Chapter 15

50 10 0
                                    

Hallo everyone I'am back!

Lama banget kayaknya gue nggak update cerita ya hehe, abis sibuk wkwkw
Tapi gapapa, khusus buat malem ini karna gue lagi dalam mood yang baik gue bakalan berusaha buat ngetik nih cerita walaupun sambil nahan ngantuk
Btw vomentnya ya guys jangan lupa

Happy reading and i hope you like it

•••••••

Hazel membuka pintu kamar Nero sambil membawa segelas air putih dan semangkuk sup daging yang keliatan masih mengeluarkan uap. Wanita itu lantas meletakan nampan yang dia bawa keatas meja guna menghampiri Arthur yang tengah mengompres Nero.

"Udah mendingan?".

A

rthur menggelengkan kepalanya "Belum".

"Kita bawa kedokter aja lah yuk, sedih banget aku liat dia kayak gini terus dari semalem" Ucap Hazel gusar. Hati ibu mana coba yang nggak sakit liat kondisi anaknya kayak begini. Bahkan kalo boleh meminta Hazel rela dia sakit lagi asalkan anak-anaknya tetap sehat.

"Mending dibangunin aja dulu anaknya, suruh makan abistu minum obat, kalo masih nggak ada perubahan baru ntar kita bawa kerumah sakit".

"Kok kamu kesanya malah kayak ngegampangin sakitnya Nero sih?!".

"Bukan gitu, cuma kan nggak ada salahnya juga kalau kita liat dulu kondisi dia sehabis minum obat nanti".

"Gila ya kamu! kamu mau nunggu anak kita keburu kenapa-napa dulu baru mau ke rumah sakit hah? kalo emang nggak mau nganterin bilang! aku bisa kok kesana sendiri".

Mendengar nada bicara sang istri yang mulai tak bersahabat, Arthur dengan segera menariknya keluar kamar. Hal seperti ini sudah bukan hal baru lagi bagi Arthur. Karna sejak awal mereka punya Devan dulu, Hazel emang selalu lebih sentimentil tiap anaknya sakit.

"Hei dengerin aku".

"Apa? kalo kamu cuma mau minta aku buat liat dulu perkembangan kondisi Nero aku nggak mau, anak itu bakal tetep aku bawa kerumah sakit sekarang juga".

Arthur menghela napas. Tidak akan ada gunanya memang mendebat ucapan Hazel. Dia kenal betul bagaimana kerasnya watak sang istri, sekali dia bilang A selamanya akan tetap A.

"Yaudah oke! kita bawa Nero ke rumah sakit sekarang, biar aku siapin mobil" Final Arthur lalu berjalan menjauh.

Hazel lantas kembali memasuki kamar Nero. Membangunkan anak itu dan menggantikan bajunya dengan kaos berlengan panjang.

"Apa yang dirasain?" Tanya Hazel seraya meletakan gelas bekas minum Leo ke atas nakas.

"Pusing" Rengek Nero dengan suara serak. Anak itu semakin menduselkan wajahnya pada tubuh sang ibu.

"Abis ini kita ke dokter ya, nanti bilang apa aja yang dirasain oke?".

Nero mengangguk pelan.

Tak lama Arthur muncul dengan diikuti Devan dibelakangnya.

"Ayo berangkat" Ucap Arthur lalu meraih tubuh Nero dari dekapan Hazel untuk dia bopong.

"Mau dibawa kerumah sakit ma?" Tanya Devan yang kebetulan baru aja pulang nganterin Shaka.

"Iya, kamu dirumah baik-baik ya dirumah, Leo jangan sampe kelaperan, uang juga udah mama siapin diatas kulkas kalo nanti mau beli makanan diluar" Pesan Hazel yang dibalas anggukan oleh Devan.

🌻🌻🌻

Setibanya dirumah, seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, Nathan langsung mengajak kedua adiknya untuk pergi kerumah om Samudro. Mumpung orangnya belum pulang, soalnya denger-denger tetangganya itu bakalan tiba dari luar kota sekitar sore nanti. Bahkan nih ya, saking buru-burunya, mereka bertiga sampe nggak sempet ganti baju. Membuat Devan yang sedang menonton televisi di ruang tengah keheranan dengan ketiganya yang buru-buru nyelonong keluar gitu aja tanpa pamit mau kemana.

HARMONIA | NCT DREAM Where stories live. Discover now