🐇 } enambelas { 🐇

1.9K 246 7
                                    

🐇 Happy reading 🐇

.

.

[ Ar-Soul ]

.

____________________
_____


"Ora, lu dimana si? Sepi nih kamar kagak ada lu, si belphe juga omdo anjir. Katanya bakal nemenin gue terus."

"Tadi gue madang di rumah si kembar, di kasih ongkos balik juga lagi. Baek banget kan, beda ama Farhan yang perhitungan. Gue minta satu permen sugus aja masuk cacatan hutang dia, anjir."

"Ra, tadi juga di traktir ama bang Jordan. Katanya sih, mau minta apartnya abangnya si bang Raffa, tau dah boleh apa kagak ama orangnya."

"Seru kali yak, kalo tinggal bareng gitu. Walaupun baru kenal, tapi gue yakin bejat bejatnya nih sama ama gengnya bang Reno, sesatnya udah keliatan."

"Teru ya, gue di beliin sepatu baru ama si Alshad, coy. Aneh banget, kan? Gue mah yakin nih orang di guna guna ama malaikat supaya berbuat baek."

Arkeno menghentikan curhatan tanpa lawan bicaranya ketika mendengar suara aneh dari samping kamar, ia tak begitu yakin, bisa saja makhluk halus yang ingin mengganggu waktu luangnya.

"Suara apa, dah?"

Ia bangkit dari rebahan, duduk menyender di kepala ranjang, mendekatkan kuping pada tembok yang di sampingnya adalah kamar seseorang.

"Si njel, ngapain? Kok suaranya, sus gini?"

Kamar bernuansa pink yang pernah di masuki Arkeno saat itu memang terlihat sangat luas, berbeda dengan kamar ini yang terlihat seperti kamar anak 'pembantu'.

Tapi, ia bersyukur.

Setidaknya kamar ini terasa nyaman sama seperti kamarnya di kehidupan yang lalu.

"Wah, ga bener nih cewek."

Arkeno bangkit, berjalan keluar kamar. Mengendap ngendap ketika di koridor, untuk memastikan agar tak ada orang lain yang melihatnya.

Handphone dengan perekam suara ia nyalakan, lalu di dekatkan pada lubang kunci agar lebih terdengar.

Sebenarnya lantai dua sangat sunyi, apa karena tamu di bawah?

"Siang siang udah berzina, gue yakin nih orang yang di ruang tamu."

Walau kakinya sedikit tremor karena harus mengingat, setidaknya ia tetap mendekatkan ponselnya pada celah pintu.

Dirinya tak begitu yakin, sebab laki laki yang di setubuhi terlihat lebih tinggi dan seperti .. Alvin?

Arkeno menjentikkan jari. "Wah, sebuah konspirasi."

"Terus, cewek yang mukul gue siapa, anj?"

Di rasa sudah tak ada suara yang mengganggu pendengaran lagi, Arkeno menjauh sambil mengendap ngendap ke arah ruangan pojok di lantai dua.

Ar-soul [hiat]Onde histórias criam vida. Descubra agora