Part 3

40 7 0
                                    

"Bang, ada yang kosong nggak?" tanya Allea kepada penjaga warung internet di dekat sekolahnya.

"Ujung tuh, nomor 14 kosong sama nomor 16."

"Pas banget. Dua ya, Bang. Dua jam dulu deh masing-masing. Ayo buruan nanti diambil orang," ajak Allea kepada Tifa. "Untung kita nggak ngantri dulu. Biasanya udah penuh." Allea melepas tas punggungnya yang berat karena buku kemudian mulai menghidupkan komputer.

"All, nanti testi di FS gue ya. Terserah deh apa, biar rame FS gue. Masih sepi banget nih."

"Gampang, lo juga ya nanti testi balik gue."

Warung internet di dekat sekolahnya memang sangat ramai. Maklum saja karena memang media sosial Friendster sedang digandrungi oleh anak muda-mudi hampir di semua sekolahnya. Ada juga yang sengaja datang hanya untuk membaca thread Kaskus atau sekadar mencari teman mengobrol di dunia maya. Allea sendiri sama seperti kebanyakan teman-temannya yang menggandrungi Friendster. Dia menyunting laman profil miliknya dengan tampilan yang berwarna serta menambahkan beberapa orang menjadi temannya. Saat Allea tengah fokus dengan layar komputer di depannya. Tiba-tiba tercium aroma yang sangat lezat menggugah selerah. Wangi mie goreng menyeruak saat penjaga warung internet mengantar pesanan makanan di bilik komputer sebelah Allea. Di warung internet tersebut memang bisa memesan makanan. Rata-rata mie instan atau nasi goreng. Ada juga beberapa minuman kemasan yang dijual di dekat meja kasir.

"Duh jadi pengen mie," ucap Allea yang tiba-tiba merasa lapar.

"Bang, tambah teh botolnya satu ya pake es batu."

Tanpa pikir panjang Allea langsung mengangkat tubuhnya kemudian melihat orang di sebelah bilik komputernya. Benar tebakannya. Benny ada di sana yang saat ini tengah mengaduk mie goreng yang aromanya sangat menggoda. Di layar komputernya menampilkan profil Friendster miliknya yang berlatar hitam.

"Berapa bungkus lo makan mie?" Benny yang hendak menyuap mie ke mulutnya tiba-tiba menoleh setelah mendengar suara Allea.

"Memangnya kenapa?" tanyanya tidak suka.

"Bagi sesuap. Laper gue." Benny tanpa pikir panjang langsung melengos.

"Beli dong! Enak aja minta."

"Gue maunya minta punya lo. Punya lo dua bungkus juga. Eh lo udah nyontek PR gue ya pagi tadi. Lo pikir nyontek gratis?"

"Pesen sana! Gue yang bayar!" Allea tertawa penuh kemenangan karena berhasil membuat orang perhitungan seperti Benny keluar uang. Tanpa pikir panjang Allea menuju ke meja kasir untuk memesan makanan.

"Mau ke mana lo?" tanya Tifa yang heran melihat Allea keluar.

"Pesen mie. Lo mau?"

"Nggak deh, gue minum aja."

"Oke!"

Allea memanggil penjaga warung internet yang saat itu tengah berada di dapur. Dapurnya langsung menghadap meja kasir jadi tidak menyulitkan Allea untuk mengetahui sedang apa penjaga tersebut.

"Bang, pesan mie goreng dong. Di meja 14 ya, dua bungkus pake telor mata sapi satu. Telornya garing ya. Ada nasi putih nggak, Bang? Kalau ada sepiring ya, buat dimakan sama mie biar kenyang. Terus teh botolnya dua ya, Bang. Pake es batu. Ini yang bayarnya meja nomor 13 ya. Gabungin sama punya dia yang tadi."

"Ini teh botolnya dua sama yang tadi atau jadinya tiga sama yang tadi?"

"Tiga, Bang. Satunya di meja 16."

"Oke, ditunggu ya, Neng. Saya sendirian soalnya mungkin agak lama."

"Nggak apa-apa, Bang. Tetep saya tungguin kok. Laper soalnya." Allea hampir saja berlalu dari sana, tetapi dia melihat toples yang berisi kacang goreng di dekat meja kasir. "Bang, tambah ya ini kacang goreng lima bungkus. Masukin ke bill meja nomor 13 lagi."

ETERNITYHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin