Chapter 19

36 8 0
                                    

Hallo everyone I'am back!
Vomentnya jangan lupa ya
Happy reading and i hope you like it

•••••••

"Cepetan Kai! ntar gue telat!" Seru Devan sambil berkacak pinggang. Padahal diantara yang lain, Kai ini udah Devan kasih tugas yang paling ringan, tapi tetep aja dia yang paling lama kelarnya. Mana Devan ada kelas pagi lagi hari ini.

Kai yang baru aja selesai siap-siap, dengan terburu-buru menyahut sandwich yang sudah dibuatkan oleh Galen sambil berlari menghampiri Devan yang sudah marah-marah didepan pintu.

Masalahnya kan selain nganter Nathan, Kai sama Galen ke sekolah Devan juga kudu nganterin Skaha sampe ke kelasnya, mengingat kondisi cowok itu yang masih kesusahan berjalan tapi tetap kekeuh mau berangkat kuliah. Devan bener-bener dikejar waktu sekarang.

"Ngapain aja sih lo daritadi hah?! nyolo dulu lo dikamar mandi?!" Sembur Devan langsung marah-marah.

Kai yang lagi ngunyah sandwich sampe terbatuk dengernya "Astagfirullah nggak lah bang! kotor banget otak lo" Bantahnya cepat. Dia nggak nyangka pikiran Devan nyampe kesana.

"Masuk mobil cepet!".

Kai cepat-cepat berlari kearah mobil Devan yang sudah terparkir diluar gerbang. Didalam mobil ternyata sudah ada ketiga saudaranya yang lain. Nathan dibangku samping kemudi, lalu Skaha sama Galen dibagian tengah.

"Abis ngapain aja sih lo?" Tanya Galen seraya memakai sabuk pengaman.

"Nyari dasi, dasi gue ilang".

"Kebiasaan".

"Jangan lupa pegangan lo poda! gue nggak tanggung ya kalau ntar ada yang kejedot" Ujar Devan memperingati.

Shaka, Nathan, Galen dan Kai yang sedang mengunyah roti serempak menganggukan kepalanya. Setelah memastikan semua sudah mengenakan sabuk pengaman, Devan langsung melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah.

Bukan main, padahal baru aja mobil yang ditumpangi mereka keluar dari kompleks perumahan, tapi si sinting Devan itu sudah langsung memacu mobilnya bak orang gila. Sampai-sampai Nathan merem-merem sendiri saking takutnya. Mana dia duduk didepan. Nathan nggak siap kalau-kalau harus liat Devan nabrak sesuatu didepan sana.

Di kursi belakang Kai juga tak berhenti memanjatkan doa pada yang maha kuasa agar senantiasa diberi keselamatan dan perlindungan. Karna demi apapun dia masih belum siap mati.

Tak sampai dua puluh menit, mobil jeep milik Devan berhenti tepat didepan gerbang SMA Pelita. Lebih cepat sepuluh menit dari Arthur jika pria itu yang menyetir.

Nathan, Kai dan Galen bergantian keluar dari mobil dengan ekspresi tegang dan wajah yang sama-sama tampak pucat. Malahan kaki Galen sampai lemas dibuatnya.

Seriusan deh, sampe sekarang Kai bahkan masih nggak ngerti sama papanya kenapa mau-mauan aja beliin mobil buat Devan. Padahal cowok itu begitu ugal-ugalan saat menyetir.

Devan menurunkan kaca mobilnya. Cowok itu tertawa geli saat melihat eskpresi ketiga adiknya yang sangat tidak terkontrol "Belajar yang bener lo pada, uang saku udah gue kasih kan tadi?".

"Udah".

"Ntar pulang jam berapa? biar gue jemput".

"Nggak usah lah bang, gue bisa bareng Raja nanti" Tolak Nathan cepat.

"Gue juga ntar mau balik sama Bobby sekalian mau kerkom kerumah temen" Kai menambahi, sebenernya itu cuma alesan doang.

"Ohh okey" Devan mengangguk paham, mengalihkan tatapanya pada Galen yang sedang memegangi lututnya "Ntar mau gue jemput gal?" Tawarnya.

HARMONIA | NCT DREAM Donde viven las historias. Descúbrelo ahora