O.3

1.2K 152 1
                                    

"Muka lo bisa biasa aja gak sih? Diliatin yang dagang tuh." Haera berbisik kepada Jevan yang dari tadi menampilkan wajah aneh sejak mereka sampai di tempat jualan ketoprak.

Tempat yang jualan ketoprak ini disediain tempat duduk buat makan di sana, dan mereka sekarang lagi duduk nunggu pesanan.

Cuma muka Jevan dari tadi aneh banget, sebenernya Haera nahan ketawa dari tadi karena muka Jevan. Tapi dia gak enak juga karena takut penjualnya tersinggung.

"Mejanya minyakan Haera, saya gak suka," ucap Jevan berbisik juga kepada Haera yang duduk di depannya.

Haera yang mendengar itu menghela nafas lalu mengambil tisu basah dari tasnya dan mengelap mejanya lalu dilap lagi dengan tisu kering. "Noh udah gue elapin, gak minyakan lagi."

"Permisi, ini pesanannya, dua ketoprak; satu pedes, satu gak pedes." Bapak-bapak yang nganterin pesanan mereka pas banget dateng, Haera pun menyambutnya.

"Makasih, Pak," ucap Haera sambil tersenyum sopan, bapak yang nganterin tadi cuma bales senyum sambil ngangguk, lalu pamit pergi kembali.

Haera pun beralih ke arah Jevan dan menyodorkan piring isi ketoprak yang gak pedes ke Jevan. "Nih makan. Gue yakin lo gak bakal nyesel, enak banget ketoprak di sini tuh."

Jevan pun melihat seporsi ketoprak di hadapan dia sekarang yang jujur emang keliatan enak banget. Dia pun mengambil satu suapan untuk mencoba.

Haera dari tadi merhatiin gerak-gerik Jevan, mau lihat reaksinya gimana.

Satu suapan itu pun masuk ke mulut Jevan, sedikit senyum mengembang di wajah Haera, berharap Jevan suka.

"Gimana? Enak?" tanya Haera dengan antusiasnya. Jevan membalas dengan anggukan sambil masih mengunyah.

"Enak." Sebuah senyuman mengembang di wajah Jevan sesuai harapan Haera. Haera pun ikut tersenyum.

"Hehe bener kan kata gue? Pasti enak." Haera pun mulai memakan ketopraknya dengan lahap setelah melihat reaksi puas Jevan.

Kan, benar kata Jevan mood Haera kembali membaik jika diajak makan.

Mereka pun mulai memakan ketoprak tersebut dengan tenang. Sesekali diselingi obrolan singkat.

***

"Udah kenyang?" tanya Jevan.

Sekarang mereka lagi jalan mau ke mobil yang Jevan parkir di parkiran Panorama; gudangnya penjual kaki lima.

Haera memberhentikan langkahnya tiba-tiba. Jevan yang jalan di belakangnya mengernyit.

"Ih gue mau itu deh!" ucap Haera sambil menunjuk ke arah gerobak tukang telur gulung, persis seperti anak kecil yang tengah meminta jajan ke orang tua.

Jevan mengalihkan pandangannya ke arah yang ditunjuk Haera. "Itu.. apa?"

"Itu telur gulung gak liat bacaan di gerobaknya? Udah ayo." Haera langsung menarik Jevan ke arah penjual telur gulung yang tengah ramai dengan anak-anak SD.

"Bang mau telur gulungnya dong."

"Ih ngantri atuh, teh." Haera tolehkan pandangan ke bawahnya yang terdapat seorang bocah lelaki--yang barusan mengomelinya untuk antre.

"Oh iya haha maaf ya aku gak liat kamu." Haera berbicara dengan lembut dan tersenyum ke arah bocah lelaki tersebut sambil sedikit menundukkan diri agar setara tingginya.

"Teteh geulis pisan. Senyumnya manis," sahut salah satu teman dari bocah lelaki tadi.

Mendengar itu Haera tertawa. "Haha makasih, kalian juga kasep." Dengan mengacungkan kedua jempolnya.

Sambil menunggu pesanan, Haera dengan asyik mengobrol dengan bocah-bocah tadi, melupakan keberadaan Jevan yang dari tadi memperhatikan interaksinya dengan kedua anak SD tersebut.

"Duluan ya teh Haera!" Lamunan Jevan buyar kala melihat kedua bocah lelaki tersebut pamit-- karena sudah mendapatkan pesanan mereka.

"Iya, dadah!" Haera tersenyum sambil melambaikan tangannya yang dibalas oleh kedua anak tadi.

"Kamu gak bisa begitu juga ke saya?" Haera menoleh ke arah Jevan yang barusan berucap begitu.

Dengan alis terangkat sebelah Haera menjawab, "Hah??"

Belum sempat Jevan menjawab ternyata pesanan Haera sudah siap. Haera pun membayarnya dan saat menoleh ke sampingnya ternyata Jevan sudah melenggang jalan duluan.

Haera berlari menghampiri Jevan. "Kok lo ninggalin gue sih?!"

Tidak ada balasan, Jevan tetap fokus pada jalannya. Haera mengambil satu tusuk telur gulung.

"Mau gak? Gue yakin lo pasti belum pernah makan ini kan?"

"Buat kamu aja, saya udah kenyang." Mendengar itu Haera pun memakan telur gulungnya dan teringat ucapan Jevan tadi.

"Oh iya, tadi maksud omongan lo apa?"

"Gak tau saya lupa mau ngomong apa tadi, lupain aja."

Haera mengernyitkan dahinya lalu hanya bisa mengedikkan bahunya. Tidak tahu saja Jevan sedang badmood sekarang.

Beginilah jika orang yang ingin diperhatikan dipasangkan dengan orang yang tidak peka.

+*+*++*+*+








•°•MY TEACHER•°•

Haiiii apa kabar???
Semoga kalian selalu dalam
keadaan baik~!

Tadi Haera yang badmood sekarang
malah Jevan yang badmood, hadeh

Btw maaf yh bru bisa update, lagi sibuk ulangan(⁠╥⁠﹏⁠╥⁠) kalian juga adakah yg lagi ulangan semester?
Semangat ya~~~(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

Sampai jumpa di chapter 4~!😅
Semoga tidak bosan dengan
cerita ini ༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ

°•°to be continued°•°

My Teacher || NoHyuckDove le storie prendono vita. Scoprilo ora