32. Menerima?

384 16 0
                                    

      Setelah acara basah-basahan, kini Kay dan Adam tengah menghangatkan diri di dekat api unggun yang mereka buat.

"Enak banget di sini suasananya bikin hati tenang," ucap Kay sambil tersenyum.

"Hm," jawab Adam.

"Aku mau suatu hari nanti punya rumah yang deket air terjun kayak gini, pasti seru banget soalnya tiap hari bisa nyebur trus berenang sama ikan-ikan hahaha," ucap ucap Kay lalu tertawa pelan yang tak luput dari penglihatan Adam.

"Aku akan mewujudkannya!" Kata Adam membuat Kay menoleh padanya.

"Really?" Tanya Kay memastikan apa yang dia dengar.

"Yes," jawab Adam.

"I keep your promise!" Ucap Kay.

"Hm," jawab Adam dan tersenyum pada Kay.

"Mau coba bakar marshmallow di api unggun?" Tanya Adam.

"Emm boleh deh" jawab Kay senang.

"Sebentar aku ambil di mobil!" Ucap Adam dan berlalu pergi.

Sepeninggal Adam tiba-tiba terlintas di pikiran Kay untuk menerima kehadiran lelaki itu di hidupnya.
Karna menurut Kay, Adam selama ini selalu baik padanya tidak seperti yang di bayangkannya dulu. Adam saja dapat menerima dia, masa dia tidak dapat menerima Adam.

"Mungkin gue harus bisa buka hati buat dia, secara dia udah jadi suami gue, bismillah aja," gumam Kay pelan.

Tak lama Adam datang membawa sekantong belanjaan, entah apa saja isi di dalamnya.

Adam kembali duduk di samping Kay lalu mengeluarkan sebungkus marshmallow ukuran sedang.

Tanpa mengatakan apa-apa Adam langsung membuka bungkusnya lalu menusukkan satu marshmallow ke lidi lalu menyerahkan ke Kay.

"Ini," ucap Adam.

"Makasih," ucap Kay dan menerimanya.

Kay membakar marshmallow itu dengan penuh semangat, begitu juga dengan Adam tapi dia lebih minat memandang wajah Kay dari pada fokus membakar.

Dirasa sudah cukup Kay menarik marshmallow nya menjauh dari api unggun, meniupnya sebentar lalu melahapnya.

Melihat marshmallow Adam yang sudah hampir gosong Kay pun menatap Adam, seketika Adam langsung mengalihkan pandangannya dan langsung melahap marshmallownya.

"Astagfirullah panasssss," ucap Adam dan langsung melepehkannya.

Melihat itu membuat Kay tertawa lepas.

"Hahahahahaha makanya fokus jangan liatin aku aja hahaha!" Ucap Kay.

Adam hanya cemberut karena malu terciduk Kay.

"Udah jangan gitu nih minum!" Ucap Kay dan menyerahkan satu botol minuman dari dalam kantong belanjaan yang Adam bawa tadi.

Adam pun menerimanya dengan senang hati lalu meminumnya hingga hampir tandas.

"Alhamdulillah," ucap Adam lega, ya walaupun lidahnya masih rada terasa sakit.

"Udah mendingan?"tanya Kay.

"Lumayan," jawab Adam.

"Yuk lanjut bakar," lanjut Adam.

"Iya, tapi kamu hati-hati jangan sampe kayak tadi hihihi," ucap Kay.

"Iyaaa," jawab Adam sambil menusukkan marshmallow ke lidi

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, ah atau Kay dan Adam saja yang terlalu asyik berduaan.
Kini mereka sudah di dalam mobil menuju pondok pesantren.

"Mas," panggil Kay pelan.

"Iya ada apa?" Tanya Adam melirik Kay sebentar.

"Makasih untuk hari ini," ucap Kay dengan nada rada gengsi.

"Iya santai aja, lagian udah jadi kewajibanku sebagai suami nyenengin hati istri," jawab Adam sambil tersenyum.

Mendengar itu Kay hanya tersenyum lalu kembali melamun.

Setelah itu hanya ada keheningan yang menyelimuti keduanya hingga mereka sampai di pondok pesantren.

"Kamu duluan aja masuk, nanti barang-barang aku yang bawa!"ucap Adam setelah membukakan pintu untuk Kay.

"Iya, makasih," ucap Kay lalu pergi dari situ.

"Assalamu'alaikum," ucap Kay setelah masik ke ndalem.

"Wa'alaikumsalam," jawab Nyai Roro.

"Gimana Kay jalan-jalannya seru?"tanya Nyai Roro.

"Seru Umi, soalnya mas Adam ajak aku ke air terjun," jawab Kay antusias.

"Alhamdulillah kalau begitu, ya udah kamu kekamar aja, pasti cape!" Ucap Nyai Roro.

"Ya udah Umi aku ke atas, Assalamu'alaikum," ucap Kay lalu pergi ke kamarnya.

"Wa'alaikmsalam," jawab Nyai Roro.

"Adam!"  Panggil Nyai Roro saat melihat Adam yang baru saja masuk ke rumah.

"Iya Umi," jawab Adam setelah sampai dihadapan Umi nya.

"Umi seneng liat kalian kayak gitu, buat Kay nyaman sama kamu, Umi gak sabar pengen gendong cucu hehe," ucap Nyao Roro lalu pergi dari hadapan Adam.

"Iya Umi," jawab Adam.

"Eh," ucap Adam refleks, baru sadar dengan ucapan Umi nya yang menginginkan seorang cucu.

_____🖋

Malam pun tiba, setelah selesai makan malam beberapa jam yang lalu kini Kay dan Adam telah siap untuk tidur.

"Mas," panggil Kay.

Adam yang awalnya ingin merebahkan diri kini di urungkannya.

"Kenapa?" Tanya Adam.

"Makasih kamu udah mau nerima aku, padahal aku banyak kurangnya," ucap Kay menunduk.

"Semua manusia pasti punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing Kay," ucap Adam dan mengelus puncak kepala Kay yang tertutup hijab dengan lembut.

"Jujur awalnya aku gak nerima ini semua, awalnya dulu aku cuma mau kabur dari pesantren, aku pikir dengan cara itu aku bisa pergi dari sini," ucap Kay terjeda.

"Tapi aku salah,aku menyesal," sambung Kay lalu menatap Adam lekat.

"Apa sekarang kamu masih menyesalinya?" Tanya Adam serius.

"Udah gak lagi, malah aku bersyukur dapet suami kayak kamu, makasih udah hadir," jawab Kay.

"Aku akan coba buka hati buat kamu!" Ucap Kay dengan keputusannya yang sudah bulat.

"Makasih,"ucap Adam dan tersenyum.

"Mas Adam," panggil Kay.

"Iya?" Jawab Adam.

"Bismillah aku siap memberikan hak kamu," ucap Kay sedikir gerogi.

"Aku gak mau kamu terpaksa melakukannya," jawab Adam.

"Aku gak terpaksa kok, mungkin ini udah saatnya," kata Kay.

"Kita sholat sunah dulu," ucap Adam.









_______________________________________________

Kalian pasti tau lah ya kelanjutannya gimana🤣🤣🤣🤣

Btw makasih nih buat kalian yang udah baca cerita aku!!
Sumpah author seneng banget karna udah lumayan banyak yang baca, do'ain ya semoga aja nanti kalau ceritanya udah kelar ada yang mau nerbitkan.

Author juga mau minta maaf kalau jarang banget Up date soalnya author masih mondok, jadi jarang banget pulang kerumah dan bisa pegang HP. Apa lagi sebentar lagi author mau ulangan, do'ain supaya lancar ya trus dapat nilai yang bagus!.

Dadahhh sampai jumpa di part selanjutnyaaaaaaa👋👋👋👋👋👋

Garis TakdirWhere stories live. Discover now