Chapter 02

258 14 0
                                    

Hello everyone, I'am back!

Gimana nih kalian, masih pada semangat kah? atau justru lagi stres berat karna mikirin tugas? tenang broo kita sama wkwkw
Btw vote sama commentnya jangan sampe lupa ya biar gue jadi lebih semangat lagi nulisnya

Happy reading!

••••••••

"Jadi pergi lo?" Tanya Devan sembari nyiramin tanaman bunga matahari kesayangan Kai.

Nggak tanggung-tanggung, saking sukanya Kai sama bunga penghasil biji kuaci itu dia sampai menanam kurang lebih 20 pot bunga matahari dihalaman depan rumah. Itu pun belum termasuk sama yang kecil-kecil. Gila nggak tuh.

"Jadi lah" Sahut Shaka.

Sore ini rencananya dia sama Nathan mau pergi keluar buat cari makan malem. Habis Galen lagi nggak dirumah. Sejak siang tadi pemuda itu pergi sama temenya buat kerkom dan sampe sekarang nggak balik-balik. Jadi daripada kelamaan nunggu, Arthur minta Shaka buat beli makanan diluar sekalian jemput Nero di tempat les basket.

"Gue nitip cimol dong" Pinta Devan.

"Mau berapa?".

"Sepuluh ribu".

"Komplit kan bumbunya?".

Devan mengangguk "Tapi cabe bubuknya jangan banyak-banyak, takut ntar Leo apa Nero mau ikut makan".

"Iye bawel lo".

Tak berselang lama Nathan muncul dari dalam garasi sambil ngeluarin motor matic punyanya Shaka. Cowok itu menstandarkan motornya pas udah sampe depan gerbang, terus balik lagi buat ngambil helm sama kunci motor.

"Yuk bang" Ajaknya pada Shaka yang lagi make sendal.

"Bentar, duitnya udah di lo kan?".

"Udah".

"Cimol gue jangan lupa!" Seru Devan sambil nongolin kepalanya dari balik gerbang.

"Bacot lo! nggak gue beliin nih".

"Ya jangan dong".

"Ini kita jemput Nero ke tempat les dulu kan ya?" Tanya Nathan sambil benerin kaca spion. Kebetulan mereka lagi ada di lampu merah sekarang.

"Iya".

"Misi mas" Dua orang laki-laki dengan balutan baju kurang bahan dan dandanan menor bak biduan dangdut yang mau manggung, tiba-tiba mendekat kearah mereka.

"Boleh ijin nyanyi sebentar?" Tanya si rambut ungu sudah bersiap menghidupkan radio kecil yang dia bawa.

Di atas motor Nathan udah ketar-ketir duluan. Takut kalau-kalau wanita jadi-jadian didekat mereka ini akan kena damprat Shaka mengingat suasana hati kakaknya itu yang sedang kurang baik.

Nathan sebenarnya nggak mempermasalahkan kehadiran dua manusia ini, hanya saja melihat Shaka yang daritadi cuma diem pasang muka flat, kayaknya itu adalah sebuah sinyal kalau dia nggak nyaman berada didekat kedua orang ini.

"Engh anu bang eh mbak aduh".

"Boleh kok, silahkan" Sela Shaka memotong ucapan Nathan. Praktis membuat cowok bermata sipit itu melongo tak percaya.

"Asik! musik!" Teriak salah satu dari mereka sambil melemparkan microfon yang dia pegang keatas, kemudian menangkapnya lagi dengan dibarengi kibasan rambut ala-ala bintang iklan shampo.

HARMONIA | NCT DREAM Where stories live. Discover now