18.Sedikit Kehangatan

553 19 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 04:07. Kay masih terlelap dalam tidurnya, entah sedang bermimpi apa.
Sedangkan Adam tengah berdzikir selepas sholat Tahajud beralaskan sajadah dilantai samping kasur.

"Hwaaam," terdengar suara Kay menguap dengan posisi duduk.

Matanya menatap setiap sudut kamar sambil mengucak mata sebelah kiri.

"Lah, perasaan gue gak ganti cet kamar deh,"batin Kay masih mengedarkan pandangannya.

"Eh kodok," kaget Kay saat melihat Adam.

Sontak Adam langsung menoleh melihat Kay yang kebingungan.

"Kenapa?" Tanya Adam menghentikan dzikirnya.

"Ihhh, berarti gue gak pimpi dong tadi, hiks hiks hiks," kesal Kay dan mulai mengguling-gulingkan badannya di atas kasur.

"Gak mau, gue gak mau nikah sama dia hiks hiks," Ucap Kay makin menjadi- jadi.

"Orang kamu sudah sah jadi istri saya kok," sahut Adam dan melanjutkan berdzikir.

"Huaaa hiks hiks hiks," tangis Kay mengencang.

Sampai Adam selesai berzikir pun Kay tetap menangis akhirnya Adam melipat sajadah dan menaruh di ujung kasur.

"Udah gak usah nangis lagi, kamu nangis juga gak akan ngubah keadaan," Kata Adam menasehati sambil duduk dipinggir kasur dan mengelus kepala Kay lembut.

"Hiks hiks hiks," Kay masih menangis tapi dengan suara pelan.

"Kamu harus mencoba menerima semua ini, kamu berusaha menerima saya, dan saya juga akan berusaha menerima mu," ucap Adam.

Kay duduk dan menatap Adam dengan wajah yang merah sehabis menangis.

"Akan di usahain," jawab Kay masih menatap Adam.

Adam yang gemes melihatnya pun langsung membawa Kay kepelukannya.

"Jangan nangis lagi ya!" Pinta Adam.

"Hm," jawab Kay dan memejamkan matanya menikmati kehangatan yang diciptakan oleh ke duanya.

"Udah, mending sekarang kamu mandi bentar lagi mau azan," kata Adam dan melepas pelukannya. Kay pun hanya menurut saja.

Kini semua keluarga dari Adam dan Kay berkumpul di teras rumah mengantarkan kepulangan orang tua Kay.

"Mah," ucap Kay sendu dan langsung memeluk sang ibu.

"Kenapa hm?" Tanya Ranti membalas pelukan sang anak.

"Kay bakal rindu pelukan ini lagi, omelan mamah, dan lainnya," kata Kay lirih.

"Mamah juga bakal rindu Kay," jawab Ranti.

"Mamah sering-sering ke sini ya nanti hiks hiks!" Kata Kay diakhiri dengan tangis.

"Insyaallah, udah jangan nangis nanti tambah jelek," kata Ranti dan melepaskan pelukannya lalu menghapus air mata Kay.

"Ih mama mah gitu," kata Kay cemberut.

"Hahaha Becanda," kata Ranti yang melihat Kay seperti itu.

"Gak mau meluk Ayah juga nih?" Tanya Abraham sambil merentangkan kedua tangannya menghadap sang anak.

Kay yang melihat itu langsung memeluk Ayahnya erat.

"Ayah akan tetap jadi laki-laki pertama yang ada di hati Kay," kata Kay yang matanya mulai ber kaca-kaca.

"Kamu akan jadi perempuan kedua yang ayah cintai dan akan ayah jaga sampai Akhir nanti," ucap Abraham.

"Kok kedua sih?" Kata Kay namun tetap dipelukan ayah nya.

"Kan yang pertama Mamah kamu," sahut Abraham.

"Oh iya hehehe," kata Kay.

"Turuti apa kata suami kamu ya, jangan bantah ucapannya apa lagi buat masalah sama dia. Sama jangan ngerepotin mereka," nasehat Abraham dan melepas pelukannya.

"Jadi istri yang berbakti pada suami dan istri yang sholehah, sama jangan lupa apa yang telah ayah ajarkan ke kamu," lanjut Abraham.

"Iya Ayah, insyaallah Kay akan nurut apa kata ayah," jawab Kay.

"Kalau gitu ayah sama mama pulang dulu," kata Abraham dan mengulur kan tangannya pada Kay.

Kay pun menyaliminya. Begitupun juga Adam.

"Jaga kesehatan," kata Ranti saat Kay salim ditangannya.

"Iya Mah," jawab Kay.

"Dah Kay," kata Ranti dan langsung masuk mobil di iringi Abraham.

Kay hanya melambaikan tangannya pelan.

"Dah," lirih Kay sangat pelan.

Mobil pun berjalan menuju gerbang keluar.

"Pah hiks hiks hiks," tangis Ranti pecah di pelukkan suaminya.

Syukur mereka pakai supir jadi Abraham bisa menenangkan sang istri.

"udah, mungkin ini memang jalannya supaya Kay bisa jadi anak yang lebih baik lagi, nanti juga bisa ketemu," kata Abraham menengangkan istrinya.

"Hm," sahut Ranti dan memejamkan matanya.

Garis TakdirWhere stories live. Discover now