- VIII. Can we fix Us?

83 3 0
                                    

"Terpidana, Tuan Devan!! dengan ini dinyatakan bersalah! dengan hukuman penjara 10 tahun!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terpidana, Tuan Devan!! dengan ini dinyatakan bersalah! dengan hukuman penjara 10 tahun!"

Suara gemuruh Hakim memenuhi ruang keadilan , pada akhirnya Jihan berhasil lepas dari jeratan sang Suami, dia juga sekarang sudah bercerai dari seorang lelaki yang tak memiliki moral.

Jihan dan Fuya bersemangat, keduanya beriang gembira dan saling memeluk "Makasih banyak banget, saya harap keberkahan selalu sama kamu .. terimakasih udah bantu agar hidup saya bebas ya??"

Fuya hanya tersenyum dan membungkuk bahagia pada Jihan "gapapa, Mbak. emang sudah jadi tugas saya .. untuk menjaga keadilan pada jalannya.."

"yang terpenting sekarang Mbak Jihan sehat sehat terus, baby yang diperut semoga nanti lahir sehat dan cantik ya kayak mamanya, hehe."

Jihan mengangguk, lalu dia tersenyum. tak lama kemudian ada taksi yang singgah "sekali lagi, Fuschia .. terimakasih ya."

"iya mbak Jihan, terimakasih juga sudah mempercayai saya."

               — •

Tepat disaat Fuya berbalik badan, ada sesosok lelaki tampan yang sudah berdiri dengan tangan di saku celananya, "my sweet one succeed on those brain washing case yeah?" pengakuan Jaden dihadapan Fuya sembari menepuk tangan bangga.

"that was a tiny easy peasy lemon squeezy sir Jade." Fuya terkekeh saja, "are you free on tonight?" jelas, Jaden terkesiap dengan tawaran Fuya,

"im afraid it'll be an affair my honey."

Jaden terkesima lagi lagi, ada apa dengan Fuya? dialah yang lebih dulu memutuskan hubungannya, juga dia yang menggaris bawahi statusnya yang sudah menikah secara terang terangan kepada Jaden

"Chia.. kenapa? Babe, what's wrong with your husband?"

"enggak kenapa kenapa. aku cuma butuh perhatian kamu aja, Jade."
"i really miss you, Jaden. even kamu sering tidak menepati janji kamu untuk nikahin aku .."

Jaden kemudian menarik tangan Fuya kedalam ruang kerja pribadi, dia menuntun gadisnya untuk duduk di couch dengan .

Fuya tak mau menunggu lebih lama lagi, dia segera menenggelamkan dirinya dipelukan hangat Jaden, "I .. i miss you. so much." lantun pelan Jaden.

"boleh aku stay disini sedikit lama?" tanya Fuya menatap Jaden dari balik coat berwarna coklatnya, Jaden mengangguk gemas dan mengecup kening Fuya, "Babe, as long as you want .. yes, you will always be allowed to stay here, okay??"

tersipu, dia menghilangkan semua ego dan menutup kekesalanya pada Damian yang sekarang malah dekat dengan Lora itu, "i think he cheated on me."

Jaden perlahan mengambil dagu manisnya "Damian? kok bisa ada Affair?"

"gak tau dan aku gak mau tau juga."

22.30

Tidak seperti biasanya, Fuya malam ini benar benar pulang larut malam. Sempat jantungnya takut untuk pulang, takut bila Damian marah melihatnya yang pulang larut.

Tepukan sarkas berasal dari hadapan tepat di wajah Fuya, "hebat! pulang malam baju bau wangian laki laki.. hebat kamu Fusca."

"dari mana aja?"

saat ditanya bukanya menjawab Fuya malah jalan melewati suami tanpa sepatah kata pun, Damian yang mulai kesal membanting gelas berisi air itu diatas permukaan meja keramik "Tuli?? kalau saya tanya ya jawab!"

"punya sopan santun sama Suami gak kamu? telfon sengaja di reject, saya chat segala macam kamu online tapi gak read. pantas kayak gitu? sopan?"

Fuya sudah cukup dan muak dengan segala sikap Damian, dia berbalik kearah pria yang marah "Gini ya Mas, saya juga capek jadi Istri, dari awal nikah pun Mas masih sempet ada hubungan sama Alia tapi apaaa??? saya gak complain!! karena saya juga disitu sadar saya masih belum anggap pernikahan kita serius!"

"saya juga gak mau ngehabisin waktu hidup saya yang memang mungkin, this is God's fate for us to just .. get married, dan saya habisin waktu menikah saya dengan kesengsaraan! saya coba untuk move on dari Jaden tapi apa?? Mas jalan sama perempuan lain yang namanya Lora itu!"

"Mas ngobrol sama dia di Bar, Mas ngobrol sama perempuan itu di handphone! saya gak tau percakapanya apa .. cuma satu hal yang saya rasakan ... saya ngerasa kalau saya hanya sebatas pajangan hidup saja!"

"I know that you're a fucking player Damian!! i know .. but this marriage, is not a stupid game that you think you could get rid of whenever you felt like it!! you said that you respect woman bout how they feel for you.."

"and how about me? im your wife! the only one who'll stay with you till death! you can't even appreciate my feeling, your wife's feeling."

dengan nafas yang masih terengah engah, matanya tertahan air mata disana, Fuya mengambil tas yang sempat ia banting, kemudian berjalan cepat membanting pintu kamar.

detik waktu terus berjalan hingga ..

suara gagang pintu yang tertekan mulai bersuara, rongga dari pintu tersebut  melebar pelan pelan. Kemudian Damian berjalan kearah Fuya yang sedang memoleskan krim wajah dengan mata sembab, saat Fuya sadar adanya Damian dia langsung menoleh kearah lain

"Fusca .. come here, let's talk."

"gak perlu. kalau bisa saya malam ini pulang kerumah Mama."

kemudian Fuya bangun dari duduknya, dia mengambil tas selempang berwarna hitam, lalu dia masukan beberapa barang, tak lupa bahunya berbentrokan dengan Damian.

Damian langsung sekejap menahan lengan Fuya, "lepas."

"saya gak mau lepasin."

Fuya sempatnya mengerang kasar dikala tangan kekar suaminya menahan, "kamu gak boleh kerumah Mama."

"terus .. Mas maunya apasih??"

"i wanna fix us."

Fuya berdecih, terkekeh sarkas saat mendengarnya dia "fix us? Sir Damian, look yourself on the mirror. fix yourself before you fix us."

dengan cepat Fuya memijak kearah pintu utama, mengambil kunci mobil mini cooper milik dia. untuk terakhir kalinya .. Damian menarik, menahan langkah Fuya, melakukan hal yang tak terduga.

"you're not going anywhere."
"stay with me."

Sontak Fuya tertegun, disaat Damian menghidu dengan lembut tepi manis sang istri, ".."

Fuya menghela nafas, bagai rasa pertama itu menghipnotis seluruh seluk beluk. semua amarah seketika padam, terlebih saat Damian memeluk erat Fuya, melingkari tanganya tepat di pinggang kesayangan.

"terserah." saat mendengar suara Fuya, Damian melepas pelukan mencoba untuk menarik Fuya kedalam rumah. ".. am i .. that worthless in your eyes? till .. you always get a new girl? no, do you know .. that you're now, you and me .. are a married couple??"

"because, Damian .. i don't feel like im yours."

Damian tersimpul kecil, menatap Fuya lalu menyampingkan poni rambunyat. "saya paham .. kita masuk kedalam."

Tepat saat kedua pasangan masuk kedalam rumah l.. Fuya feel something around her, a beautiful hand with veins, and oh~ a cute wedding ring on the ring finger..

"Fusca .. you're mine. but now .. do you mind me, to own you ..?"

Fuya jelas tak berani berkutik, matanya somtak berkedip sesaat sebelum Damian lanjut berbicara lagi "you're at an age where you do understand what im talking about, do you?"

  SELCOUTH .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang