🐇 } empatbelas { 🐇

2.1K 247 22
                                    

HAPPY READING

.

.

[ Ar-Soul ]

.

____________________
_____


  Arkeno mendudukan diri di samping Raffa yang sedang menyomot satu gorengan yang tersedia di atas meja, wajahnya tetap lempeng bahkan ketika Wibry terus menatapnya tanpa henti.

Entah apa yang salah.

Jordan datang tak lama kemudian, menghancur leburkan keheningan yang sempat bersemayam. Menaruh tiga piring berisi nasi uduk untuk kedua temannya dan satu anak pungut.

Raffa berterima kasih dengan senyum yang menutupi mata. Manis.

"Heh, lu kalo di bully lagi bilang gue aja. Jangan ge'er, gue bukan baek ama lu cuma kasihan aja."

Arkeno mengangguk, ia tidak begitu paham dengan sifat Wibry yang sedikit berbicara kasar tapi dengan pipi yang menimbulkan rona merah.

Apa spesies manusia seperti ini memang ada di dunia?

"Iya, bang."

"Haha, Wibry tuh sebenernya baik, cuma gengsi aja. Ya kan?"

"Enggak tuh, gue kasian doang."

Raffa membantah dengan alis menyatu. "Bohong!"

"Siapa yang bohong, murni kasian."

"Nanti hidungnya panjang, kalo kebanyakan bohong."

"Dih, bocah banget omongannya."

"Kalo panjang jangan salahin gue, soalnya gue yang doa'in."

"Udah, makan."

Suara Jordan yang berat, menginterupsi keduanya untuk bergenti beradu bacot dengan suara yang lumayan kencang. Bahkan beberapa murid mulai banyak yang melirik ke arah meja mereka.

Arkeno terkekeh.

"Bang, ngekost aja kuy? Keknya seru tinggal ama lu pada."

Raffa di sampingnya menyahut dengan manik berbinar. "Gue punya apartemen, punya abang. Tapi nanti gue izin dulu, soalnya udah gak di pake."

Wibry berdecak. "Gayaan banget, minta duit aja masih sama ortu lu."

"Enggak, gue minta ke abang."

"Halah, yang kemarin nangis depan pager karena gak di kasih uang pas kita mau jalan jalan, siapa ya?"

"Babi, jangan bacot ya lu, mana ada gue nangis."

"Terus siapa dong?"

Jordan mengetuk meja dua kali dnegan jarinya, dan itu sudah mampu membuat Wibry dan Raffa berhenti. Arkeno takjub, merasa kagum dengan aura kakak kelas cuek di hadapannya.

Ar-soul [hiat]Where stories live. Discover now