[05]

15.2K 330 0
                                    












*1 bulan berlalu tepatnya di hari minggu

Gio, Bian dan Vian sudah menghabiskan waktu 1 jam untuk bermain dan manja manjaan di kamar sampai Vian mengajak mereka berdua untuk olahraga

"Ayo kita olahraga baby"
Ajak Vian

"Iya omm"
Jawab Gio. Bian yang mendengar kata kata itu pun langsung mencium bibir Gio sampai Gio kehabisan nafas

"Angghh.. "
Gio berusaha mengambil nafas sebanyak mungkin

"Bunny lupa jika saya sudah mengajari untuk memanggil kita berdua daddy? " Tanya Bian

"Ma-af daddy"
Ucap Gio sambil menunduk. Bian langsung menggendong tubuh Gio. Vian yang melihat itu hanya jalan santai mengikuti sang kaka.

"Baby.. "
Panggil Vian

"Ya daddy? "
Jawab Gio

"Ah tidak apa"
Jawab Vian lagi karena tadi dia hanya mengetes Gio.

Setelah memasuki lift Gio meminta di turunkan dari gendongan Bian

"Daddy turunkan"
Rengek Gio

"Tidak bunny"
Jawab Bian

"Daddy~.. "
Ucap Gio di akhir mendesah membuat kejantanan milik Bian dan Vian langsung bangun

"Sudah berani hm? "
Tanya Vian

"Akhhh tidak daddy. tadi hanya keceplosan"
Jawab Gio dengan panik

Pintu lift pun sudah terbuka yang artinya Bian dan Vian melanjutkan perjalanan menuju ke tempat gym pribadi. Saat sudah sampai Gio di turunkan di salah satu tempat duduk.

"Bunny mau ikut atau menunggu disini saja? "
Tanya Bian

"Ikutt... "
Jawab Gio dengan antusiasnya. Bian dan Vian berjalan ke arah salah satu alat untuk olah raga tangan, mereka mencontoh kan terlebih dahulu sampai Gio ingin mencobanya.
Gio berusaha mengangkat beban yang baru 10kg namun tidak bisa karena tubuhnya terlalu kecil. Akhirnya di turunkan lagi oleh Vian menjadi 5kg dan lagi lagi Gio tidak bisa mengangkat nya. Bian dan Vian hanya bisa tertawa renyah melihat Gio yang bertangan kekar namun tidak bisa mengangkat beban itu.

"Arghhh.. Tidak bisa daddy"
Ucap Gio dengan marahnya

"Mengapa otot otot di tangan mu itu bisa terbentuk hm? "
Tanya Vian

"Ini karena pekerjaan ku yang seperti kesetanan" Jawab Gio dengan marah karena Bian dan Vian masih saja menertawai nya.

"Haha.. Yasudah kita ganti saja.. "
Ucap Bian

"Tidak bisa di kurangi lagi kah?"
Tanya Gio

"Bisa baby, namun bebannya sudah di buang karena sangat enteng dan mudah"
Jawab Vian

"Yayaya"
Jawab Gio

"Nahh naik lah bunny"
Ajak Bian

"Tidak daddyyyy"
Tolak Gio

"Mengapa hm?"
Tanya Bian dan Vian

"Tinggi sekali itu nya.. "
Jawab Gio yang membuat orang disana tertawa

"Sini daddy gendong"
Ucap Bian

"Hm.. "
Gio malu melihat orang yang sedang menertawai nya

"DIAM KALIAN SEMUA-!! " ucap Vian dengan suara berat nya yang membuat para penjaga yang sedang berolahraga disana pun merinding.

"Nahh.. Gerakkan kaki mu bunny"
Ucap Bian sambil bersedekap dada menatap bunny nya

"Berat daddy hiks.. "
Tangis Gio pecah kembali. Bian pun menggendong tubuh Gio agar bisa menenangkan nya

"Kenapa menangis bunny? "
Tanya Bian

"HUAAAAAAAA..... " Suara tangis Gio semakin menggelegar satu ruangan membuat Bian dan Vian gelagapan.

"Heyy.. Diamlah baby"
Ucap Vian sambil mengelap air mata Gio

Setelah beberapa menit akhirnya tangis Gio pun mereda membuat kedua dominan pun merasa lega

"Minum dulu hm"
Ucap Bian sambil menyodorkan minuman di depan mata Gio

Glek

Glek

Glek

"Sudah daddy"
Jawab Gio

"Ingin membantu daddy"
Ucap Bian

"Membantu apa? "
Tanya Gio

"Membantu daddy berolahraga"
Jawab Bian

"Memangnya harus di bantu ya daddy? "
Tanya Gio polos

"Iya bunny"
Ucap Bian lalu menggendong tubuh Gio dan langsung berolahraga dengan dada telanjang begitu juga dengan Vian







.








.









.










.








.






Jangan salah tempat

Threesome Daddy's obsessionWhere stories live. Discover now