O.7

1K 142 2
                                    

Sinar mentari mulai intipkan dirinya malu-malu lewat celah gorden pagi ini. Menyaksikan dua insan yang masih tertidur sambil memeluk.

Jevan sudah bangun sekarang tapi ia tak ada niatan untuk membangunkan Haera. Masih asyik memandang wajah manis itu.

Suhu tubuh Haera tak banyak berubah dari terakhir ia cek tapi tak sepanas saat pertama kali ia periksa.

Ia rasakan pergerakan dari Haera yang sepertinya akan terbangun. Saat mata Haera terbuka sayu khas orang bangun tidur Jevan langsung menyapanya.

"Morning."

"Morning too~" Haera kembali membenamkan wajahnya di dada bidang Jevan. Ia masih mengantuk.

Melihat Haera yang menggemaskan seperti itu, Jevan elus lembut kepala Haera. "Bangun yuk."

"Masih ngantuk." ucap Haera yang suaranya terdengar teredam.

Jevan terkekeh, Haera sekarang benar-benar mirip seperti bayi beruang.

"Yaudah kamu lanjut tidur aja, saya mau mandi 'kan harus ke sekolah."

Haera mendongak, "aku sekolah gak ya?"

"Jangan dulu aja. Badan kamu belum sembuh total."

Entah salah bicara atau bagaimana Haera malah terlihat mengerucutkan bibirnya. "Kalo kamu ngajar berarti aku sendiri dong?"

"Mau saya telepon Mae atau Bunda buat nemenin kamu?"

Haera mendengus. Bukan itu yang ia mau.

"Aku maunya ditemenin sama kamu."

Mendengar itu Jevan terdiam. 'Haera please kalo mau ngomong pikir dulu, jantung saya gak siap.'

"Tapi saya benar-benar gak bisa izin, saya udah terlanjur bilang ke kelas 12 IPA 4 untuk ulangan harian hari ini. Hari ini juga katanya bakal ada rapat."

"Yah yaudah deh." terlihat Haera tambah melengkungkan bibirnya.

Jevan yang melihat itu tentu jadi tak enak. "Hey jangan sedih gitu dong. Saya janji deh bakal pulang cepet hari ini."

Tiba-tiba Haera mengangkat jari kelingkingnya ke arah Jevan. "Promise?"

Melihat itu Jevan terkekeh, ia baru sadar Haera bisa semenggemaskan ini ternyata. Jevan pun mengaitkan jari kelingkingnya dengan Haera.

"I am promise."

***

Setelah selesai sarapan Jevan pun ingin pamit ke Haera untuk berangkat mengajar.

"Saya mau berangkat, kamu mau saya teleponin Mae atau Bunda gak? Biar kamu gak sendirian," kata Jevan yang sedang mengancingkan lengan kamejanya.

Haera menggeleng, "gausah, aku udah baikan kok. Kamu tenang aja."

"Bener?"

"Iya, Jevan."

"Kalo ada apa-apa langsung kabarin saya."

"Shap!" ucap Haera sambil memberi pose hormat kepada Jevan. Jevan yang melihat itu tersenyum, ia majukan langkah ke arah Haera yang terduduk di atas ranjang.

Jevan tundukan tubuhnya dan berikan kecupan lembut di kening untuk Haera. "Saya berangkat," ucap Jevan sekali lagi dengan berbisik tepat di depan wajah Haera dan Haera yang masih memproses apa yang barusan terjadi pun hanya mengangguk kaku.

Dan setelah ia rasa Jevan yang sudah benar-benar berangkat pergi ke sekolah. Haera langsung memekik sambil memegang wajahnya.

"ANJIR GUE DICIUM JEVAN??? AAAAAA MAEEE."

My Teacher || NoHyuckWhere stories live. Discover now