43 || Penyesalan

138K 9.3K 8.8K
                                    

ABSEN "HADIR" DULU DONG🍭

Follow akun ini sebelum baca, supaya dapat notif update! Biar nggak ketinggalan update bab terbaru yaa~

Follow Instagram
@algaravd
@jiaathe

****

Asya pingsan.

Terlalu banyak menangis, gadis itu akhirnya menutup matanya. Lelah, dingin, dan marah. Semuanya bercampur sampai akhirnya ia tidak sadarkan diri.

Gadis itu basah kuyup dan tubuhnya sangat dingin.

Alga menggendong Asya ke kamarnya lalu membaringkan tubuh gadis itu ke tempat tidur miliknya. Ya, kamarnya. Bukan kamar Asya.

Alga melepaskan pakaiannya yang juga basah, sampai kini tubuh bagian atasnya terlihat jelas tanpa terbalut kain sehelaipun. Tubuhnya yang seksi dan berotot tampak lebih indah dalam keadaan basah.

Tetap mempesona, meskipun ada banyak bekas luka mengerikan yang turut menghiasi tubuhnya. Luka itu sudah lama ada, Asya juga mengetahuinya. Hanya saja, tubuh Alga terlalu sempurna untuk fokus pada lukanya. Luka itu seakan tidak penting sangking sempurnanya pria itu.

Alga menuju walk in closed dan mengambil pakaian dan handuk sebelum kembali mendekati Asya.

Gadis itu pucat, darah seperti tidak mengalir ke wajahnya. Suhu tubuhnya juga ikut naik menjadi demam yang lumayan tinggi.

Alga melepaskan pakaian Asya dan menggantinya hanya dengan kemeja kebesaran miliknya. Alga mengurus Asya dengan telaten tanpa berniat melibatkan orang lain atau pelayan di rumah. Ia melakukannya sendiri. Mengompres Asya, mengeringkan rambutnya, terakhir ia memberikan Asya obat dan membuat gadis itu menelannya dalam keadaan tidur.

Alga merawat Asya selama berjam-jam sampai suhu tubuh gadis itu normal kembali.

Tidak ada raut khawatir di wajahnya yang datar. Tapi semua tindakan gesitnya lebih menunjukkan betapa Alga mengkhawatirkan gadis itu.

Alga naik ke atas ranjang dan berbaring di sebelah Asya. Karena tau Asya takut gelap, Alga sengaja tidak mematikan lampu kamarnya. Meskipun ia tidak bisa tidur dengan lampu menyala terang.

Alga menatap gadis itu lekat-lekat.

Menatap wajah cantiknya yang bahkan tetap menggemaskan meskipun ia dalam keadaan tidur. Tangan besarnya terulur menyentuh pipi kanannya, mengusap lembut tanpa bersuara.

"Maaf."

Suara Alga seperti sebuah bisikan.

"Maafin aku."

Lagi, laki-laki itu berucap.

"Maaf, Asya."

Kali ini Alga maju dan mengecup puncak kepalanya penuh sayang. "Maaf, maaf, maaf," tidak hentinya Alga mengucapkan itu dengan penuh penyesalan.

Padahal suaranya sangat pelan, tapi sepertinya gadis itu terganggu. Kelopak matanya bergerak pelan sebelum akhirnya terbuka dan memperlihatkan kedua matanya yang indah. Hal yang pertama kali Asya lihat adalah wajah Alga yang berada di atasnya dan sangat dekat.

Gadis itu refleks menarik selimut ke atas. Ia menutupi sebagian wajahnya kecuali mata. Ada ekspresi terkejut di wajahnya.

"Kak Al," gumamnya. Seketika mata gadis itu melebar saat menyadari Alga yang tidak mengenakan pakaian apapun.

Asya semakin terkejut, sadar dirinya sudah berganti pakaian. Asya melihat ke dalam selimut, gadis itu melebarkan matanya merasakan tidak ada apapun yang melapisi tubuhnya kecuali kemeja putih kebesaran yang lumayan tebal dan panjang. Mampu menutup tubuhnya sampai lutut.

ALGASYA ; STEP BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang