di atas adalah hasil dari kemampuan ketika sudah bisa percaya diri. Sebelum muncul, ada basic sebelum 'kebisaan' itu muncul.

Percaya diri adalah percaya pada diri sendiri.

Iya, se-simple itu.

Caranya?

Ada banyak, salah satunya yaitu meyakinkan diri bahwa kita mampu melakukan sesuatu apapun sesuai dengan apa yang kita mau.

Tidak ikut standar orang, tidak peduli persepsi orang, intinya, bahagia dengan apapun yang diinginkan, dilakukan, dipikirkan oleh diri kita. Tanpa perlu disetir oleh siapapun kecuali isi otak dan hati kita.

Jika berhasil, tentu itu refleksi anonim dari, "Gimana orang lain mau percaya sama diri kita, kalo kitanya aja gak percaya sama diri sendiri?"

Maka, kunci pertama membuang depresi adalah percaya pada diri sendiri, kemudian hargai diri.

Terserah dari luar dianggap biasa-biasa saja, tapi batin yang tenang lebih membahagiakan. Tidak perlu pengakuan, karena yang bahagianya tersembunyi terkadang jauh lebih bahagia.

Untuk siapapun yang sedang mengalami banyak beban, ada sedikit tips mengatasi depresi sebelum terjadi. Tidak banyak, tapi semoga membantu.

Tips mengatasi depresi :

1. Percayalah jika semua yang terjadi baik di masa lalu, sekarang dan masa depan adalah sudah tertulis di Lauhul Mahfudz jauh sebelum kita ada.

Jika ada beberapa hal yang bisa diubah dengan usaha, ya usahakan, terus do'a. Bergerak terus. Jangan izinkan orang lain mengganggu penerimaan kita.

Kalaupun hasilnya masih tidak sesuai dengan perencanaan, ya sudah balik lagi ke awal; ini sudah ketetapan Rabb. Pokoknya, percaya takdir.

2. Percaya pada diri sendiri. Yakin kalau diri pasti bisa melakukan apa yang diinginkan.

Jangan kebanyakan ragu. Walaupun tau takdir sudah ditetapkan, tetap saja berusaha. Setidaknya mendapat pahala. Siapa tahu juga, ada kesempatan yang bisa diraih dari usaha kita.

Optimis.

Bodo-amat mereka ingin berbicara apa.

Kalaupun kepikiran, jangan berlarut-larut.

Panggil Aku IntroverWhere stories live. Discover now