22 || Ekskul

227K 15.5K 6.7K
                                    


AKU NGETIK KETIDURAN ANJIR. TINGGAL UP DOANG PADAHAL SAMA DI REVISI TYPONYA😭

Telat dikit ga ngaruh, masih double up lah yaa huahahaha.

*****

Darren menguap di tengah-tengah pelajaran Bahasa. Pelajaran paling membosankan dalam hidupnya. Darren lebih suka Matematika karena dapat membuatnya fokus. Memang ia terlihat seperti anak nakal, namun untungnya Darren punya sedikit kelebihan dalam berhitung.

Saat menatap ke depan, ia meringis geli melihat rambut gadis di depannya. Terikat dua seperti biasa. Kanan dan kiri layaknya  tanduk domba.

Iseng, Darren mengepalkan kertas hingga menjadi gumpalan kecil lalu melemparnya ke depan. Tepat sasaran, lemparannya mengenai tengkuk Asya. Sekali, dua kali, Darren ketagihan. Ia senang membayangkan wajah dongkol Asya di depan sana.

"Huftt," helaan nafas pelan terdengar dari Asya. Cewek itu habis kesabaran. Ia berbalik dan menatap Darren tajam.

"Apa?" jawab Darren santai.

"Sini deh," ucap Asya menggerakkan tangannya.

Darren menggeleng. "Moh."

"Sini," ulang Asya, ia mulai memasang wajah memelas. "Aku mau bisik bisik."

"Apaan?" Darren akhirnya mendekat dan mencondongkan kepalanya ke depan guna mendekat ke gadis itu. "Sampe gak penting, gue lipet dua badan kecil lo."

Asya menyeringai tipis, ia mendekat lalu mengigit keras telinga Darren dengan geram.

"ASYA KAMPRET!" teriak Darren kesakitan.

"Darren kampret," gadis itu mencebikan bibirnya mengikuti cara bicara Darren. "Ganggu sekali lagi awas aja! Aku putusin telinga kamu!"

Asya kembali menghadap depan setelah mengancam Darren. Untungnya Guru mereka sedang keluar saat pertengkaran mereka barusan. Teman-teman sekelas hanya melirik sekilas, tidak terkejut lagi dengan Asya dan Darren yang seperti itu.

"Emosian banget, Cil," keluh Darren. "Banyak-banyak istighfar lo. Nyebut!"

"Aku Kristen," sahut Asya.

Gisella refleks menoleh dengan cepat. Terkejut. "Sumpah?"

Asya mengangguk mantap.

Gisella menggerakkan kepala ke belakang untuk menatap Darren. Kasihan sekali. Padahal Gisella tau Darren baru kali ini terlihat tertarik pada perempuan. Belum apa-apa, tembok tinggi sudah menghalanginya.

"Emang paling bener sih lo sama gue, Ren," gumam Gisella tanpa sadar.

Darren yang merasa di perhatikan akhirnya menatap balik manik mata Gisella. "Apa lihat-lihat?" ketusnya. "Naksir lo?"

"Iya" jawab Gisella.

Laki-laki itu mengerutkan dahinya. "Apa?" ulang Darren.

Gisella mengedip sadar. "Iya nggak mungkin lah!" elaknya cepat-cepat menghadap ke depan.

****

ALGASYA ; STEP BROTHER Where stories live. Discover now