6 || Gudang Sekolah

306K 18.3K 2.4K
                                    

ADA YANG NUNGGUIN GAK?

Btw aku mau konfirmasi sedikit, aku nonton Culpa Mia setelah ALGASYA hadir 2 part di wattpad. Jadi sebenarnya aku gak terinsipirasi dari film tersebut. Emang udah lama mau buat story tentang stepbrother gini. TAPI CULPA MIA THE BEST, MENUNGGU S2 BGTT.

****

Asya meletakkan dua piring berisi nasi goreng sayuran yang dia buat. Asya benci sayur tapi Alga sangat menyukainya, setiap pagi Asya selalu menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Alga. Rutin sejak kedua orang tua mereka tiada.

Belajar memasak, merapihkan rumah, Asya hampir bisa semuanya dengan belajar mandiri. Asya mengerti jika sekarang bukan saatnya bergantung pada siapapun, setidaknya dia harus bisa mengurus dirinya sendiri. Tidak ada lagi Mamanya yang akan melakukan segala hal demi dirinya.

Asya bukan gadis cengeng dan manja, tapi sejak kecil dia tidak pernah kekurangan apapun. Selalu di sayang, di manjakan, serta di perlakukan seperti tuan putri. Semua itu membuat Asya kesulitan, dia tumbuh dengan cara yang salah hingga membuatnya sulit menyesuaikan diri.

Mungkin Asya memang tidak mengerti apa-apa soal dunia ini, tapi dia selalu berusaha setidaknya untuk dirinya sendiri dan sang kakak. Asya tidak ingin semakin merepotkan Alga.

Laki-laki itu telah kehilangan banyak hal sejak kepergian orang tua mereka. Masa muda yang harusnya di habiskan bersama teman-temannya malah harus di pakai untuk mengurus Asya dan perusahaan. Alga masih terlalu belia untuk semua itu, beban yang di tanggungnya terlalu berat. Alga pasti kesulitan.

Asya mengunyah makanan sambil memainkan sendok beserta garpu di tangannya. Asya tidak suka makan sendirian. Dia lupa kapan terakhir kali merasakan kehangatan sarapan bersama.

"Kak Alga udah bangun belum, ya?" gumam Asya tanpa berniat memeriksa. Pria itu pasti butuh tidur lebih lama meski hanya beberapa menit.

Asya selesai dengan sarapan dan melangkah ke kamar untuk siap-siap pergi ke sekolah. Sebelum itu, Asya menatap piring di atas meja. Sekarang piring itu ada disana, tapi pasti saat Asya melihatnya lagi benda itu sudah tidak ada. Asya tau, Alga selalu membuang semua hasil masakannya.

Tidak ada jejak apapun saat Asya melihat, bahkan bekas piring kotor. Kemana lagi jika bukan di tempat sampah?

Setelah Asya pergi ke sekolah dengan memesan ojek online, Alga baru keluar dari kamarnya dengan seragam sekolah lengkap. Cowok itu memasang dasi abu-abu sambil menuruni tangga.

Alga kemudian melihat ke sekitar lalu berdecak pelan, lagi-lagi gadis itu berangkat sekolah lebih dulu. Padahal Alga sudah berusaha bangun sepagi mungkin namun tetap saja di tinggal.

Saat melihat ke meja makan, Alga terdiam sejenak. Cowok itu berjalan mendekat lalu menarik kursi dan duduk tenang, bukannya memakan masakan itu dia malah mengeluarkan ponselnya. Memotret setiap inchi makanan di piring.

Alga memang tidak pernah memakan masakan Asya. Rasanya tidak tega. Alhasil piring beserta isinya selalu berujung di buang oleh orang yang datang membersihkan rumah setiap harinya. Semua itu karena Alga terlalu menyayangi hasil masakan Asya.

*****

"Sya, kenapa lo milih Langit Abadi dari sekian banyak sekolah yang ada?" tanta Gisella pada gadis di sebelahnya, Asya mengunyah permen karet sambil berfikir sejenak.

ALGASYA ; STEP BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang