- XI. Pardon Me?

62 3 0
                                    

Piipp!!
Benar adanya, sesuai dugaan Damian.
banyak sekali pertimbangan bila Fuya ingin lanjut di bidang biologi dan mengikuti jejak Daner, dia hanya menghela nafas, karena faktanya Helen lebih setuju bila Ravenzi-lah yang menuruni bakat Daner, sedangkan Fuya ..?

Helen sesegera mungkin mengundang beberapa tamu pentingnya, memperkenalkan Fuya sebagai Assistant General Manager hotel Bellathe yang baru, dan akan menjadi seorang General Manage ataupun Chief Executive Officer, segera..

Hari ini dimulai dengan Fuya yang iseng membawakan roti kukus berbentuk panda dalam tas Damian, minggu ini dia akan ditinggal beberapa hari karena Damian ada jam terbang di wilayah lain, Fuya bisa saja ikut dalam penerbangannya. Tapi pertemuannya dengan Bu Mary, Mrs. Ainan, Pak Jeff, Pak Andre, Pak Raga, dan Bu Cassa mengatakan, Tidak.

06.00

"Bye, Safe flight .." Fuya mengecup pipi Damian, "Vodka jangan sampai kecemplung lagi." kata Damian, mengingat beberapa hari yang lalu Vodka sempet kecemplung di kolam renang, padahal niat Fuya hanya bebersih halaman belakang tapi anjing yang satu itu memang sedikit unik, dari ujung pintu yang terbuka dia mengikuti Fuya dari belakang, entah bagaimana dan apa yang ada dalam pikiran Vodka,

sebelum Fuya dapat menghampirinya Vodka malah melompat, bukanya tertangkap Fuya malah nyemplung .. iya, basah kuyup semua bulu bulunya

"Iya udah, gak bakal kejadian lagi itu .. eh gatau deh."

Damian ketawa, "Kamu juga jangan lupa nanti meetingnya, don't messed up. jangan badmood lagi karena keputusan akhir."

"dengan banyaknya achievement di bidang komunikasi especially dalam bahasa inggris, juga jebolan luar. of course they got some certain expectations from you .. you shouldn't make those expectations sebagai hal berat di bahu kamu, jadikan semua expectations itu menjadi reality."

Fuya mengangguk sumeringah, "Iya, Iya." kemudian ada beberapa barisan Pramugari yang nampaknya baru datang, ada Alia disana, dia tentu menatap Fuya tajam mendelik, dia tak merespon tatapan tajam tadi melainkan tersenyum saja, "Yaudah, safe flight ya Mas, pinkie promise, im not gonna messed up my day until the end.."

Damian menyodorkan kelingkingnya kemudian Fuya menyangkutkan miliknya, "Promise." dia melambaikan tangan sebelum Damian berbalik dan bayangnya menjauh dari pandangan, sebelum Fuya kembali pada tempat parkir, dia berbelok kearah toilet wanita

Suara keran dan cuci tangan yang hanya terdengar kini, dari belakang ada seorang wanita berseragam, gak perlu disebutkan kalian sudah pasti tau kan?

"Hey, Alia." kata Fuya, "Oh, kamu ya Istrinya Damian?"

Fuya mengangguk, "Iya,"
tertiba Alia tertawa menghina pada Fuya, "Kamu tuh tipikal cewek yang sibuk banget, ya? kasian deh kalau aku jadi Suami mu, pasti gak bisa nge-please Suami dengan benar."

"pardon me? sama sekali enggak, im glad even if im fucking busy, i could always spend my time together with my husband, hust the two of us being very romantic."

"Yaa, kan pernikahan yang palsu bisa aja di cover pakai rangkaian kata kata palsu" kaya Alia sedikit meninggi

but Fuya didn't stutter.

"ya, kalau orang yang dengki, dan masih iri .. mungkin orang itu sebel kali ya gabisa milikin Mas Damian haha, padahal toh itu salah dia juga, orang mana yang selingkuh and done some stupid things just because of truth or dare.."

"tolol banget gak sih?" dia tertawa kecil, seakan situasi berbalik menghina Alia. "kamu tetap gak bisa jawab pertanyaanku yang awal Fuya."

"apa?"

  SELCOUTH .Where stories live. Discover now