- IV. Jaden or Damian?

124 6 0
                                    

seperti janji yang Damian lontarkan semalam, hari ini mereka pergi ke tempat pet shop, sekaligus mengecek kesehatan, peralatan, makanan untuk tamu barunya, Vodka!!

"yuhuu, adek hepi gak?" Fuya bertanya tanya kepada Vodka setelah mereka berbelanja segalanya di toko hewan tadi, "hepi lah, pake duit saya!" sontak Damian, tapi Fuya tak acuh dan hanya melirik Damian saja yg sedang mengendalikan mobil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"yuhuu, adek hepi gak?" Fuya bertanya tanya kepada Vodka setelah mereka berbelanja segalanya di toko hewan tadi, "hepi lah, pake duit saya!" sontak Damian, tapi Fuya tak acuh dan hanya melirik Damian saja yg sedang mengendalikan mobil.

"dada!~ Momma kerja dulu yaaa!!" Damian mengangkat tangan Vodka dan melambaikannya kearah Fuya yang sedang berjalan di lobby, kemudian Fuya baru berjalan masuk lagi kearah resepsionis yang ada di lobby

Fuya baru saja membuka beberapa lembar kertas yang harus dikerjakan oleh resepsionis itu, kemudian Jaden datang dari sampingnya dan berketus "oh jadi itu Suami kamu?"

Fuya tersenyum lebar karena akhirnya Jaden mau berbicara lagi padanya, "I—iya, Jaden.." sejujurnya saja Jaden hari ini makin terlihat jauh lebih tampan dari minggu minggu lalunya, apa ini efek sudah menjadi mantan?

"he is not a Gentleman, lelaki mana yang cuma duduk di mobil dan gak anterin Istrinya sampai ke lobby?" disitu terlihat gaya Jaden yang menyombongkan diri, dia tersenyum miring berasa ingin merendahkan Damian

"tadi Damian mau anterin aku sampe lobby, tapi ngapain lah.. gaperlu, kan cuma sebentar doang." jelas Fuya

setelah mendengar jawaban Fuya, Jaden hanya berdecih dan menggelengkan kepalanya sebelum duduk di lounge dan bertemu dengan salah seorang tamu yang baru memasuki lobby. tak ingin mengganggu dan bertanya lebih kepada Jaden, akhirnya Fuya kembali lagi sibuk menulis kata kata yang harus terisi dikertas putih formulir.

 tak ingin mengganggu dan bertanya lebih kepada Jaden, akhirnya Fuya kembali lagi sibuk menulis kata kata yang harus terisi dikertas putih formulir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Iya, jadi .. suami saya itu sangat abusive, sudah banyak sekali saya kumpulin bukti bukti, tapi keluarga dia orang berada, mereka semua ancam saya akan dibuang bahkan saya diancam bakal dirusak namanya kalau sampai mengadu pada pihak yang berwenang.."

Client itu bernama, Jihan. dia adalah seorang korban kekerasan. Suaminya adalah salah satu anak pejabat yang ada dikota ini, sangat susah sekali bagi Jihan menghadapi suaminya yang selalu bertindak sesuka hati, Jihan mengakui dia sudah menggugurkan anaknya sebanyak 2 kali .. ini adalah anaknya yang ketiga kalinya, tapi kali ini dia ingin merasat dan melahirkan anak ini.

alasan dia menggugurkan anak ini karena suaminya memaksa dia, disaat Jihan menolak secara halus namun suaminya yang sangat tempramen itu langsung menghajarnya.

alih alih, Jihan mengumpulkan uangnya untuk membeli kamera CCTV yang kecil, semua rekaman itu dia simpan, dan dia berikan semuanya kepada Fuya.

"saya mohon banget, Fuschia. bantu saya keluar dan percepat proses penceraian saya,"

Jihan menangis tersedu sedu, dan Fuschia pun hadir untuk menenangkan tangisanya itu "baik, saya akan lakukan tugas saya dan pasti ngebela kamu, yang sabar ya ..? kalau ada bukti lebih banyak lagi kamu bisa langsung kasih ke saya, kirim saja ke Email saya, ya?"

"makasih banyak, ya.. saya harap masalah ini akan cepat usai karena saya gak kuat lagi."

Mendengar keluhan dari Clientnya tersebut dia langsung bekerja cepat, mengecek segala dokumen dan mencari semua analisis, Fuya juga sangat cepat dan tanggap aktif dalam menangani kasus suatu kasus

tak terasa matahari sudah tenggelam begitu cepat, semua dokumen yang berserakan segera Fuya kumpulkan dalam satu file, laptop beserta segala data yang Clientnya miliki dia simpan baik baik.

baru saja Fuya ingin meninggalkan ruang kerja, Jaden memasuki ruanganya terlebih dahulu.

"Can i make up for a bit? i know everything goes wrong between us, but look .. Sayang, aku masih mau terus sama kamu .. can we spend tonight with a little treat from me?"

Fuya sempat tersontak sebelum dia menghela nafasnya perlahan, dia menatap kearah lain untuk berpikir sejenak, dia juga masih belum bisa keluar dari jeratan cinta yang dimiliki pada Jaden.

"Yaudah, aku ikut .." wajah Jaden berubah manis, dia membawakan tas tas milik Fuya dan mengajaknya masuk kedalam mobil, "Jade ..? maaf ya."

saat Jaden berkendara dia sesekali melirik kearah gadis cantik disampingnya "gak peru minta maaf, bukan salah kamu.. Sayang."

"aku juga gak seharusnya bersikap kasar sama kamu, aku diemin kamu tanpa kabar jelas .. aku minta maaf ya, Chia..?" tambah Jaden dengan nada penuh rasa tulus, diambang rasa bersalah .. sebab bagaimana pun dia telah menjadi Istri dari seorang lelaki, tak seharusnya Fuya melakukan hal seperti ini

dari kaca sepion Fuya bisa melihat mata coklat terang milik Jaden yang sangat indah, dia masih terhanyut dengan Jaden dan masih belum bisa melupakannya, Ini salah, tapi Fuya merasa dia benar benar butuh Jaden disampingnya.

beberapa saat, Jaden menurunkan Fuya di suatu festival malam, dengan jajanan dan banyak hal lainnya disana, mereka berdua saling menggenggam tangan .. canda tawa juga terdengar dikedua telinganya.

⏱ 22.50

Fuya memastikan bahwa dia harus berhati hati saat membuka pintu agar tak ketahuan oleh Suaminya, sebenernya Fuya yakin Damian juga gak akan peduli denganya yang pulang larut malam, karena ya .. mereka berdua hidup masing masing saja

tapi Fuya tak bisa berbohong saat mengetahui Damian yang duduk diruang tengah, dia mematikan ponselnya saat Fuya baru saja menutup pintu rumah

"kemana aja?" tanya singkat itu diiringi wajah dingin Damian yang menampakan rasa tak suka, baru pertama kali Fuya melihat Damian seperti ini, jantung Fuya berdebar

'Mati gw.'

"abis dari kantor." Fuya masih mencoba untuk biasa saja, lalu dia melewati ruang tengah itu untuk pergi naik ke kamarnya, "emang saya udah selesai bicara sama kamu? gak pernah belajar sopan santun, saat bicara sama yang lebih tua?"

Fuya berhenti jalan dan akhirnya berbalik kearah Damian, "Maaf .."

"dari mana aja?"
"kantor."

Damian sepertinya tau kalau Fuya tidak menghabiskan waktunya sampai larut di kantor, "oh iya? kata resepsionis di bawah kamu udah ninggalin kantor kurang lebih jam 8 malam. gak mungkin kan, kalau kamu pulang pakai taksi sampai jam sebelas gini."

'kok dia bisa tau sampe se detail ituuu?? woii!!'

Damian tiba tiba bangun dari tempat duduknya dan berjalan mendekat kearah Fuya, "hape kamu budeg ya? saya teleponin terus terusan tapi gak di angkat."

"pergi sama siapa?"

pertanyaan itu ngebuat Fuya tak berani menatap Damian dan menggenggam erat tali tasnya, "Jaden."

  SELCOUTH .Where stories live. Discover now