13 || First Day

266K 17.2K 3.3K
                                    


WOHOOO, 2K KOMEN AJA TEMBUS, AMPUN😭🙏

******

"LOH, EH?!" Asya panik karena tidak bisa membuka pintu kamarnya sendiri, pagi ini ia sudah siap dengan seragam barunya tapi tidak bisa keluar dari kamarnya. "Kenapa kekunci?!"

Ceklek!

Pintu terbuka, sosok tinggi Alga dengan seragam yang sama dengannya berdiri di depan pintu kamar Asya, laki-laki itu tampak tampan dengan jam tangan yang melingkar di tangannya.

Pintu terbuka, sosok tinggi Alga dengan seragam yang sama dengannya berdiri di depan pintu kamar Asya, laki-laki itu tampak tampan dengan jam tangan yang melingkar di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alga menatap lekat gadis itu dari atas hingga bawah sebelum menyunggingkan senyum kecil. Seragam itu cocok untuknya. Apapun yang di pakai Asya akan selalu tampak cantik di mata Alga.

"Udah siap berangkat?" tanya Alga.

Asya menggeleng. "Belum, aku kan belum siapin sarapan. Soalnya kamar aku gak bisa di buka dari pagi."

"Kenapa nggak minta tolong gue?" Alga mengangkat alisnya.

"Kak Alga pasti masih istirahat, nanti aku ganggu gimana?"

Alga menghela nafas. "Sampai kapan lo mau sungkan sama gue? Lo bilang cuma punya gue, tapi kenapa gak bisa bergantung ke gue aja?"

"Aku tau Kak Al pasti kecapean."

"Itu doang?" tanya Alga. "Gue tau lo mau ngandelin diri sendiri, tapi lo harus panggil gue kalau kesusahan. Apa guna gue kalau hal kayak gini aja gue gak bisa lakuin ke lo?" amuknya.

"Ish, Kak Alga," Asya menusuk kecil pinggang Alga dengan telunjuknya. "Masih pagi jangan marah-marah!"

"Mangkanya jangan mancing-mancing," seru Alga seraya mendorong kecil dahi Asya dengan jarinya. "Gue marah karena lo juga."

Asya mencebikan bibir. "Iya-iya! Aku yang salah!" gadis itu mengalah. "Kak Al sensi banget kaya cewek!"

Mendengar omelannya, Alga merasa ada yang berbeda. Tidak biasanya seorang Asya bersikap seperti ini di depannya. Biasanya gadis itu sangat sabar walaupun mulut Alga kadang kelewat tajam.

"Aish, dasi ini juga!" Asya menatap kesal dasi yang melingkar di lehernya dengan berantakan. "Siapa sih yang nyiptain dasi? Bikin repot aja makenya!"

"Lo yang nggak bisa, jangan nyalahin benda mati," ucap Alga lalu mendekatinya. "Sini gue benerin."

Alga menunduk dan menggerakkan tangan besarnya untuk meraih dasi motif garis di leher Asya, dengan cekatan ia memakaikan ulang dasi itu hingga membuat Asya terkagum. Sebenarnya apa yang tidak bisa Alga lakukan?

"Ayo turun," ajak Alga. Seperti biasa ia melangkah lebih dulu dan diikuti Asya yang selalu kesulitan mengikuti langkah panjangnya.

"Ini siapa yang masak?" tanya Asya melihat meja makan. "Bukannya kita nggak ada pembantu?"

ALGASYA ; STEP BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang