O.8

938 136 4
                                    

Sang malam sudah tiba. Badan Haera sudah benar-benar pulih, suhunya sudah normal dan sekarang ia tengah berkutat dengan buku fisikanya.

Kalian tentu ingat bahwa ia besok akan melaksanakan ulangan harian mapel tersebut dan yang mengajar itu adalah suaminya sendiri alias Jevan. Jevan adalah guru fisikanya, mapel yang sangat Haera tidak suka.

"Ah pusinggg. Ini gimana sih?! Kan pake rumus yang ini tapi diketahuinya gak lengkap, ini si Rena bisa dapet segini gimana caranya?!"

Inilah hasil jika mengerjakan PR main menyalin tugas teman sekarang dibuat pusing karena tidak tahu cara mendapatkan hasil ini dan itu.

Haera sandarkan tubuhnya dikursi belajarnya, ia benar-benar sudah pusing melihat rentetan rumus yang tak bisa ia hafal dan mengerti.

"Apa tanya Jevan ya? Dia kan gurunya, siapa tau gue dikasih bocoran!" Haera tegakkan badannya dan bergegas menemui Jevan sambil membawa buku-bukunya.

***

"Jevan." panggil Haera dengan ragu saat melihat Jevan yang terlihat sedang sibuk ditemani laptop dipangkuan.

Jevan tolehkan perhatian ke Haera yang memanggil, "Hm? Kenapa Haera?"

"Um.. itu, aku.." Keberanian Haera lenyap, malah ragu yang hinggap. Buku yang ia sembunyikan dibelakang tubuh ia pegang erat.

Melihat Haera yang terlihat ragu-ragu, kening Jevan tambahkan kerutan, "Kenapa?" tanya Jevan sekali lagi.

"Kamu lagi sibuk, ya?" Akhirnya kalimat itu yang dikeluarkan Haera.

"Enggak, ini saya cuma lagi rekap nilai ulangan harian kelas 12 IPA 4 tadi. Dibelakang kamu itu apa?" Kini giliran Jevan yang bertanya. Tangan Haera yang menyembunyikan sesuatu dibalik tubuh malah jadi perhatian Jevan.

Haera tunjukan buku tulis serta buku paketnya ke hadapan Jevan, yang sudah sangat Jevan hafal buku apa itu, "Sebenernya aku mau minta diajarin, tapi kalo kamu sibuk gak jadi deh."

Jevan tersenyum lalu menepuk space kosong samping dirinya di sofa tempat ia duduki, menyuruh Haera mendekat. Haera pun maju dan duduk tepat samping Jevan, bukunya ia pangku.

"Yang mana yang kamu gak paham materinya?" tanya Jevan, laptopnya bahkan ia singkirkan sejenak dari pangkuan, perhatiannya ia pusatkan kepada Haera.

"Semuanya hehe." Cengiran Haera tunjukan membuat Jevan tersenyum tipis.

"Yaudah kalo gitu kita belajar materi yang bakal saya ujikan di soal ulangan harian besok ya?"

Mendengar itu kepala Haera mengangguk semangat. Mereka berpindah duduk menjadi dibawah karpet bulu-bulu agar lebih mudah untuk menulis.

Haera perhatikan setiap cara yang Jevan jelaskan, awalnya memang seperti itu tapi perhatiannya malah terkunci ke wajah Jevan yang sialnya tampannya berkali-kali lipat saat sedang serius seperti ini, mengunci perhatian Haera dari dunia.

"Yang saya omongin ada dibuku Haera, bukan di wajah saya."

Mendengar itu Haera gelagapan saat mata tajam Jevan bertemu pandang dengan matanya, aduh dia malu sekali ketahuan tidak memperhatikan.

"Paham gak sama apa yang saya jelaskan tadi?" tanya Jevan.

"Itu..."

Jevan menghela nafas kala melihat Haera yang menunduk takut--entah takut padanya atau malu. "Kamu boleh lihat wajah saya sepuasnya Haera, tapi kali ini saya lagi ngejelasin materinya, gimana mau paham kalo yang kamu lihatin wajah saya?"

"Maaf, Jev. Janji deh kali ini serius!"

Jevan pun mengangguk. "Oke, perhatikan kali ini yang saya jelasin, ya?"

My Teacher || NoHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang