28 || Hurt

202K 12.8K 7.9K
                                    

Follow aku sebelum baca supaya dapet notif update!

Kita awali bab, dengan Aji dan topeng malingnya. HAHAHHA.

 HAHAHHA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Asya ceria sepanjang jalan. Malam ini ia mendampingi Alga datang ke sebuah acara pembukaan hotel salah satu koleganya. Asya tidak henti tersenyum hingga membuat Alga meliriknya diam-diam dengan senyum samar.

Beberapa menit kemudian mereka sampai. Asya melepas seatbelt, hampir turun sebelum Alga menahan lengannya. Laki-laki itu keluar lebih dulu kemudian membukakan pintu milik Asya. Tanpa merubah ekspresi, Alga mengulurkan tangan untuk menyambut gadis itu.

"Aku makin cinta kalau di giniin," ucap Asya dengan senyuman sebelum meraih tangan Alga. "Aku kan cinta Kak Alga banget. Demi mobil aku rela jatuh cinta."

Alga tidak menanggapi. Ia menunduk dan mengangkat tangan untuk merapikan rambutnya diakhiri dengan elusan di puncak kepala. Tatapan Alga naik, mata mereka bertemu. Tatapan itu membuat Asya merona tanpa sebab.

"Aku jadi jatuh cinta sama Kak Alga dari segala sisi. Kanan kiri, atas bawah, dari bayangannya pun aku cinta!"

"Lo bahkan gak tau makna 'jatuh cinta'. Untuk sekarang jangan bilang cinta lagi," larangnya.

"Kenapa?" tanya Asya kecewa.

"Bilang itu ke gue saat lo paham, saat lo sadar, saat lo tau kalau itu benar-benar perasaan cinta," ucap Alga. "Gue tau. Sampai sekarang perasaan lo ke gue cuma sebatas perasaan ke seorang Kakak. Gue mau lebih dari itu, Asya."

Asya pusing mendengarnya. "Jadi gimana cara aku tau kalau itu cinta?"

Alga tersenyum samar, ia mengedikan dagu ke tubuh atas Asya. "Lo bakal tau dari sana."

"Di mana? Ketiak aku?"

Mendengar jawabannya, Alga terkekeh. Cowok itu mundur selangkah untuk melihat sekeliling. Memastikan sepi, ia maju dan menarik Asya ke pelukannya secara tiba-tiba dan keras.

"Kak!" Asya akan menjauh namun Alga memeluknya lebih erat sampai-sampai telinga Asya yang berada di dadanya bisa mendengar detak jantung Alga dengan jelas.

"Ini reaksi jantung gue setiap ada di dekat lo."

"Kenceng banget? Kak Alga gak apa-apa?" Asya khawatir. Ia semakin merapatkan diri untuk memastikan. Tanpa sadar Asya menaruh tangannya di dada Alga dengan telinga menempel dan ekspresi serius. "Kok makin cepet?!"

ALGASYA ; STEP BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang