VC 5 || CARD

2.3K 353 6
                                    


ㅤㅤ
ㅤㅤ
- V I P -
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

"Lo Kanila?" tanya Algo dengan tatapan tajam nya.

Kanila membelalakkan mata nya. Ia terkejut saat mendengar ucapan Algo. Tenyata lelaki itu mengenali dirinya? Dimana? Kapan lelaki itu tahu tentang nya?

"Kok lo tau gue?" dengan perasaan was was, Kanila bertanya.

Algo tersenyum miring, lalu menatap gadis itu dari rambut hingga ke ujung kaki.

"Lo kesini mau ngapain?" tanya Algo kemudian.

"Mau nyari lo."

"Gue? Ngapain?"

Tanpa banyak berkata, Kanila langsung mengeluarkan sesuatu dari kantong nya. Ia menunjukkan benda itu pada Algo.

"Ini. Lo pasti dapet kartu ini juga kan?" ucap Kanila sambil menyodorkan sebuah kartu yang sama persis seperti kartu yang Algo temukan saat ia dapat terror bangkai kepala kucing.

Algo terdiam, sambil memandangi kartu itu.

"Sebenernya lo siapa? Kenapa kartu itu ada di lo juga?" lelaki tampan itu menjawab kembali dengan pertanyaan.

Kanila menghela nafas nya dengan kasar. "Gue ga bisa jelasin disini." kepalanya menengok ke arah kanan dan kiri, seperti sedang melihat situasi sekitar.

Tanpa mengatakan sepatah kata apapun, Algo langsung menarik lengan gadis mungil itu, untuk membawa nya kesuatu tempat yang aman. Dimana tidak ada orang yang bisa menguping pembicaraan mereka nanti nya.

ㅤㅤ
Algo membawa Kanila sampai ke tempat parkiran mobil. Ia membuka pintu mobil milik nya yang kini ada di hadapannya, lalu mendorong Kanila untuk masuk ke dalam mobil nya.

Sesampainya mereka sama-sama berada di dalam mobil. Algo memulai pembicaraan.

"Lo bisa jelasin sekarang." ucap nya dengan singkat.

"Biar gue kenalin diri gue dulu. Gue Kanila. Gue ga tau lo udah denger tentang ini apa belum, tapi yang pasti gue seharusnya jadi saksi mata dari kasus pembunuhan pacar lo." jelas Kanila.

Algo sama sekali tidak ber-ekspresi. "Gue tau. Tapi kenapa baru kali ini lo muncul? Selama ini lo kemana aja? Kenapa lo ga bersaksi ke polisi tentang pembunuh itu?"

"Gue... Punya alasan kenapa gue engga ngelakuin itu."

Algo terkekeh mendengar jawaban dari gadis itu.

"Lo tau? Gara-gara lo, gue dan temen-temen gue harus di cap sebagai tersangka selama berminggu-minggu. Gue bahkan hampir di tahan di penjara sama polisi."

Benar. Coba saja Kanila memberikan kesaksiannya tentang si pembunuh. Tidak akan mungkin ia dan teman-temannya menjadi incaran polisi.

"Gue hilang ingatan." jawab Kanila tiba-tiba.

"Kata dokter gue mengalami Post Traumatic Stress Disorder. Faktor dari gangguan itu juga menyebabkan gue kehilangan ingatan tentang kejadian pembunuhan itu. Sampai saat ini pun gue masih engga ingat, apa yang terjadi waktu itu." jelas Kanila.

VIP CLASS [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang