Chapter 10

50 8 0
                                    

Hallo everyone I'am back!
Bosen nggak sih sama cerita gue? kepikiran nih tiba-tiba
Btw vomentnya ya guys don't forget

Happy reading and i hope you like it

••••••••

Gelen membelokan langkah kakinya kearah perpustakaan. Setelah mengantarkan roti dan susu ke kelas Kai, cowok itu memutuskan buat sekalian ke perpustakaan nyari buku materi. Minggu depan dia mau ada ulangan harian soalnya.

Setelah mengisi data di buku kunjungan, Galen mulai berjalan menyusuri rak demi rak yang ada diperpustakaan.

Tak butuh waktu lama bagi Galen untuk menemukan buku yang dia cari. Cowok itu mengambil salah satu buku tebal bersampul biru dari rak paling atas kemudian membawanya ke meja yang biasa digunakan untuk membaca.

Satu hal yang harus kalian ketahui tentang Galen, selain gemar memasak Galen juga gemar membaca buku. Cowok dengan senyum semanis gula itu memang bisa dibilang satu-satunya anak Hazel yang paling istimewa. Dibandingkan dengan yang lain, Galen juga jauh lebih mudah untuk diatur. Maka tak heran jika Arthur dan Hazel selalu memperlakukanya bak anak emas, orang nurut banget anaknya.

Berbanding terbalik dengan Kai yang tiap detik nggak pernah absen bikin orang tuanya sakit kepala sama tingkah lakunya yang suka diluar nalar.

"Sendiri aja gal?" Sebuah suara menyapa indra pendengaran Galen.

Cowok itu lantas mendongakan kepalanya, menatap seseorang yang barusan menyapanya. Ternyata itu Bian, salah satu sahabat abangnya, si Nathan. 

"Ya lo liatnya gimana emang" Sahut Galen malas, udah tau pakek nanya.

"Sendirian sih".

"Itu lo tau".

"Kan basa basi gal".

"Lo sendiri tumben mau masuk kesini, mau nyari buku juga?".

"Kagak lah, nemenin Nara doang gue" Katanya seraya menunjuk seorang gadis berkuncir kuda yang sedang berdiri didepan rak khusus novel

"Jadi lo kesini cuma karna mau nemenin kak Nara nyari novel?".

"Ya emang lo pikir gue segabut itu nyampe mau repot-repot masuk sini?!".

"Siapa tau lo lagi butuh referensi buat nugas makanya kesini, kan bisa aja".

"Yaelah gal urusan tugas mah ngejoki juga bisa kali".

"Anying! pantes lo goblok".

"Sialan lo! jangan terlalu jujur napa" Dengus Bian dengan wajah masam. Seumur-umur belum pernah ada tuh yang berani ngatain dia goblok secara terang terangan kayak begini selain mamanya. Ya walaupun kenyataanya emang begitu tapi tetap aja Bian tersinggung

Galen terkekeh kecil "Kan fakta bang".

"Fakta ndasmu! gue gibeng juga lo!" Sengit Bian sambil menunjukan kepalan tanganya, tidak serius, hanya untuk menakut nakuti Galen saja sebenarnya.

"Bacanda elah, baperan amat lo" Cengir Galen seraya menurunkan kepalan tangan Bian yang sudah mengarah kepadanya dengan santai.

"Tai!".

Baru saja Galen ingin membalas ucapan Bian, namun suara benda jatuh yang berasal dari belakangnya membuat kalimat yang sudah hampir dia ucapkan tertahan di ujung bibir. Keduanya lantas menoleh, mendapati Nara yang sudah berdiri dengan wajah tak sedap dipandang.

"Kalian ngapain?" Tanya gadis itu.

Menyadari tatapan tak bersahabat yang dilayangkan oleh Nara, Galen langsung sigap menarik diri. Daripada nanti dia malah ikut kena imbasnya, lebih baik menghindar.

HARMONIA | NCT DREAM Where stories live. Discover now