- XIII. Perbandingan

41 5 0
                                    

Hari Pertama ..

Untuk Damian di Grayscale, dan di Bellathe untuk Fuya.

rencana, dalam waktu beberapa bulan singkat ini Tim Kinmiles dan Tim Grayscale akan dilanda penyelesaian yang rumit, melalui peningkatan proses verfikasi, penggunaan blockchain, peningkatan kolaborasi dengan bank ternama maupun terpercaya, juga pemantauan serta kebijakan lebih lanjut, dan membutuhkan waktu beberapa bulan untuk mencapai tingkat akhirnya, para pekerja Kinmiles dan Grayscale adalah pegawai-pegawai terpilih dan terverifikasi lebih .. secara kinerja dan hal lainnya, jadi akan sangat membantu untuk kedua perusahaan ini berkolaborasi.

Seorang bawahan Damian, Camila, kini sedang berdiri di hadapan mesin fotocopy, sembari ditemani sohib lamanya Damian yang bekerja di Grayscale, namanya si Inka Eladhifara.

"Hey Camila .. dari mana aja loo..??" dia menyapa, karena baru bertemu setelah berapa tahun lamanya tak bertemu teman seangkatan dulu, "Biasa laah .. sibuk, eh btw, Mas Damian masih di ruang meeting sama bokap gw ya In?"

Inka mengangguk, duduk di sebelah kursi kosong, "udah putus kapan tau manggilnya masih 'Mas' ajaa .. cie, galau pisan dong lo tau maret doi kawin?"

"biasa aja tuh.." Camila merespon asal, "alah alah .. kemarin kan kata lo meeting ketemuan Istrinya, gimana cakep gak??"

Jujur saja kalau Camila bisa menurunkan ego, mungkin dia akan mengakui betapa cantik dan sempurnanya Fuschia walau sebenernya titik fokusnya tak terarah pada Fuya, dan betapa dia cemburu telah mengakhiri hubungan dengan Damian di masa lalu hanya marena kesalahan diri sendiri, "cakep aja, kayak perempuan pada umumnya.."

dari ekspresi wajah, Inka hanya tertawa saja, tahu jelas materi yang dibawa membuat Camila merasa aware dengan penampilannya.

"In, emang menurut lo si Fuya dia kayak gimana orangnya? kalau di bandingin gw? gw bisa lebih better gak?"

Inka lagi lagi tertawa, "Jujur aja ya La, dia jauh diatas lo, bahkan perempuan aja bisa naksir banget sama Fuschia .. lo sih, cemburu dan iriii kaan gak bisa milikin Damian, makanya jadi ngebandingin diri sama diaa! Ahhhaha!"

"Ck, enggak, ngapain banget sih!" Camila menjawab sebal, "enggak, gw beneran mau tau aja .. dia orangnya gimana sih??"

Inka merapihkan hasil kertas yang tercetak, sementara bibirnya berkata "ramah, friendly abis, bahkan satu kantor disini se-30 lantai menara 1 dan menara 2 .. semuaaaa 9.500 pegawai disini, termasuk semua atasan maupun bawahan dia traktir makan, udah gitu pakai menu pulaak .. emang ya duitnya horang kaya .. mana itu restoran yang gw perlu nabung sebulan dulu lagi .."

Camila berdiri, ikut menatap kertas kertas yang berhasil di print, "mm .. kalau soal look menurut lo gimana ..??"

Inka menjawab "dia seneng banget pakai pakaian semi-formal maupun yang formal, baju baju dia tuh elegan sederhana dan selalu cinta banget pakai pin di baju, kalau untuk fisik .. dia jujur paras paripurna banget, bahkan Raya dan Mbak Sarah, cewek jawa dan si orang belasteran yang cantik nya kelewat masih insecure banget sama Fuya .."

"Idungnya gak terlalu kecil, tapi mancung, kulitnya keputihan-kuning langsat gitu .. terus dia punya dimple di sebelah kanan, matanya bagus banget, half-and-half monolid dan double-eyelid .. lebih tinggi dari lo, warna matanya itu rada ke-hazel-an gimana gitu, walau ada gingsul tapi giginya rapih banget, badanya lumayan berisi, sekel montok gitu, aduh udah deh .. La sumpah, dia waw banget."

"Ah kebantu makeup kali Iiinn.." Camila masih coba menyanggah sembari menggaruk kepalanya, "ya ampuun Laa, lo sih gak begitu merhatiin .. gw pernah duduk sampingan sama dia gak pake makeup .. GILA! mulus bener, udah gitu dia kalau makeup cuma kayak asal colek aja tapi tetep POLL! .. nanti deh kalau aja hari ini dia liat bojone,"

  SELCOUTH .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang