49 || Terungkap

85.7K 7.7K 7.9K
                                    

Anggap THR💌

*****

"Gue cuma mau lindungin lo," lirih Alga putus asa. Dia masih setia berlutut di hadapan gadis itu. Berharap setidaknya Asya akan sedikit luluh.

"Dengan membunuh? Menyingkirkan papa?" ucap Asya dengan mata berkaca-kaca. "Lalu mama aku? Mama aku nggak salah! Mama aku nggak pantas nerima ini!"

"Aku nggak akan pernah bisa maafin pembunuh mamaku. Nggak perduli apapun alasannya."

Asya menyeka air matanya. "Aku menyesal pernah jatuh cinta ke Kak Alga," ungkapnya kecewa. "Harusnya aku nggak jatuh cinta kalau tau akhirnya akan semenyakitkan ini."

"Aku benci Kak Alga!"

Pemuda itu langsung bangkit usai mendengar kalimat itu.

Saat Alga mendekatinya, Asya menjauh. Melangkah menghindar. Tubuhnya gemetar, ia takut Alga akan mencekiknya lagi atau melakukan yang lebih parah.

"Gue paham. Dan gue nggak melarang lo benci gue. Tapi jangan Noah. Jangan pergi dengan Noah supaya gue bisa melepas lo dengan tenang," langkah Alga semakin dekat dengannya, dan Asya terjebak.

Punggungnya menabrak dinding. Lalu pria di depannya mengunci pergerakannya. Kedua lengan kekarnya terulur di sisi tubuh Asya sampai nafasnya terasa meniup permukaan kulit wajahnya.

"Lo tau alasan gue nyuruh lo berhenti sekolah dulu?" tanya Alga setengah berbisik.

"Karena Kak Alga mau nyembunyiin kejahatan Kak Alga dari aku," jawab Asya tanpa ragu. "Karena Kak Ethan dan Kak Aji udah tau kalau Kak Alga pembunuh!"

"Salah, sayang," katanya sembari merapihkan rambut Asya, menyelipkannya ke telinga dengan lembut. "Gue lakuin itu karena Noah. Noah ngincar lo setelah gue rampas kehidupannya."

"Nggak masuk akal! Kak Noah itu baik!"

"Nggak ada orang baik yang kerja di bar! Nggak ada orang baik yang selalu natap tubuh lo dengan pandangan bangsat kaya dia!" emosi Alga meluap-luap.

Asya mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Noah selalu datang ke rumah ini untuk jemput nyokapnya. Gue tau itu."

"Dan gue selalu liat cara dia mandang lo. Gue liat arah tatapan matanya yang brengsek itu!"

Alga tidak membenci Noah tanpa alasan. Laki-laki brengsek itu selalu menatap Asya berlebihan dengan tatapan menjijikan. Wajahnya terlalu baik, wajar tidak ada yang  percaya apa yang ia katakan.

"Lo nggak mungkin percaya gue. Lo keras kepala nggak mau menjauh dari Noah. Jadi gue pilih cara lain, buat lo berhenti sekolah supaya menjauh dari si brengsek itu."

"KAK NOAH NGGAK BRENGSEK! TOLONG STOP OMONG KOSONG INI!" teriak Asya.

"Pergi ke bar tempat dia kerja dulu. Atau pergi ke Langit Abadi. Lo boleh buktiin sendiri dengan tanya langsung ke mereka."

Asya pelan-pelan menatapnya. "Mereka?"

"Korban Noah. Korban kebejatan cowok itu."

Alga menjauh dan memberi jarak.

"Lo nggak percaya gue, tapi lo nggak mungkin nggak percaya mereka."

Alga menghela nafas. "Harusnya cowok itu nggak buka mata selamanya. Dia bangun cuma jadi malapetaka."

Decihannya terdengar.

Alga berjalan menuju pintu lalu membukanya menggunakan kunci yang ada di saku celananya. Dengan lirikan mata, ia memanggil Asya. "Keluar."

ALGASYA ; STEP BROTHER Where stories live. Discover now