Chapter 21

39 7 0
                                    

Hallo everyone I'am back!

Sebelumnya gue mau bilang kalau gue ngetik part ini dalam keadaan mengantuk berat jadi kalo banyak typonya maap yak
Oh ya maap juga karna lama banget nggak update 

Happy reading and i hope you like it

••••••

"Kemarin saya denger dari Sila katanya Nero sakit, udah sembuh?" Tanya Vita sembari menyusun kotak berisi stok bahan kue yang sudah Hazel beli kesudut dapur.

"Udah, semalem baru aja pulang dari rumah sakit".

"Maaf ya bu bos saya sama yang lain nggak sempet jengukin, soalnya toko lagi rame terus akhir-akhir ini" Sesalnya merasa tak enak.

Dulu aja pas Vita sama Sila kecelakaan sampe nyemplung ke empang orang, Hazel sama Arthur nyempetin waktu buat nengokin. Ehh giliran Nero masuk rumah sakit malah mereka nggak bisa jengukin.

"Santai aja, yang penting selama nggak ada saya kalian kelola toko dengan baik kan?".

"Oh jelas, bu bos bisa liat sendiri kan sebanyak apa pesenan kita selama seminggu belakangan ini" Vita menunjuk papan kecil didekat dapur yang berisi catatan pesanan dari customer. Hazel juga sudah melihatnya tadi.

"Itu rata-rata yang pesen pada buat acara hajatan semua ya?".

Vita menganggukan kepalanya "Maklumlah bu bos, sekarang kan memang lagi musimnya orang kawin".

Hazel menggeleng pelan, menepuk bokong Vita dengan buku gelatik tebal yang berisi rincian kasbon para karyawan toko "Kamu sendiri kapan mau kawin? keburu jadi perawan tua loh ntar".

"Kapan-kapan kalau udah ada jodohnya".

"Makanya jangan ngehaluin Sehun mulu kamu, cari pacar kek minimal".

"Males ah, ribet".

"Ribet apa karna emang nggak ada yang mau sama kamu".

Vita meringis pelan, meski agak menohok tapi ada benarnya juga omongan Hazel "Dua-duanya sih, lagian untuk saat ini saya emang nggak mau cinta cintaan dulu bu bos, masih mau menikmati kebebasan melajang. Selain itu saya juga takut malah jadi nggak kompeten ntar kerjanya karna sibuk telfonan terus seandainya saya ada pacar" Ucap Vita sambil melirik kearah pegawai laki-laki yang baru keluar dari toilet. Namanya Dion, dia yang bagian suka nganter nganterin pesanan gitu.

"Nggak usah nyindir" Sinis Dion membuat Hazel dan Vita terkekeh kecil.

Memang sudah bukan menjadi rahasia umum lagi dikalangan orang-orang toko, dari mulai Hazel sampe yang bagian bikin roti dibelakang juga tau tabiat Dion yang suka nggak tau waktu tiap telfonan atau vc an sama pacarnya. Saben hari ada aja yang dia omongin, sampe pernah saking geramnya Vita karna si Dion ini nggak muncul-muncul pas diteriakin suruh ngangkatin galon gegara telfonan terus sama pacarnya, hpnya yang lagi dibuat telfonan itu direbut terus dibanting kelantai sama Vita. Sampe retak dan berakhir cowok itu harus ganti hp karna hpnya udah nggak bisa diservice lagi. Tapi ya tetep aja Dion nggak pernah kapok.

"Masih sama anak jendral itu kamu yon?" Setau Hazel salah satu karyawanya ini memang sedang menjalin hubungan asmara dengan anak seorang jendral TNI angkatan darat.

"Udah nggak, ayahnya galak udah gitu banyak maunya lagi, males saya jadinya" Kata Dion mulai curhat.

Bagi para karyawanya, Hazel memang sudah mereka anggap seperti orang tua sendiri. Nggak ada lagi tuh yang namanya canggung diantara mereka. Hingga tak jarang perihal asmara pun turut mereka ceritakan kepada Hazel. Salah satu ya Dion ini, kadang jika toko sedang tidak terlalu ramai dia akan menyempatkan waktu untuk bercerita banyak hal dengan Hazel. Mulai dari masalah keluarganya, kisah cintanya, sampai catatan hutangnya dengan tukang sayur juga turut dia ceritakan. Hazel sendiri sama sekali tidak merasa keberatan, selagi dia tidak sedang sibuk dia mau-mau aja diajak ngobrol sama para karyawanya.

HARMONIA | NCT DREAM Where stories live. Discover now